Di dunia di mana para dewa pernah berjalan di antara manusia, sebuah pedang yang terlupakan bangun, melepaskan kekuatan yang dapat mengubah dunia. Seorang pemuda, yang ditakdirkan untuk kehebatan, menemukan sebuah rahasia yang akan mengubah nasibnya, tetapi dia harus memilih pihak, pilihan yang akan menentukan nasib dunia. Cinta dan kesetiaan akan diuji ketika dia menjelajahi dunia sihir, petualangan, dan roman, menghadapi ancaman yang dapat menghancurkan jaringan eksistensi. Warisan Para Dewa menunggu... Apakah kamu akan menjawab seruannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pramsia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10: Menjelajahi Masa Depan, Memilih Jalan
Jian dan Mei berjalan bersama di tengah pegunungan yang menjulang tinggi. Udara sejuk dan segar membelai kulit mereka, membawa aroma pinus dan lumut yang menyegarkan. Mereka berdua telah melalui banyak hal bersama. Mereka telah saling mendukung dan menghibur. Mereka telah saling jatuh cinta. Cinta mereka telah memberikan mereka kekuatan dan inspirasi baru.
"Aku merasa bahagia, Mei," kata Jian, menatap ke arah Mei dengan mata yang penuh cinta. "Aku merasa telah menemukan makna sejati dari hidupku."
"Aku juga merasa bahagia, Jian," jawab Mei, menatap ke arah Jian dengan mata yang penuh kasih sayang. "Aku merasa telah menemukan tujuan hidupku."
Mereka berdua telah menemukan makna sejati dari hidupnya. Mereka berdua telah menemukan tujuan hidupnya. Namun, mereka juga menyadari bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Mereka masih banyak hal yang harus dipelajari dan banyak tantangan yang harus dihadapi.
"Aku ingin terus belajar, Mei," kata Jian. "Aku ingin terus berkembang. Aku ingin terus mencari kebenaran."
"Aku juga ingin terus belajar, Jian," jawab Mei. "Aku ingin terus berkembang. Aku ingin terus mencari cinta."
Mereka berdua telah menemukan jati dirinya. Mereka berdua telah menemukan tujuan hidupnya. Namun, mereka juga menyadari bahwa mereka harus terus belajar dan terus berkembang. Mereka harus terus mencari kebenaran. Mereka harus terus mencari cinta. Mereka harus terus mencari makna sejati dari hidupnya.
"Kita harus terus berjalan, Mei," kata Jian. "Kita harus terus mencari. Kita harus terus belajar. Kita harus terus berkembang."
"Kita harus terus bersama, Jian," jawab Mei. "Kita harus terus saling mendukung. Kita harus terus saling menghibur. Kita harus terus saling mencintai."
Mereka berdua telah menemukan makna sejati dari hidupnya. Mereka berdua telah menemukan tujuan hidupnya. Mereka berdua telah menemukan jati dirinya. Mereka berdua telah menemukan cinta. Namun, perjalanan mereka baru saja dimulai. Mereka masih banyak hal yang harus dipelajari dan banyak tantangan yang harus dihadapi. Mereka harus terus berjalan. Mereka harus terus mencari. Mereka harus terus belajar. Mereka harus terus berkembang. Mereka harus terus bersama. Mereka harus terus saling mendukung. Mereka harus terus saling menghibur. Mereka harus terus saling mencintai.
Jian dan Mei tiba di sebuah persimpangan jalan. Jalan di depan mereka terbagi menjadi dua. Satu jalan menuju ke arah Lembah Tersembunyi, tempat di mana Jian telah belajar kultivasi dan menemukan jati dirinya. Satu jalan menuju ke arah dunia luar, dunia yang penuh dengan tantangan dan peluang.
"Ke mana kita harus pergi, Jian?" tanya Mei.
Jian menatap ke arah kedua jalan itu. Ia merasa bimbang. Ia ingin kembali ke Lembah Tersembunyi, tempat di mana ia telah belajar banyak hal dan menemukan makna sejati dari hidupnya. Namun, ia juga ingin menjelajahi dunia luar, dunia yang penuh dengan tantangan dan peluang.
"Aku ingin kembali ke Lembah Tersembunyi, Mei," kata Jian. "Aku ingin belajar lebih banyak dari Master Agung. Aku ingin menguasai seni kultivasi ini dengan sempurna. Aku ingin melindungi orang-orang yang dicintai."
"Aku ingin menjelajahi dunia luar, Jian," jawab Mei. "Aku ingin melihat dunia ini dengan mataku sendiri. Aku ingin membantu orang-orang yang membutuhkan. Aku ingin menemukan cinta sejati."
Mereka berdua memiliki keinginan yang berbeda. Mereka berdua memiliki tujuan yang berbeda. Mereka berdua memiliki jalan yang berbeda.
"Bagaimana kita bisa memilih, Mei?" tanya Jian.
"Kita harus memilih jalan kita sendiri, Jian," jawab Mei. "Kita harus memilih jalan yang kita yakini. Kita harus memilih jalan yang kita cintai."
Jian dan Mei saling menatap. Mereka tahu bahwa mereka harus memilih jalan mereka sendiri. Mereka tahu bahwa mereka harus memilih jalan yang mereka yakini. Mereka tahu bahwa mereka harus memilih jalan yang mereka cintai.
"Aku akan kembali ke Lembah Tersembunyi, Mei," kata Jian. "Aku ingin belajar lebih banyak dari Master Agung. Aku ingin menguasai seni kultivasi ini dengan sempurna. Aku ingin melindungi orang-orang yang dicintai. Namun, aku akan selalu mencintaimu. Aku akan selalu bersamamu."
"Aku akan menjelajahi dunia luar, Jian," jawab Mei. "Aku ingin melihat dunia ini dengan mataku sendiri. Aku ingin membantu orang-orang yang membutuhkan. Aku ingin menemukan cinta sejati. Namun, aku akan selalu mencintaimu. Aku akan selalu bersamamu."
Mereka berdua saling berpelukan. Mereka berdua tahu bahwa mereka akan selalu saling mencintai. Mereka berdua tahu bahwa mereka akan selalu bersama dalam hati. Mereka berdua tahu bahwa mereka akan selalu mengingat saat-saat indah mereka bersama.
Jian kembali ke Lembah Tersembunyi, hatinya dipenuhi dengan semangat baru. Ia siap untuk melanjutkan perjalanannya. Ia siap untuk menemukan jati dirinya. Ia siap untuk menemukan tujuannya. Ia siap untuk menemukan takdirnya. Ia siap untuk melindungi orang-orang yang dicintainya. Ia siap untuk menggunakan kekuatannya untuk kebaikan. Ia siap untuk menjalani hidupnya dengan makna dan tujuan.
(Bersambung ke Chapter 11)