Kata orang pernikahan adalah salah satu hal yang paling membahagiakan. Tapi ternyata mereka salah. Menikah dengannya dan hidup bersama dengannya adalah awal dari sumber sakit yang kurasakan. Awal dari luka yang tak pernah sembuh dan sakit yang selalu tak berujung. Bahagia? Apa itu? Rasanya itu seperti mimpi disiang bolong. Jika itu mimpi, maka mimpi itu ketinggian. Tapi.. Bolehkan aku menggapai mimpi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pink berry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Para Penguasa
Udara malam hari ini terasa lebih dingin dibanding malam sebelum nya. Dibalik meja kebesaran nya, duduk seorang Orion Ivander Damian. Ia menatap selembar undangan yang baru saja dikirimkan untuk nya. Sebuah undangan dengan simbol kebesaran sang penguasa.
Tatapan nya begitu tajam ketika melihat undangan tersebut. Undangan tersebut bertuliskan kata-kata singkat namun sarat akan makna dan ketegasan dari si pengirim.
"Kehadiran Anda diwajibkan pada pertemuan pemimpin dunia.
Lokasi: Pulau Jeju, Seoul, Korea Selatan
Tanggal: 20 Desember
Hormat kami,
Qian Kun, Pemimpin Wilayah Asia."
Qian Kun. Orion mendengus pelan. Nama itu kembali muncul. Nama yang tidak terlalu disukai oleh Orion. Qian Kun, rivalnya sejak dulu. Diantara mereka memang tidak pernah ada singgungan sebelum nya. Tapi entah mengapa Orion menganggap Qian Kun sebagai rivalnya.
Pria berdarah China itu telah berhasil menjadi pemimpin wilayah Asia ternyata. Sosok Qian Kun yang dikenal Orion bukan hanya seorang penguasa yang berkuasa di dunia hitam, tapi juga seorang pemimpin di dunia terang sekarang ini.
Qian Kun adalah salah satu contoh keseimbangan yang sempurna. Selain mempunyai sisi gelap, ia juga mempunyai sisi putih nya. Pria itu berhasil menata hidup nya dengan begitu sempurna. Tak ayal, banyak orang yang sangat mengagumi nya dari dulu.
Qian Kun, pria itu sangat sulit untuk ditebak jalan pikiran nya. Orion tahu, untuk menjadi seorang Kepala Wilayah itu bukanlah perkara yang mudah. Banyak hal yang harus ia korbankan. Banyak pertarungan yang harus ia hadapi.
Untuk menjadi seorang Kepala Wilayah ia juga harus memiliki nama yang cukup berpengaruh dan disegani di dunia hitam ini. Apalagi yang ia pegang mencakup satu wilayah Asia. Dan Qian Kun berhasil memiliki nya.
Orion menatap lekat undangan tersebut. Pertemuan ini bukan hanya sekedar pertemuan rutin yang diadakan setiap 6 bulan sekali. Tapi pertemuan yang membahas tentang stabilitas kekuasaan, wilayah, dan kesetiaan.
Sejak dirinya kembali ke dunia hitam ini, Orion tahu cepat atau lambat ia akan bertemu dan berhadapan langsung dengan Qian Kun. Adik kelasnya dulu yang terkenal dengan kemampuan cerdasnya.
Tepat setelah pengumuman itu disebar luaskan, hari yang di tunggu itu pun tiba. Tepat hari ini di salah satu Hotel mewah di Pulau Jeju, Seoul, Korea Selatan pertemuan itu diselenggarakan. Kedatangan sang kepala wilayah adalah yang paling di tunggu oleh semua orang yang hadir di jamuan tersebut.
Ketika Qian Kun memasuki aula pertemuan, semua mata tertuju padanya. Sosok pria dengan setelan berwarna gelap itu memancarkan aura wibawa sang pemimpin yang tidak perlu untuk di pamerkan lagi.
Qian Kun pria berusia 34 tahun itu, siapa yang tidak mengenal dirinya. Selain seorang pemimpin di dunia bawah, ia juga seorang anggota parlemen yang disegani di Korea Selatan. Karisma yang ia memiliki memancarkan ketegasan dan kewibawaan seorang pemimpin. Qian Kun adalah wujud keseimbangan antara kekuasaan gelap dan kehormatan publik.
Semua orang memperhatikan setiap gerak gerik pria itu sampai ia berhasil menduduki bangku kebesaran nya. Ia menatap semua orang yang berada di ruangan ini. Mata nya tertuju pada satu sosok yang tidak asing baginya. Orion Ivander Damian.
Kakak kelas nya dulu sewaktu di bangku SMA. Entah dari mana muasalnya, Qian Kun juga menganggap kakak kelas nya ini sebagai sosok yang tidak dapat diremehkan. Orion Ivander Damian. Adalah sosok yang pernah dikagumi oleh Qian Kun dulu.
Bagi Qian Kun, Orion Ivander Damian adalah sosok misterius yang ditakuti oleh siapa pun yang melihatnya. Ia adalah bukti kekejaman yang berpadu yang tidak dapat dihindarkan. Dan Qian Kun percaya, kembali nya seorang Orion Ivander Damian ke dunia bawah ini, pasti ada sesuatu yang menggangu pikiran pria berusia 35 tahun itu.
Suasana pertemuan di aula itu terasa mencekam. Sama sekali tidak ada yang bisa mencairkan suasana di dalam nya. Wajah orang-orang yang berada di sana menunjukkan kewaspadaan nya masing-masing. Qian Kun menyunggingkan senyum tipis nya. Hampir tidak terlihat oleh siapa pun.
Orang-orang ini terlalu menunjukkan sisi ketakutan nya. Padahal ini hanya pertemuan biasa bukan? Kenapa harus se was-was itu? Ia mengetuk-ngetuk meja dengan jari nya. Ekor mata nya melirik satu persatu orang-orang di sana.
Orion tahu apa arti tatapan dan senyum tipis yang dikeluarkan oleh Qian Kun. Pria itu sudah menemukan mangsa nya ternyata. Bahkan dengan sekali lirikan saja Orion sudah paham bahwa sebentar lagi pasti akan terjadi pertumpahan darah di sini.
Orion mulai menghitung,
Satu.
Qian Kun berdehem pelan. "Sepertinya cuaca di malam ini kurang bersahabat ya?" mendengar suara hujan deras di luar sana. Ia menyunggingkan senyum misterius nya.
Dua.
"Mr. Xie dari Hongkong ada yang ingin disampaikan?" menatap seorang pria di sudut meja. Tatapan pria itu menahan emosi ketika Qian Kun menatap nya. Ada sesuatu yang tidak beres di sana.
Tiga.
BRAKKK!!
Mr. Xie menggebrak meja di depannya. Semua mata tertuju pada nya. Wajah nya begitu merah padam seperti siap meledakkan amarahnya.
"Tuan Qian, ini tidak adil untuk bisnis kami!" suaranya mulai meninggi, ia mengepalkan tangannya di bawah meja. “Bagaimana bisa Tuan Lee merusak kepercayaan kolega kami dan berpaling dengan mencari investor lainnya?! Ini penghinaan!”
BRAKKK!!
"Cukup Mr. Xie!" itu suara Tuan Lee. Pria itu juga tak mau kalah ternyata. Tatapan mata mereka saling beradu. "Penghinaan kata mu?! Kau yang tidak bisa beradaptasi dengan pasar! Kenapa malah menyalahkan kolegamu jika mereka mencari peluang yang lebih menjanjikan! Kau terlalu serakah, Mr. Xie!"
"Kau yang memulai semua ini, Tuan Lee!"
Qian Kun menatapnya dengan datar. Orang-orang ini, kenapa menganggap pertemuan ini sebagai bahan lelucon. Ia mendengus pelan. Liu Yang Yang sang asisten menatap tuan nya. Ia paham jika tuan nya ini sudah mulai bosan dan akan segera mengakhiri pertengkaran ini.
"Tuan Lee, Mr. Xie. Harap kendalikan suara anda. Ada Tuan Qian disini. Tolong jaga sikapnya." Itu Liu Yang Yang yang berbicara. Tidak salah jika Qian Kun selalu membawa Yang Yang untuk setiap pertemuan. Asisten nya itu cepat membaca situasi dan tidak perlu diajari dulu baru bertindak.
Untuk situasi seperti ini, Liu Yang Yang memang lah pilihan yang pas. Tuan Lee menatap tidak suka ke arah Yang Yang. Terlihat jelas bagaimana ekspresi nya sekarang.
Delapan.
"Ini bukan urusan anda, Asisten Liu. Jadi anda yang harus menjaga sikap!" jawab Tuan Lee dengan nada yang begitu angkuh. Cukup sudah. Liu Yang Yang sudah habis kesabaran sekarang. Untuk situasi seperti ini, dia juga sudah diizinkan untuk bertindak jika itu diperlukan.
Dengan sekali gerakan-
...-...
...-...