Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^
Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Kenapa...melihat aku begitu?" tanya Miki sedikit gugup.
"Bukan apapun. Aku cuma berpikir kamu harus sering keluar agar tahu kalau ada tempat baca yang juga menyewa berbagai macam buku seperti di sini"
Miki tersenyum.
"Kamu mau sering ke sini bersama aku?"
"Mau" kata Miki semangat.
Miki tersenyum.
"Ternyata kamu juga senang baca?"
"Aku sering ke sini waktu gak bareng Winda dan Silvia"
"Aku baru tahu"
"Selama ini kita selalu bersama di rumah aku jadi kamu gak tahu"
Miki tersenyum dan membaca kembali. Sekian lama akhirnya Novita mengeluarkan handphone dari dalam tas.
"Ayo sebentar saja melihat ke arah aku" kata Novita mencolek sebentar lengan Miki.
Miki berhenti membaca lalu melihat Novita mengarahkan handphone ke dirinya dan Novita.
"Kamu mau apa?"
"Kamu gak mau mengabadikan kenangan kita hari ini? Sekarang jalan pertama kita sebagai pacar"
Miki berpikir keras lalu akhirnya tersenyum dan mengambil alih handphone Novita.
"Bukan begitu. Aku saja yang memegang handphonenya"
Novita merasa senang dan Miki melihat kamera lalu berpikir dan akhirnya lebih dekat kepada Novita. Miki mulai menghitung dan posisi mereka sudah siap lalu Miki memencet tombol kamera dan mereka melihat hasilnya. Mereka tampak senang lalu dilakukan sekali sampai dua kali dengan gaya beda dan melihat hasilnya dengan bahagia.
"Kamu gak main sosial media?"
Novita menggeleng.
"Sekalipun?"
"Aku punya tapi gak pernah digunakan lagi"
"Lalu kita foto untuk apa?"
"Sebagai kenangan" kata Novita dengan tersenyum.
"Aku upload di sosial mediaku ya?"
Miki mengirimkan foto mereka dari galeri handphone Novita menuju chat dirinya.
"Kenapa kamu tanya?" kata Novita dengan tersenyum.
"Aku tetap harus tanya kalau menyangkut kita" kata Miki dengan tersenyum.
"Aku pasti mengizinkan" kata Novita dengan tersenyum senang.
Miki merasa senang dan upload foto lalu menunjukkan kepada Novita dan mereka melihat dengan tersenyum senang.
"Ternyata sudah jam segini. Kenapa cepat sekali?"
Novita melihat layar handphone Miki untuk melihat jam.
"Benar juga. Sudah jam 8"
"Ayo pulang"
Novita mengangguk dan berdiri lalu berjalan menuju rak buku untuk mengembalikan dan Miki juga. Mereka berjalan keluar hingga menuju mobil Miki.
"Menurut kamu aku perlu memberitahu Winda dan Silvia kalau kita pacaran?"
"Kenapa kamu gak mau memberitahu?"
"Makanya aku tanya kamu"
Miki tersenyum dan mereka sampai di dekat mobil lalu masuk dan Miki menyetir.
"Kenapa kamu cuma tersenyum?"
"Lucu saja"
"Apa yang lucu?" kata Novita dengan merasa tidak mengerti.
"Kamu masih tanya"
"Aku berpikir mungkin kamu masih butuh waktu"
"Gak ada begitu. Aku juga kalau Kak Miko dan Kak Mike tahu pasti mengiyakan kita pacaran"
Novita tersenyum senang. Mike dan Winda saling telepon. Sudah sejak dua jam yang lalu. Sekarang Winda membicarakan tentang Fandi dan jujur Mike merasa bosan hingga Winda cerita ketika dirinya jalan berdua dengan Fandi.
"Lo memang cerewet. Coba kalau gak cerewet pasti cantik" kata Mike becanda.
"Sejak dulu gue begitu. Susah berubah"
"Kalau begitu repot"
"Gimana ya? Apa gue harus berusaha keras berubah lagi?"
"Jangan. Biar lo seperti apa adanya"
"...tapi gue merasa ingin berubah"
"Terserah lo. Gue yakin gak bisa. Hal itu memang sifat lo" kata Mike malas.
"Demi Kak Fandi gue harus bisa mengubah" kata Winda semangat.
"Terserah" kata Mike semakin malas.
Pukul 20.45. Miki dan Novita sampai di rumah Novita.
"Orang tua kamu belum pulang ya?"
"Belum"
"Kalau begitu dari sini aku langsung pulang saja"
"Hati hati"
"Tidurlah"
"Tunggu kamu sampai rumah"
"Gak perlu. Besok masih harus sekolah"
"Memang. Besok masih hari Jumat tapi aku ingin menunggu sampai rumah. Setelah itu kita tidur"
"Ya. Besok mau berangkat bersama?" kata Miki dengan tersenyum.
"Gak perlu. Sekolah kita beda. Nanti kamu bolak balik"
"Gak apa apa"
"Kalau sesekali gak masalah"
"Aku ingin mengantarkan kamu. Aku bisa bangun lebih pagi. Sudah biasa"
"Ya" kata Novita dengan tersenyum.
Novita keluar dari mobil dan melambaikan sebentar tangan kanannya dengan tersenyum lalu Miki membalas dengan tersenyum senang dan Novita berjalan masuk. Miki menyetir kembali dan Novita masuk ke dalam kamarnya lalu bersandar di pintu dan merasa bahagia. Hatinya berbunga dan berjalan menuju tempat tidur lalu berbaring dan mengingat Miki dengan tersenyum.
"Apa benar rasanya begini?" pikir Novita dengan tersenyum malu.
Keesokan harinya. Pukul 06.20. Miko dan Mike melihat tidak ada Miki di meja makan.
"Bi, Miki di mana?" tanya Mike.
"Sudah berangkat lebih dulu"
"Ke mana?"
"Ya...ke sekolah, Tuan"
"Sepagi itu?" tanya Mike dengan merasa heran.
"Benar"
"Alasannya?"
"Gak bicara apapun. Pokoknya bicara berangkat. Begitu, Tuan"
Miko hanya mendengarkan dengan mengunyah roti. Setelah sarapan mereka berangkat diantar supir. Sekolah seperti biasa. Pukul 09.15. Bel istirahat berbunyi. Silvia berdiri dan berjalan keluar lalu melihat Miko yang berjalan dari kejauhan dan Silvia berhenti berjalan di dekat pintu kelas. Silvia melihat terus hingga Miko tidak terlihat.
"Novi, perkataan gue benar kalau Silvia gak akan bisa sepenuhnya lupa dengan Miko" kata Winda pelan.
Silvia menoleh dan melihat kedua temannya yang sudah berdiri di sampingnya.
"Lo masih belum bisa melupakan Miko, Sil?" tanya Novita.
Silvia menghela napas pelan dan Winda merasa ingin tahu jawaban Silvia.
"Ya. Gue memang gak bisa lupa"
"Kalian satu sekolah jadi gak mungkin bisa lupa" kata Winda.
Silvia merasa bingung.
"Lo gak mau coba lagi?" tanya Novita pelan.
"Novi, kenapa lo jadi menyuruh teman kita mengemis cinta?"
"Sebenarnya bukan mengemis cinta tapi Miko susah didekati karena sifatnya"
"Apapun penyebabnya kalau cowok acuh dan lo masih tetap mengejar namanya mengemis cinta, Sil" kata Winda dengan menghela napas.
"Jadi lo juga begitu dengan Kak Fandi?" kata Novita.
Winda mengerutkan dahi.
"Beda. Kak Fandi masih merespon gue"
"...tapi Kak Fandi..."
"Sudahlah. Gue pusing" potong Silvia pelan.
Novita dan Winda melihat Silvia.
"Maaf, Sil" kata Novita pelan.
"Gue gak akan mengejar dia lagi, Nov tapi...gue juga gak bisa lupa tentangnya jadi gue cuma akan melihat dari jauh" kata Silvia melihat kedua temannya secara bergantian.
Winda cuma mendengarkan.
"Cinta dalam hati, Sil?" tanya Novita dengan merasa kasihan.
Silvia tidak bicara apapun.
"Lalu lo pacaran dengan Miki?" tanya Winda kepada Novita.
Novita tersenyum dan mengangguk malu.
"Gimana ceritanya?"
Novita menceritakan semuanya. Silvia tidak mendengarkan percakapan Winda dan Novita karena sibuk memikirkan perasaannya kepada Miko. Sebenarnya Silvia sudah ingin melupakan Miko karena cukup waktu yang selama ini digunakan cuma untuk mengejarnya tapi sangat susah. Logika dan pikirannya tidak sejalan.
"Beda ya? Sebenarnya Miko makan apa, sih?" kata Winda dengan berpikir.
semangat💪