NovelToon NovelToon
Pawang Sang Tuan Muda Impoten

Pawang Sang Tuan Muda Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Disfungsi Ereksi
Popularitas:32.1k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Enzio Alexander Pratama, pria 28 tahun dengan kekayaan dan status yang membuat iri banyak orang, ternyata menyimpan rahasia kelam—ia impoten.

Sebuah kecelakaan tragis di masa lalu merampas kehidupan normalnya, dan kini, tuntutan kedua orangtuanya untuk segera menikah membuat lelaki itu semakin tertekan.

Di tengah kebencian Enzio terhadap gadis-gadis miskin yang dianggapnya kampungan, muncul lah sosok Anna seorang anak pelayan yang berpenampilan dekil, ceroboh, dan jauh dari kata elegan.

Namun, kehadirannya yang tak terduga berhasil menggoyahkan tembok dingin yang dibangun Enzio apalagi setelah tahu kalau Anna adalah bagian dari masa lalunya dulu.

Bahkan, Anna adalah satu-satunya yang mampu membangkitkan gairah yang lama hilang dalam dirinya.

Apakah ini hanya kebetulan, atau takdir tengah memainkan perannya? Ketika ego, harga diri, dan cinta bertabrakan, mampukah Enzio menerima kenyataan bahwa cinta sejati sering kali datang dari tempat yang tak terduga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. Empatbelas

“Sudah pagi?” Anna membuka matanya perlahan.

Cahaya matahari pagi menyelinap melalui celah tirai, menerangi kamar yang terasa begitu asing baginya. Butuh beberapa detik sebelum kesadarannya kembali sepenuhnya, dan ia menyadari bahwa ia sedang berbaring di tempat tidur yang bukan miliknya.

Langit-langit kamar ini berbeda. Aroma maskulin yang khas memenuhi udara, bercampur dengan wangi mint yang samar. Dengan ragu, Anna mengangkat tangan dan menyentuh keningnya. Ada sesuatu yang terasa dingin di sana.

“Kenapa ada handuk kecil di sini?” gumamnya, lalu dengan perlahan menyingkirkan benda itu.

Anna mencoba bangun, tapi seketika kepalanya berdenyut. Rasa pusing masih menguasai tubuhnya. Ia menoleh ke samping, dan nafasnya tercekat ketika mendapati sesuatu yang tidak ia duga.

Enzio.

Laki-laki itu tidur di lantai, kepalanya bersandar di sisi ranjang, sementara tangannya menggenggam erat tangan kirinya.

“Zio…?” lirih Anna, nyaris tidak percaya. Kenapa dia tidur di lantai?

Anna mencoba menarik tangannya, tapi genggaman Enzio terlalu erat, seolah pria itu tidak rela melepaskannya. Anna menghela nafas, membiarkan mereka tetap dalam posisi seperti ini. Ia menatap wajah Enzio dalam diam, memperhatikan setiap lekuk wajahnya yang tampan.

“Kenapa dia bisa secantik ini?” batin Anna. Mata tajam, hidung mancung sempurna, dan bibir yang selalu terkatup rapat dalam ekspresi dingin. Ia jarang melihat Enzio tidur, dan sekarang saat melihatnya dalam keadaan seperti ini, ada sesuatu yang aneh di dadanya.

Tanpa sadar, Anna tersenyum.

Enzio memang sangat tampan. Sayangnya, dia sangat menyebalkan.

Tangannya hampir saja terulur untuk menyentuh wajah pria itu. Namun, sebelum niatnya terlaksana, sepasang mata hitam legam itu terbuka.

Anna membeku.

Detik berikutnya, tanpa aba-aba, Enzio menarik tengkuknya dan mendekatkannya dengan cepat. Bibirnya mendarat di bibir Anna.

Anna membelalak lebar.

Entah sudah berapa kali pria itu menyerangnya dengan tiba-tiba seperti ini. Tanpa izin, tanpa peringatan. Ciuman itu tidak berlangsung lama, hanya beberapa detik, namun cukup untuk menimbulkan seperti sengatan listrik aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

Begitu Enzio melepaskan ciuman itu, Anna buru-buru memalingkan wajahnya yang memanas. “Apa yang kamu lakukan?!” serunya, mencoba menyembunyikan kegugupan dalam suaranya.

Enzio menatapnya dengan ekspresi santai seolah tidak terjadi apa-apa. "Menciummu," jawabnya datar. “Kenapa?”

Anna benar-benar ingin melempar sesuatu ke wajah pria itu. Enzio bangkit, lalu duduk di sisi ranjang. Ia meraih kening Anna dan menyentuhnya dengan punggung tangannya.

“Syukurlah, sudah turun,” ucapnya.

Anna mengerutkan kening. “Apa yang turun?” tanyanya bingung.

“Kamu demam semalam,” jawab Enzio tanpa melihatnya. “Dan terus memanggil ayahmu.”

Ucapan itu membuat Anna terdiam. Ia menunduk, menggigit bibirnya tanpa sadar. Ia tidak menyangka bahwa Enzio tahu. Anna merindukan ayahnya yang entah berada dimana. Pras memang sudah bebas dari penjara, namun selama ini Pras tidak pernah menemui Anna sama sekali.

“Kenapa melamun?” Enzio merapikan anak rambutnya yang berantakan, jemarinya bergerak dengan lembut. Biasanya, sentuhan Enzio selalu terasa dominan dan menuntut, tapi kali ini… lebih lembut.

Anna tetap diam. Ia tidak tahu harus merespons seperti apa.

Beberapa saat kemudian, ia akhirnya mengumpulkan keberanian untuk bicara. “Aku harus segera keluar. Mama dan papa—eh, maksudku, Tuan Adrian dan Nyonya Kania butuh sarapan,” katanya sambil berusaha turun dari tempat tidur.

Namun, Enzio menahannya. “Mereka sedang berada di luar kota untuk beberapa hari,” ucapnya santai. “Tetaplah di sini. Kamu masih sakit, jadi istirahat saja. Tidak perlu memikirkan soal pekerjaan rumah. Ada banyak pelayan.”

Anna menatapnya dengan tatapan kesal, tapi sebelum ia sempat membantah, Enzio malah mulai melepaskan kaosnya.

Mata Anna membelalak. “Bisakah kamu melepaskannya di kamar mandi?! Kenapa harus di sini?!” protesnya dengan panik.

Alih-alih menjawab, Enzio malah mendekat. Ia merangkak naik ke atas tempat tidur, membuat Anna mundur hingga punggungnya menempel di kepala ranjang.

“Oh?” Enzio mengangkat alis. “Jadi sekarang sudah mulai berani memanggil majikanmu ini dengan sebutan aku-kamu?”

Anna menelan ludahnya. Ia baru sadar bahwa barusan ia bicara dengan nada lebih santai.

Sial!

Bibir Enzio melengkung tipis, ekspresinya terlihat sedikit jahil. “Kamu lucu kalau sedang gugup, tahu?” katanya, lalu kembali menjaga jarak.

Anna ingin protes lagi, tapi pria itu sudah beranjak turun dari ranjang, mengambil handuk, dan berjalan menuju kamar mandi. Namun, sebelum masuk, ia menoleh ke belakang dan berkata dengan nada menggoda, “Aku harus mandi. Mau ikut?"

Anna langsung melempar bantal ke arahnya. “Mimpi saja sana!” serunya kesal.

Tawa kecil terdengar dari balik pintu kamar mandi. Enzio menikmati setiap reaksi Anna, bahkan ekspresi kesalnya pun terlihat menggemaskan di matanya.

Sementara itu, Anna memegang dadanya yang masih berdegup kencang.

Sialan! Kenapa Enzio harus selalu bisa membuatnya kehilangan kendali?

•••••••

Theo mondar-mandir di depan pintu kamar Enzio dengan wajah kesal. Sejak tadi, ia tidak bisa berhenti berpikir tentang apa yang terjadi di dalam sana.

“Apa yang mereka lakukan semalaman?” pikirnya sambil mendesah. Lebih dari itu, ia sangat butuh sarapan. Dan yang lebih penting lagi, Theo ingin melihat Anna!

“Aku mau makan! Dan aku mau Anna yang membuatnya!” gerutunya sendiri sambil melirik pintu yang tetap tertutup rapat.

Biasanya, pagi-pagi begini ia sudah bisa menggoda Anna dengan rayuan gombalnya. Tapi kali ini, sepertinya ia gagal total.

Sementara itu, di luar, Viona datang dengan wajah penuh amarah. Ia berusaha menerobos masuk ke dalam, tetapi Hana menghadangnya.

“Nona, Tuan Enzio sedang tidak ingin diganggu,” ucap Hana tegas, berdiri di depan pintu seperti penjaga benteng.

Viona mendengus tajam. “Jangan bercanda! Aku ingin bertemu dengan Zio. Hari ini kami akan pergi ke butik dan membeli cincin tunangan!” serunya tak sabar.

Hana tetap tidak bergerak. “Tuan sedang tidak enak badan, Nona. Beliau sudah memberi perintah agar tidak ada yang mengganggunya.”

“Termasuk aku? Kekasihnya?”

“Ya!”

Viona tidak percaya begitu saja. Matanya menyipit curiga. Tidak mungkin Enzio tiba-tiba sakit di hari sepenting ini.

Saat Hana sedikit lengah, Viona segera nyelonong masuk dan berlari menuju kamar Enzio. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Theo berdiri di depan pintu dengan ekspresi kesal.

“Theo?” Viona mengerutkan kening. “Sedang apa kamu di sini?” tanyanya curiga.

Theo berdecak sebal. Kehadiran Viona selalu berhasil membuat mood-nya hancur.

“Ini rumahku. Suka-suka aku mau ada di mana,” balasnya santai sambil melipat tangan di dada. “Lagipula, kenapa pagi-pagi buta kamu datang ke sini? Seperti tidak ada kerjaan saja!”

Viona semakin curiga. “Atau jangan-jangan ada yang kamu sembunyikan?” tanyanya tajam.

“Menyembunyikan apa? Aku tidak perlu menyembunyikan sesuatu darimu, tidak penting sama sekali!” ketus Theo. Entah kenapa Theo sangat tidak suka kakaknya menjalin hubungan dengan Viona dan akan menikah dengan gadis itu.

Sementara itu, di dalam kamar, Anna yang sejak tadi mendengar suara di luar mulai panik. Ia mengenali suara Viona dengan jelas.

“Astaga… aku harus segera keluar dari sini!” gumamnya cemas. “Bagaimana kalau Viona masuk dan melihatku ada di dalam kamar Zio? Pasti dia akan salah paham.”

1
sasip
semangat memperjuangkan calon istri terkasih bro Enzio.. 💪🏻🫶🏻👍🏻
jenny
Zio said : ternyata untuk mendapatkan restu tidak semudah seperti aku mendapatkan tender" 😄😄
Opi Sofiyanti
lanjuuuuuttttttt...... 🤭🤭🤭
Eva Karmita
jangan takut terus maju tujukan siapa dirimu , taklukan camer.., bahwa kamu layak berada di sisi Anna 🔥💪🥰😅
Eni Susilowati
bagus lanjut terus
partini
😂😂😂😂🤦 masa nyalimu langsung ciut sih babang
Yuliana Tunru
kirainmmg anna yg nikah thorr kena prank jg q x 🤣😍😍
SenjaKala: 😂 Bukan kak
total 1 replies
Eva Karmita
Alhamdulillah aku pun terkejooott syukurlah ternyata bukan Anna yg nikah 😍😅😅
Eva Karmita: bukan hampir tapi udah setengah gila dia 🤣🤣🤣👻
SenjaKala: 🤭🤭🤭 hampir gila Enzio mak
total 2 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
bukan cuma Zio tapi para reader juga kena😂😂
SenjaKala: 😅😅 Enzio jingkrak²
total 1 replies
kyo
pembaca pun kena prank wkwk
SenjaKala: Wkwk maafkan
total 1 replies
Opi Sofiyanti
bkn cm zio aja kaliiii... 🤦‍♀️🤦‍♀️
SenjaKala: kirain, 😂
total 1 replies
partini
😂😂😂👍👍👍👍
Astrid Nandistya Hayoto
Kenah kau Enzo 😀
tu aliran listrik ada di tangan ann
jadi harap2 slalu tegang sampai bertemu dengan pawang nya😀😀
Astrid Nandistya Hayoto
Sabar ne anna anak bi sumy atau hanya anak angkat bi sumy,, trus Nyonya Kania 🤔
aku bingung ka thor
maaf baru mampir ka
Astrid Nandistya Hayoto: siap ka thor,, 👍🏻
SenjaKala: ada season pertama kak, DICERAI SETELAH MALAM PERTAMA, klik profil aku aja
total 2 replies
Lizawati Abdullah
sambungan
Eva Karmita
kalau boleh please di panjang'i lagi boleh tidak 😁😁🙈
SenjaKala: biasanya ada yg komen kepanjangan bosen mak, ini minta panjang, tebel🤣
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
+44
cih.. ekting
arraya
ada2 aja sih thor, jd mual bacanya....
SenjaKala: Jangan dibaca kak soalnya, ini karyanya 21+
total 1 replies
Shopia Hutapea
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!