Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulat bulu burik
Pesta pernikahan Griffin dan Veroya masih terus berlanjut. Pada malam ini, pesta intimate yang diinginkan oleh Veroya telah di mulai. Hanya anggota keluarga dari kedua belah mempelai yang hadir. Termasuk juga keluarga sepupu jauh dari Hanabi Keichiro yang sebenarnya tidak Veroya sukai.
Mau bagaimana lagi, mereka tiba-tiba saja datang sebagai perwakilan keluarga dari Jepang. Alasan lainnya juga karena rencana jual beli properti milik Cassano yang secara kebetulan dimiliki oleh keluarga sepupu jauh Veroya ini.
Takdir memang penuh misteri, dan kali ini takdir sepertinya tidak terlalu berpihak pada Veroya. Bisa dia lihat dengan jelas, ada sebuah obsesi di mata Rukia saat melihat Griffin. Menyebalkan, tapi Veroya tetap tenang menghadapi satu ulat bulu ini. Percaya, bahwa sampai kapan pun Griffin tak akan pernah berpaling darinya.
" Pesta di Milan baru akan diadakan seminggu lagi. Apa kalian tidak ada niatan untuk bulan madu kecil-kecilan dulu sembari menunggu pesta di Milan? Rasanya sayang sekali kalau waktu seminggu tidak dimanfaatkan. " Ceena bertanya. Keluarga inti dari kedua mempelai memang duduk di satu meja besar di tengah-tengah.
" Betul juga.. Tidak asyik kalau kalian justru bekerja di saat seperti ini. " Hanabi membetulkan.
" Benarkan, pa.. Usul dari besan kita tidak buruk kan? " Hanabi meminta pendapat suaminya.
Earnest hanya mengangguk saja tidak mau banyak berkomentar. Takut saja jika salah bicara malah kena amuk sang istri tercinta. Dia pun enggan ikut campur masalah ini, lebih memilih berbincang dengan Nolan yang sepemikiran dengannya.
" Kami akan ke Paris. " celetuk Griffin.
" Haaaa? Ngapain ke sana? " tanya Veroya yang memang tak tahu rencana ini. Suaminya ini bukannya sudah menandatangi surat perjanjian pranikah dimana isinya tidak ada rahasia dalam pernikahan mereka. Ini kenapa Veroya tak tahu ada rencana seperti ini.
Seolah tahu arti tatapan Veroya, Griffin pun langsung menjelaskan, " Jade baru bicara tadi.. Dia ada pesta di Paris tapi malas datang jadi minta kita berdua untuk menggantikannya. Sekalian jalan-jalan, begitu katanya. "
Veroya manggut-manggut saja. Dikira Griffin punya rencana sendiri yang tidak melibatkannya. Ternyata ini hanya akal-akalan si Jade saja untuk mendekatkan mereka.
Veroya tahu saja ada rencana terselubung dari Jade. Sudah hafal diluar kepala, tentang sifat asli Jade yang sebenarnya jahil.
Ceena tersenyum melihat Griffin mau bicara panjang lebar menjelaskan pada Veroya. Jika Griffin yang biasanya, pasti akan lebih memilih diam, malas menjelaskan. Tapi jika bersama dengan Veroya, putra Ceena dan Galen ini akan cenderung lebih banyak bicara dari biasanya.
' Galen... Putra kita akhirnya menemukan pemilik hatinya. Apa kau bisa melihat di sana? ' tanya Ceena dalam hati. Rasanya bercampur antara haru, bahagia dan sedih melihat Griffin akhirnya sampai di momen ini.
Ceena tersentak saat merasakan jemarinya digenggam dengan kuat. Saat menoleh, Nolan lah yang tengah menggenggam erat jemarinya. Memang Nolan tidak melihat Ceena, tapi sepertinya Nolan tahu apa isi hati Ceena. Mata Ceena langsung berkaca-kaca, bersyukur untuk semua yang dia miliki saat ini.
" Bolehkah kita naik kereta ke Paris, King? Bosan juga kalau naik pesawat terus. " Veroya merengek. Lengan Griffin dia goyang-goyang agar suaminya yang dingin ini mau menanggapi rengekannya.
" Hm.. " Veroya langsung tersenyum senang. Dikecup nya pipi Griffin penuh sayang, merasa bahagia karena Griffin mau menurutinya.
Interaksi pengantin baru yang terlihat mesra ini membuat seseorang yang ada di sana muak melihatnya. Seharusnya yang ada di sisi Griffin adalah dirinya, bukan Veroya yang terkenal memiliki kecerdasan kurang itu.
Rukia, menatap benci Veroya yang bergelayut manja pada Griffin yang hanya berekspresi datar saja. Ekspresi Griffin yang datar saja saat Veroya bergelayutan manja padanya, disalah artikan sepupu jauh Veroya ini.
Rukia pikir, Griffin pastilah menjalani pernikahan ini karena terpaksa hanya demi suatu tujuan atau mungkin paksaan keluarganya. Rukia merasa memiliki kesempatan untuk bisa merebut Griffin dari sisi sepupu jauhnya itu, jika memang benar apa yang dia pikirkan.
" Andai saja aku bertemu lebih dulu dengan mu, aku Pastikan kau tidak akan menjalani pernikahan paksaan bersama dengan wanita bodoh itu. " gumam Rukia kepedean.
Rukia berjalan menuju ke meja keluarga inti mempelai, tujuannya ingin mengajak Griffin berbincang sebentar. Lebih tepatnya, dia akan menjalankan rencana pertamanya untuk bisa mengambil hati milik pewaris keluarga Cassano itu.
Rukia sudah mempelajari semua tentang Griffin termasuk apa yang pria ini sukai dan tidak. Bahkan Rukia juga tahu jika Griffin tengah mencari seorang sekretaris dan inilah yang akan Rukia manfaatkan untuk mendekatkan mereka dan semakin terbukalah jalan untuk mengambil hati Griffin.
" Ehem.. Maaf mengganggu. " Rukia menyapa dengan penuh hormat. Tubuhnya membungkuk sedikit, memperlihatkan kesopanan yang dia banggakan hasil didikan keluarganya.
" Sudah tahu mengganggu masih saja kesini. " cicit Veroya pelan, tapi Rukia dan Griffin bisa mendengarnya karena posisi mereka sangat dekat.
Griffin tersenyum tipis, sangat tipis sampai tidak ada yang menyadari perubahan ekspresi wajahnya yang hanya sepersekian detik ini. Veroya, berhasil membuat dirinya tertarik untuk bermain-main.
" Ada apa, Rukia? " tanya Hanabi mencoba ramah pada keluarga sepupu jauhnya ini.
" Maafkan saya, obachan... Saya ada sedikit perlu dengan tuan muda Cassano. Ada yang perlu kami bicarakan berdua. " Rukia menekankan kata terakhirnya dengan sudut matanya yang melirik Veroya.
" Kita ke meja lain. " Griffin langsung berdiri. Sebelum pergi, dia sempatkan mengusap puncak kepala Veroya terlebih dahulu.
Rukia tersenyum lebar saat berpamitan untuk berbincang dengan Griffin. Wajahnya terlihat sangat senang karena mendapatkan atensi dari Griffin. Rukia melirik Veroya yang nampak kesal karena Griffin bersedia berbincang dengannya. Sebuah senyum culas diperlihatkan Rukia yang mana semakin membuat Veroya kesal.
' Sialan wanita satu ini. ' batik Veroya kesal. Andai tidak ada keluarganya dan keluarga Griffin, sudah Veroya cakar wajah menyebalkan wanita ini.
" Tenang saja.. Griffin tidak akan tertarik pada sejenis ular bulu burik itu. " bisik Fayre menenangkan iparnya ini.
" Hm.. Aku tidak akan segan-segan kalau wanita itu berani macam-macam. " Veroya nampak sangat kesal.
Di Meja yang tak jauh dari posisi keluarga inti mempelai, Griffin duduk berhadapan dengan Rukia. Dexon, berdiri di belakang Griffin tidak membiarkan barang sedetik saja tuan mudanya ini sendirian. Memang seperti inilah pekerjaan yang harus Dexon jalani.
" Katakan!! " Griffin angkat bicara setelah jengah melihat wanita di depannya ini hanya diam dan tersenyum menatap dirinya. Jujur saja Griffin risih.
" Maaf.. Begini, tentang properti milik keluarga saya yang Anda inginkan. Jujur saja saya belum rela untuk melepaskan karena banyak kenangan manis saya dengan keluarga di tempat ini. " Dexon mencebik, tahu kemana arah pembicaraan ini.
" Lalu? " alis Griffin terangkat sebelah. Waspada pada sesuatu yang direncanakan Rukia.
" Saya akan melepaskannya sesuai dengan tawaran anda, tapi izinkan saya menjadi Sekretaris anda. Hanya sampai saya yakin, anda orang yang tepat sebagai pemilik baru tempat itu. " pinta Rukia dengan penuh percaya diri.
Griffin menahan dirinya untuk tidak merotasikan bola matanya. Heran saja apa hubungan dari dua hal yang Rukia sebutkan. Menjadi Sekretaris dan yakin bahwa dirinya orang yang tepat memiliki properti itu.
Hello...
Dia adalah pewaris Cassano dan properti itu dulunya milik Cassano. Kalau bukan dia siapa lagi yang pantas memiliki properti itu.
" Baik.. Tapi tetap saya ingin melihat CV Anda. Asisten pribadi saya akan mengurusnya. " Griffin memilih untuk ikut dalam permainan Rukia. Ingin tahu sejauh apa wanita ini melakukan rencana busuknya.
" Oh Maaf jika saya lancang. Tapi tuan muda Cassano apa anda tidak risih melihat istri anda sangat akrab dengan pria lain seperti itu? " Griffin langsung menatap ke arah istrinya berada.
Wajahnya tetap datar, saat melihat Veroya nampak sangat akrab dengan seorang pria. Bahkan Veroya tersenyum sangat lebar. Gestur dari istri Griffin ini nampak sangat nyaman dengan pria itu.
Rukia yang melihat ekspresi datar Griffin kembali mengartikan hal lain. Menganggap Griffin kesal melihat istrinya seperti itu. Rukia semakin yakin, untuk bisa mendapatkan hati Griffin pastinya akan sangat mudah untuk kedepannya.