Happy reading readers!
Menceritan seorang gadis yang diberikan kesempatan untuk hidup kembali setelah kematiannya yang begitu mengerikan.
Purple anak dari Duke Vierra yang dititipkan pada Duke Hadid setelah kematiannya. Purple yang tumbuh dengan menjadi gadis yang cantik, dia begitu mencintai anak sulung dari Duke Hadid yang bernama Keyron.
Namun sayang cintanya yang begitu dalam tak terbalaskan bahkan cinta tulusnya dibalas dengan kematian yang begitu mengerikan, sehingga meninggalkan trauma yang begitu dalam pada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Burik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Keyron Cemburu
BRAKKK
Suara gebrakan meja yang begitu keras menggema di ruangan itu setelah mendengar laporan yang diterima oleh bawahannya.
“Dalle aku ingin malam ini kau hancurkan keluarga Retorst” ucap Keyron tajam dan wajahnya yanh begitu memerah menahan emosi.
“Baik tuan” ucap Dalle.
Retorst adalah nama marga dari keluarga Baron Retorst yaitu keluarga dari Anneth Retorst.
“Wanita ja**ng itu beraninya dia mengganggu gadisku” ucap Keyron.
“Dan untuk lady Ciera Agasta setelah ini adalah giliranmu” ucap Keyron tersenyum menyeramkan.
Keyron menerima informasi jika Purple terkena teh panas dan tangannya terluka disebabkan oleh pelayan yang tak lain adalah suruhan Anneth dan Ciera.
Keyron segera berlalu dari ruang kerjanya dan menuju ke kastil Vierra menemui Purple.
“Kakak…” ucap Deron yang menghampiri Keyron.
“Ada apa?” Tanya Keyron datar.
“Akhirnya aku libur dari akademi, aku sangat bosan disana sama sekali tidak ada yang menarik” ucap Deron.
Keyron hanya mendengarkan ocehan adiknya, tanpa menanggapi.
“Kakak akan kemana? Kakak apakah bisa mengajarkan aku per pedang hari ini?” Ucap Deron.
“Hari ini aku ada urusan Deron jadi aku tidak mengajarimu” ucap Keyron.
Walaupun sikapnya dingin terhadap Deron namun dia peduli terhadap adiknya itu.
“Yahh, tidak apalah” ucap Deron kecewa.
“Aku pergi dulu, kamu belajarlah dulu dengan Dalle saat dia kembali nanti” ucap Keyron.
“Baik kakak” ucap Deron.
Keyron pun berlalu dari sana menuju tempat dimana gadis tercintanya berada.
*******
“Dimana Purple?” Tanya Keyron pada Lili yang sedang membawa nampan yang berisi piring yang sudah kosong.
“Hormat tuan Duke, nona sedang berada di kamar” ucap Lili sopan.
Keyron pun langsung menuju ke kamar, saat telah sampai dia langsung saja membuka pintu dengan keras sehingga membuat Purple menoleh ke arahnya.
Keyron pun dengan tergesa- gesa menuju ke arah Purple dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
“Kamu tidak papa? Mana yang sakit?” Ucap Keyron khawatir.
“Maaf tuan Duke saya tidak bisa bernafas” ucap Purple yang dipeluk begitu erat oleh Keyron.
“Akh maaf” ucap Keyron melepas pelukannya.
Keyron melihat tangan Purple diperban, dia langsung mengambil tangan Purple dan menatapnya dengan kesal dan sedih.
“Maaf aku tidak bisa melindungimu saat itu” ucap Keyron.
Purple pun menarik tangannya dari Keyron.
“Saya tidak papa tuan Duke, anda tidak perlu mengkhawatirkan saya” ucap Purple.
“Aku akan membantumu mengganti perbannya” ucap Keyron.
Melihat kain kasa itu melekat pada tangan Purple membuatnya menjadi kesal apalagi dia tahu jika Marquies Elion lah yang mengobati dan memakaikan perban itu pada Purple.
“Tidak perlu tuan Duke, perban ini masih baru” tolak Purple.
“Tidak bisa, aku akan tetap mengganti perban itu” ucap Keyron mutlak tak mau dibantah.
“Pelayan!” Panggil Keyron.
“Hormat tuan Duke, apa yang perlu saya bantu?” Tanya Lili yang baru saja datang dan mendengar Keyron memanggil pelayan dia langsung cepat menghadap.
“Cepat ambilkan obat dan kain kasa baru” ucap Keyron.
“Baik tuan Duke” jawab Lili.
Keyron pun menuntun Purple untuk duduk di sofa, dan dia duduk disebelahnya.
“Ini tuan Duke” ucap Lili meletakan obat dan kain kasa yang diminta Keyron di meja deket sofa, setelahnya Lili keluar dan berjaga di depan pintu.
Keyron pun dengan hati- hati melepaskan perban di tangan Purple, dia dapat melihat tangan Purple yang melepuh dan itu membuatnya semakin marah.
“Aku akan menghabisi orang yang melakukan ini” geram Keyron.
Mendengar itu Purple hanya bisa mengernyitkan alisnya, dia menatap wajah Keyron yang begitu tampan dan sangat serius mengoleskan salep pada tangannya.
“Hemm aku tau aku tampan” ucap Keyron tersadar Purple terus menatapnya.
Purple pun langsung mengalihkan pandangannya, dia malu karena Keyron mengetahui bahwa dia sedang menatapnya.
Purple tidak tau perasan takutnya perlahan menghilang tapi masih ada jika berdekatan dengan Keyron.
“Aku akan memakaikan perban” ucap Keyron setelah selesai mengolesi salep.
Keyron dengan telaten memakaikan perban dan penuh kehati- hatain.
“Hemm aku tidak suka kamu dekat- dekat dengan Marquies itu” ucap Keyron tanpa melihat Purple karena masih fokus memakaikan perban.
“Aku cemburu” lanjutnya.
Setelah selesai memakaikan perban dia menatap wajah Purple dengan lekat.
“Jauhi dia Purple atau aku akan membunuhnya” ancam Keyron.
“Tuan Duke anda tidak bisa mengatur saya ingin dekat dengan siapa dan juga saya dan tuan Marquies tidak memiliki hubungan apa- apa” ucap Purple gugup, dia takut apalagi Keyron tidak pernah ingkar disetiap ucapannya, jika dia bilang seperti itu makan akan dia lakukan:
“Hemm aku tidak peduli, aku cemburu jadi aku mohon jangan pernah berdekatan dengan pria manapun” ucap Keyron lembut namun tegas.
“Jika kamu melanggar aku tidak akan segan- segan menghabisi mereka” lanjut Keyron.
Wajah purple menunduk, ingatan masa lalu kembali teringat dimana Keyron membunuhnya dengan kejam, dia tau pria di hadapannya ini sangat mengerikan bahkan iblis saja mungkin kalah dengannya.
Melihat Purple menunduk dan gemetaran membuat Keyron khawatir dan langsung memeluk gadis itu.
“Aku tidak akan menyakitimu… jadi kamu tidak perlu takut” ucap Keyron menenangkan Purple.
Dia merasakan tubuh Purple yang gemetaran di dalam pelukannya, Keyron merasa bersalah seharusnya dia tidak perlu berbicara seperti itu, kini dia membuat gadisnya menjadi takut.
“Tuan Duke jangan membunuh lagi” guman Purple pelan dengan air mata yang sudah turun.
Keyron pun melonggarkan pelukan dan menangkap kedua pipi Purple, dia melihat air mata jatuh membasahi pipi Purple.
“Maaf… gara- gara aku kamu menjadi ketakutan seperti ini, aku mohon jangan menangis” ucap Keyron sambil menghapus air mata itu.