NovelToon NovelToon
Pernikahan Semalam

Pernikahan Semalam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Single Mom / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:527.7k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.

Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Apartement

Part 28

"Tuan! Lepaskan." Kayesa menghentikan langkah, menoleh ke arah Zafran, memaksa Zafran melepaskan cengkraman tangannya.

Zafran pun menghentikan langkah, lalu menoleh ke arah Kayesa. Pandanga matanya beradu, dengan bahasa tubuh Kayesa memberi kode, agar Zafran melihat kearah tangannya yang dicekal.

"Sakut tau," gumam Kayesa. Melihat Kayesa meringis kesakitan, baru lah Zafran sadar kalau telah membuat Kayesa tidak nyaman.

"Eh. Maaf," ujar Zafran seraya melepaskan tangan Kayesa.

"Tuan! Aku pulang pakai taxi online saja ya," Kayesa memberanikan diri mengajukan penawaran.

"Tidak! Ayuk kita ke atas dulu." Tangan Kayesa yang tadi sudah dilepaskan Zafran, kini kembali dicengkramnya.

Untuk mengimbangi langkah Zafran, terpaksa Kayesa melangkah setengan berlari agar bisa mengikuti Zafran. Jika tidak, dia pasti terseret-seret. Kayesa ingin berontak, tapi takut, jika nanti malah memicu emosi Zafran. Akhirnya, Kayesa menurut saja, sampai mereka masuk lift.

Sifat Zafran yang seperti inilah yang sulit dimengerti oleh Kayesa, kadang lembut, kadang kasar. Kayesa tidak bisa memahami apa maunya Zafran, dia seperti memiliki kepribadian ganda.

"Maaf! Aku tidak bermaksud .."

"Tidak apa-apa." Kayesa memotong ucapan Zafran.

Pintu lift pun terbuka, Kayesa membiarkan Zafran keluar duluan, setelah itu baru menyusul. Zafran malah menghentikan langkahnya menunggu Kayesa.

"Tuan! Duluan saja. Aku mau menelepon Maeka sebentar."

"Telepon saja. Aku tidak nguping kok."

Kayesa jadi serba salah, Zafran bukannya melangkah, malah menatap intens ke arahnya. Akhirnya Kayesa tidak jadi menelepon Maeka, dia harap mengirim pesan whatsapp, mengabari Maeka, kalau dia pulang telat.

"Kenapa tak jadi nelepon. Takut aku curi dengar?"

"Sudah ku kirim pesan whatsapp."

Zafran dan Kayesa kembali melangkah, menyusuri koridor apartement. Begitu sampai di depan apartementnya, Zafran berhenti, dia menatap daun pintu apartementnya tidak tertutup rapat. Pada hal tadi pagi sebelum dia berangkat ke kantor, Zafran sudah memastikan pintu apartementnya terkunci.

"Apa ada maling yang masuk?" guman Zafran.

Dengan pikiran negatif yang berkecamuk, Zafran perlahan menguakkan daun pintu, dia masuk diiringin Kayesa.

"Abang! Kamu sudah pulang?" Terdengar suara Alena.

Mendengar suara Alena, tentu saja Zafran terkejut. Alena tidak memperdulikan wajah Zafran yang tidak suka padanya. Alena berjalan ke arah Zafran dan menyodorkan segelas jus lemon.

"Bagaimana kamu bisa berada di apartementku?"

Mata Zafran menatap ****** ke arah Alena yang memakai pakaian setengah jadi, dengan cepat Zafran mengalihkan pandangannya. Tidak munafik, Zafran menyukai pemandangan itu. Hanya saja saat sekarang dia berada di fase ingin berubah.

"Minum dulu, setelah itu baru ku jelaskan."

Alena menyodorkan bibir gelas, ke bibir Zafran dan meminta Zafran menenggak isinya setengah memaksa. Zafran pun meneguk jus lemon itu dua tegukan.

"Habiskan. Aku bikin jus ini dengan rasa cinta," ujar Alena kembali meminta Zafran menenggak habis isi gelas.

Zafran menenggak minuman buatan Alena, bukan karena dia menyukainya, tapi karena Zafran ingin secepatnya dapat jawaban bagaimana Alena bisa berada di apartemennya.

"Bagus," ucap Alena meletakkan gelas yang kosong itu di atas meja sofa. Lalu matanya beralih liar menatap Kayesa.

"Hay! Clearning service. Kamu ngapaian ke sini, keluar!"

Wajah Alena langsung berubah kala melihat Kayesa sedang berdiri di belakang Zafran, spontan Alena mendorong tubuh Kayesa agar ke luar dari apartement Zafran. Namun dengan cepat Zafran mencegahnya.

Zafran menarik tangan Kayesa dan menghalangi Alena yang berusaha menggapai tubuh Kayesa. Melihat Zafran melindungi Kayesa, Alena semakin berambisi ingin menyingkirkan Kayesa. Dia menjanbak apa saja yang di dapatnya.

"Kamu tak berhak mengusir Kayesa." Bentak Zafran, menghentikan gerakan Alena.

"Aku tidak suka dia ada di sini!" Teriak Alena.

"Ini apartementku, mau suka atau tidak itu bukan urusanmu," ucap Zafran dengan suara lantang.

"Sekarang katakan padaku. Dari mana kamu dapat pasword apartement ku?" Tanya Zafran, secara mencengkram bahu Alena dengan kuat.

"Lepaskan! Sakit," rengek Alena.

"Tidak akan, sebelum kamu bicara."

Sekarang cengkraman tangan Zafran berpindah ke dagu Alena.

Alena berusaha memberontak, Zafran tidak akan melepaskan cekalannya. Semakin dia berontak, cekalan itu semakin kuat.

"Aku akan katakan. Tapi lepaskan dulu," ujar Alena.

"Dari mana kamu dapat password apartementku." Zafran mengulangi pertanyaannya.

"Dari tante Asaka," jawab Alena.

"Mama," gumam Zafran.

"Sekarang kamu keluar."

Dengan kasar Zafran menyeret Alena ke arah pintu dan mendorong tubuh Alena. Begitu Alena sudah berada di luar apartement, Zafran menutup pintu apartement dan merubah passwordnya.

"Abang! Abang! Buka pintunya," teriak Alena sambil menggedor-gedor pintu apartement Zafran.

Alena memang tinggal bersebelahan dengan apartement Zafran. Sebenarnya apartement yang ditinggali Alena, apartemen milik Asaka. Awalnya Zafran keberatan Alena tinggal disitu. Dengan berbagai alasan Alena berhasil membujuk Asaka.

"Alena sendirian di kota ini. Jika harus tinggal jauh darimu, siapa yang jaga dia," ujar Asaka kala itu.

Zafran yang tidak pernah sekali pun membantah ucapan mamanya, akhirnya setuju dan Asaka merelakan Alena menempati apartementnya.

"Abang! Abang!" Teriakan Alena masih terdengar.

"Dasar perempuan tidak waras," gumam Zafran, dia tak memperdulikannya, Zafran lalu menelepon scurity apartement agar mengamankan Alena.

Sementara Alena yang masih berada di depan pintu apartement Zafran, mencoba memasukkan password. Namun gagal, pintu apartement Zafran tetap terkunci rapat.

"Aduh... Bagaimana jika obat itu bereaksi, Zafran dan wanita itu."

Alena meremas rambutnya, dia telah memasukkan obat perangsang di jus yang diberikannya pada Zafran tadi. Alena bermaksud menjebak Zafran dengan minuman itu. Tapi sekarang nyatanya, Zafran malah berduaan dengan wanita itu.

"Gagal! Gara-gara wanita itu," gumam Alena.

"Bang! Buka pintunya." Alena kembali memanggil-manggil Zafran dan menggedor-gedor pintu. Alena berharap dengan kegaduhan yang di buatnya Zafran mau keluar.

"Hay. Nona! Kenapa anda membuat keributan." Scurity yang ditelepon Zafran sudah sampai ke lokasi.

"Pak satpam. Tolong perintahkan tuan Zafran membuka apartementnya. Ini emergency," ujar Alena memohon, dia punya harapan bisa menyelamatkan Zafran dari obat perangsang yang telah diberikannya pada Zafran.

Scurity itu tak memperdulikan ocehan Alena. Dia meninta Alena kembali ke apartement atau ikut ke pos satpam. Dengan pasrah Alena memilih kembali ke apartement.

Sementara di dalam apartement Zafran.

Zafran meminta Kayesa duduk di sofa untuk menunggunya mandi dan berganti pakaian. Namun, saat Zafran melangkah ingin masuk ke kamar, dia merasa pusing dan sedikit oleng, kaki Zafran tertendang kaki sofa, hingga dia terjatuh. Zafran berusaha bangun, tapi dia terjatuh lagi.

"Tuan! Kamu kenapa?" Kayesa spontan bangkit dan berlari ke arah Zafran, dia mengulurkan tangan membantu Zafran berdiri dan memapahnya masuk ke kamar.

Kayesa meletakkan Zafran di atas kasar, Zafran bertingkah aneh, matanya nyalang menatap Kayesa, bicaranya tidak jelas. Kayesa tidak mengerti apa yang terjadi dengan Zafran.

Seperlima menit kemudian, ada yang berubah di tubuh Zafran. Zafran menggigil seperti orang kedinginan. Tapi suhu tubuhnya bisa saja, tidak dingin, tidak panas, keringat mulai mengalir di dahi dan tubuh Zafran, terlihat sekali Zafran tersiksa dengan keadaannya.

"Pergilah keluar, biarkan aku sendiri," ujar Zafran mendekap dirinya sendiri dengan kedua tangan.

Melihat keadaan Zafran, Kayesa tidak tega melihatnya, dia malah berusaha mendekap tubuh Zafran yang menggigil, semakin didekap Kayesa, gejolak berahi yang menghentak-hentak semakin menggila.

"Pergi." Zafran mendorong tubuh Kayesa agar menjauh.

"Tuan! Tuan kenapa?" Tanya Kayesa panik, Kayesa mendekat kembali.

"Panas," gumam Zafran.

Zafran terlihat sangat gelisah, baju yang dipakainya mulai basah, karena keringat, badan terasa gerah dan resah, dia merasakan gejolak hornynya semakin menggebu ingin dipuaskan.

"Tolong bawa aku ke kamar mandi," titah Zafran, dia tetap berpikir jernih, berusaha melawan apa yang terjadi. Kayesa tidak boleh jadi korban, itu yang ada dipikiran Zafran.

Kayesa mengikuti saja perintah Zafran. Sebenarnya dia panik, karena tidak pernah berada dalam setuasi seperti ini.

"Hidupkan shawornya. Tutup pintu dan keluarlah."

"Tapi Tuan." Kayesa merasa tidak tega melihat keadaan Zafran. Sementara Zafran tidak bisa membiarkan Kayesa bersamanya.

"Cepat keluar. Tinggu aku di ruang tamu," ujar Zafran.

"Pergi! Menjauhlah," usir Zafran dengan tangan gemetar. Rasa takut bercampur cemas mengusai Kayesa. Akhirnya dia keluar dari kamar mandi dan melangkah ke ruang tamu.

"Alena pasti mencampur jus tadi dengan obat perangsang," batin Zafran, dia tahu betul efek dari obat itu, karena lima tahun lalu Zafran sering menggunakannya, saat dia ingin tidur dengan istri-istri barunya.

Zafran terpaksa melakukan sesuatu agar libidonya yang meletup-letup berakhir. Dua puluh menit kemudian Zafran menguras tenaganya, menuntaskan gairahnya di kamar mandi.

Kayesa yang berada di ruang tamu, menatap jam di dinding, sudah tiga puluh menit Zafran di kamar mandi. Kayesa kembali masuk ke kamar Zafran, masih terdengar bunyi gemericik air.

"Tuan!" Kayesa memanggil Zafran seraya mengetuk pintu kamar mandi. Namun, tak ada sahutan.

1
Rismawati Damhoeri
kenapa mbak Mae harus panggil nyonya sih?, nggak cocok..
Ginawati Desi
asiiiaap
Dewi Dama
malas baca nya lagiii...ter lalu ber belit2...
sweetpurple
Luar biasa
Dewi Dama
banyak salah ketik nya...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
gk..usah se detel itu ngejelasin nya thoor...bosan baca nya naruh mukenak aja...di tulis....
Uli Kristiani
maaf, zafran gk tegas sama sekali. jadi cerita nya buat bosan
Alma Izka
ya
Rahmah Rahmah
ending nya gk enak bget
Nurliana Saragih
Masih kecil itu harganya, biasanya kan kalo HOLANG KAYA beli berlian harganya sampai M dan kalo di novel barang itu satu - satunya di dunia.
😅😅😅
Nurliana Saragih
Manggilnya kok NYONYA sih?!
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.
Praised93
cerita ujungnya dipaksakan tamat yang harusnya beberapa bab lagi
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!