NovelToon NovelToon
ALARICE ACADEMY

ALARICE ACADEMY

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:356
Nilai: 5
Nama Author: FILIA_

[𝐄𝐥𝐝𝐡𝐨𝐫𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬#𝟏]

ON GOING!!!

Percayakah kalian dengan sesuatu yang berbau sihir?. Di Eldhora itu sudah menjadi hal yang lumrah. Namun tak hanya karena penyihirnya, ada keluarga bangsawan, ksatria, dan roh yang diberi kesempatan kedua menjadi satu dalam tempat ini

Alarice Academy. Sebuah sekolah yang menjadi tempat impian semua warga Eldhora. Cerita ini tentang Esther, seorang bangsawan yang memiliki takdir luar biasa

Bersama dengan anak-anak dari asrama lain, mereka diberi tugas untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan di masa lalu

Apakah mereka mampu mengalahkan kegelapan yang telah lama terkunci, ataukah nasib Eldhora akan terjebak dalam lingkaran tak berujung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FILIA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 24

...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...

...•...

...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

"Pruu… pruu…"

"Emm, apa sih Blackie?. Aku mengantuk!"

Mata Ivory terbangun perlahan dan seketika membelalak kaget melihat orang-orang yang ada di rumahnya

"Siapa kalian?!"

"Nyonya Ivory Ethanol kan?. Esther bilang kami harus menemuimu."

Ivory tertegun mendengar ucapan Paula, dalam sekejap dia langsung pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya lalu membereskan barang-barang di rumahnya tapi karena terburu-buru dia terjatuh tersandung gelas yang ada di lantai

"N-nyonya baik'saja?" kata Freya hendak membantunya tapi Ivory lebih dulu berdiri

"Ya aku baik-." Ivory diam menatap dalam mata Freya

"Nyonya?"

"Entah kenapa … aku familiar denganmu." Freya dan yang lain tertegun

"Ekhemm, maaf ya aku ketiduran. Harusnya aku menjemput kalian tadi, tapi sepertinya kalian tau jalan."

"Monster diluar sana yang memberitahu," sahut Atlas sambil menatap tajam Renji yang mencoba menyentuh barang-barang disana

"Oh tumben. Baiklah, silahkan duduk. Blackie buatkan teh untuk para tamu kita ya."

Blackie, si laba-laba berekor kalajengking, mengangguk kemudian melewati mereka untuk pergi ke dapur. Freya menjerit takut dan langsung bersembunyi di belakang Atlas membuat wajah laki-laki itu memerah

"Hee ekhemm ekhemm." Renji tertawa puas mendapat tatapan kesal Atlas lalu kabur

Esther memperhatikan tempat tinggal wanita itu, seperti kubah yang terbuat dari kain tebal dan diselimuti oleh sihir sehingga tahan dari badai. Selain adanya kasur, rak, dan juga peralatan rumahan di ujung kubah, di tengah-tengah tempat itu ada sebuah meja bundar yang terdapat tabung-tabung dengan cairan sihir di dalamnya

"Atlas." Sang empunya nama menengok

"Kenapa?"

"Apa kau cukup familiar dengan benda-benda ini?" Atlas mengangguk

"Aku tak mau memberitahumu, itu merepotkan." Esther menatap kesal disusul tawa teman-temannya

Alarion hanya melihat itu dari jauh, dia hanya belum merasa terbiasa hingga tiba-tiba tak sadar Blackie datang dengan nampan berisi gelas-gelas berisi teh

"Pruu… pruu…"

"T-terimakasih. Kenapa suaramu tidak sesuai dengan penampilan mu ha?"

Blackie kemudian membagikan minuman ke yang lain. Seperti biasa Freya yang takut dengan serangga terus bersembunyi dan Erynn yang mengambilkan minumannya

Tak lama kemudian Ivory akhirnya kembali masuk bersama dengan para guru, rupanya mereka mengobrol terlebih dahulu diluar

"Baiklah kalian sudah puas minum teh kan?. Sekarang aku mau tau tujuan kalian datang. Guru-guru ini bilang hanya kalian yang punya jawabannya," ucap Ivory

Mereka berenam saling tatap. Esther maju mewakilkan teman-temannya

"Reliquar. Tiga diantara kami masih belum dapat tapi kami harus belajar sihirnya lebih cepat. Oh dan Alan- maksudku Alarion, kami menduga dia menjadi 'wadah' reinkarnasi kaisar pertama."

Ivory diam membuat Esther menelan ludahnya gugup, tiba-tiba saja wanita itu menepuk tangannya dan tanah bergejolak. Meja bundar yang berada di tengah kubah itu terbuka menampilkan sebuah tangga menuju bawah tanah

"Wow." Satu kata yang keluar dari mulut mereka bersamaan

"Aku kan sudah bilang, selama di Eldhora hal tak mungkin akan menjadi mungkin. Semuanya ikuti aku!"

Esther melirik Valent sedikit ragu, setelah mendapat anggukan dari masternya itu mereka kemudian menuruni tangga itu secara perlahan. Meja tadi kemudian kembali menyatu dan Blackie akhirnya menikmati waktu sendirinya

"Wow tempat apa ini?" kata Renji

"Ha?. Kau bisa melihat padahal gelap begini?" ketus Atlas yang dijawab anggukan roh itu

Ivory dan Ronald menyalakan lentera

"Roh bisa melihat sesuatu di dalam gelap, catat itu anak-anak." Ivory pergi duluan kemudian menggantungkan lentera itu di dinding

Plokk Plokk

Suara tepukan tangan dari wanita itu membuat tanah kembali bergejolak, lilin-lilin yang melayang disana menyala dan mereka baru tahu tempat itu semacam sebuah laboratorium kuno dengan rak-rak buku di ujungnya

"Tempat apa ini?" gumam Erynn

"Ini adalah tempat dimana aku menciptakan sihir baru." Semuanya saling tatap

"Boleh aku bertanya?" Renji tiba-tiba mengangkat tangannya

"Silahkan."

"Kau kan orang penting, tapi kenapa tinggal di tempat mengerikan begini?" tanyanya, Atlas mencoba menutup mulutnya sementara Esther dan yang lain hanya tersenyum datar

Ivory diam mencoba memikirkan jawaban yang tepat

"Sebagai seorang pesohor dunia sihir sekaligus ilmuan, aku perlu menggunakan alam untuk kemurnian sihirku. Yahh anggap saja aku memberi rumah baru untuk hewan-hewan gelap yang tak diinginkan dunia ini." Renji mengangguk paham masih dengan tangan Atlas yang menutup mulutnya

"Lalu apa yang mereka berikan padamu?" Kini giliran Freya yang bertanya

"Apa saja. Air liur, air mata, racun, apapun bagian dalam tubuh dan juga tempat tinggal mereka yang bisa ku manfaatkan. Sudah, aku tidak terlalu ahli menjawab pertanyaan. Kau tadi bilang hanya dua diantara kalian yang baru mendapat Reliquar kan?"

Esther tersentak dan mengangguk. Ivory kemudian membuka tutup sebuah gentong miliknya dan memasukkan ramuan-ramuan buatan dengan mulutnya yang terus berkomat-kamit membaca mantra

"Freya?" Semuanya menengok saat Freya tiba-tiba saja maju dengan dahi mengerut

"Aku … seperti pernah mendengar mantra yang dia baca. Lynette!"

"Lynette?. Bagaimana dia bisa tau penyihir Elvish?!" sentak Renji

Ivory tersenyum lalu mengeluarkan tongkat sihirnya

"Obscura Detecta!"

Semuanya mundur saat kilatan petir keluar dari gentong itu, tapi tidak dengan Freya. Gadis albino itu memegang dada kirinya yang berdegup kencang, perasaan yang sama ketika pertemuan pertamanya dengan Lynette

"Keluarlah, Librum Obscura!"

Ledakan terjadi sampai semuanya jatuh ke lantai. Mata Freya terbelalak saat sebuah buku keluar dari gentong itu dan mendarat di tangannya

Sebuah buku tebal bersampul ungu tua dengan corak akar yang mengikat buku itu

"I-ini…"

"Bagaimana bisa Librum Obscura ada padamu?" ucap Ronald. Ivory mengangkat pundaknya santai

"Ini belum selesai." Ivory meraih satu tabung berisi cairan berwarna hijau pekat kemudian menuangkan ke gentong lalu secara tak terduga dia memanggil Atlas

"A-aku?. Tumbalkan dia saja." Renji berseru tak terima

"Tak perlu takut, anak tampan. Kau bisa percaya padaku. Kemarikan tanganmu."

Esther menyemangati lewat tatapannya. Atlas menelan ludahnya dan mengulurkan tangan, tepat ketika Ivory memasukkan tangannya ke gentong dengan paksa dia menahan jeritannya

"Coba temukan apa yang harus kau temukan."

"A-apa?"

"Tanya hatimu." Ivory mundur dan menyuruh mereka untuk menunggu

"Atlas percepat. Sebentar lagi pagi," tutur Valent cuek

Atlas berdecak kesal, dia menarik nafas kemudian memberanikan diri untuk meraba di dalam gentong itu. Dahinya mengernyit melihat air di dalamnya yang membentuk orang

"Yang Mulia…"

"Aku membebaskanmu karena kebaikan hatimu pada Eldhora, Lucien Verdia. Bersumpahlah untuk setia dan menggunakan kemampuanmu itu untuk kejayaan Eldhora."

"…Aku bersumpah, Yang Mulia agung."

"HUAH!"

Semuanya, kecuali Ivory, terkejut dan sontak menangkap tubuh Atlas yang terlempar. Laki-laki itu menarik nafas dengan wajah panik sampai menyadari sebuah batu Emerald di tangannya

"C-Chimeric Gem."

"Kau … memiliki dua Reliquar?!. Sebenarnya siapa kau?" sentak Ronald. Paula mencoba menahannya

"Dasar, padahal sudah ku bantu lho. Yahh wajah sih, Antonious yang memberikan batu itu padaku. Ah tapi kalau buku itu dulunya milik temanku, aku sama sekali tak berani untuk menyentuhnya dan kurasa sekarang sudah berada di tangan yang tepat."

Esther dan Erynn saling tatap

"Apa dia … Isaacs Arthemis?"

Ivory tersenyum tapi kemudian memori-memori bersama pria yang ia cintai itu kembali teringat

"Nyonya." Ivory tersentak dan mengusap matanya yang berair

"Ah ya, kau berkata sesuatu?"

"Kami tau apa yang terjadi pada beliau. Dan aku … pernah membunuh Gunther, aku bisa melakukannya lagi kalau kau mau." Ivory tertegun mendengar penuturan Erynn

"Gunther itu … abadi. Tapi kejahatan tak bisa selamanya ada di dunia ini, itu yang dikatakan kaisar pertama seabad lalu. Dan kalau memang harus ada pertumpahan darah, maka lakukanlah untukmu sendiri, tak perlu pikirkan aku. Aku sudah … ikhlas."

Semuanya tertegun dan tersenyum. Melihat wajah senang anak-anak muda itu menghangatkan perasaan Ivory, baru kali ini ia kedatangan tamu. Sebelumnya dia tidak pernah didatangi oleh anak-anak yang mengikuti Mythic Trails karena tidak berani padanya

"Anu…" Perhatian semuanya teralihkan pada Renji

"Apa aku tak kebagian?"

"Ah soal itu. Kalian pikir Mythic Trails menjadi perjalanan terakhir dalam pembelajaran kalian?. Tidak, setelah ini pergilah ke bukit Astranova dan temui pemimpin desa roh disana. Hugo Llouis."

...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...

1
Faras Anggreini
semangat lanjut thor
Redvelvet1
"Ahli Ilmuan" gak usah pake Ahli
Mèo con
Kebangkitan!
Mít ướt
Nah, ini baru kualitas cerita yang oke!
eclipsvenue: (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!