"Untuk hidupku sendiri, akan ku lakukan apapun yang bisa dilakukan, agar dapat bertahan hidup di dunia Aneh ini." ( Athena / Phoenix)
*****
'Phoenix'. Sebuah nama samaran dari seorang pensiunan yang bekerja sebagai psikolog kriminal.
Ia telah lama bekerja sama dengan para penyelidik di kepolisian untuk mengungkap banyak pelaku kejahatan. Banyak penghargaan serta mendali emas yang ia dapatkan dari hasil kerja kerasnya.
Namun, hal itu tidak menyebabkan semua orang senang dengan kemampuan prediksinya. Terutama para penjahat yang telah di tangkapnya.
Pada akhirnya, Phoenix harus pasrah menerima kematiannya di tangan salah satu penjahat yang sempat ia tangkap.
Tapi..... Benarkah Phoenix benar-benar mati?
Atau takdir malah memberikan kesempatan kedua padanya untuk hidup di dimensi lain?
Simak kisahnya dalam cerita ini.
😌😌😌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon auroraserenity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21. Tidak ada judul
Daniel yang melamun tiba-tiba berdiri tegak. Ia baru saja memikirkan tebakan asal dan selintas dugaan nona-nya membangkitkan kemampuan ganda terlintas.
Reagan juga memperhatikan reaksi aneh dari temannya. Ia mengerutkan kening, menebak jika temannya mungkin mengetahui sesuatu.
"Ada apa? Apa kau mengetahui sesuatu?" tanya Reagan santai.
"Apa? Tidak, aku hanya terkejut saja karena ada orang sehebat itu yang dapat bertarung bersama mu." ujar Daniel berbohong.
"Oke, tuan muda, sudah waktunya bagi kita berkeliling area. Aku khawatir ada ada zombie atau orang yang menyelinap kemari." lanjut pria itu, lalu berjalan cepat menuju area belakang bangunan.
Daniel tahu seberapa keras kepalanya Reagan ketika menginginkan informasi. Namun apa yang ia pikirkan bukan lah suatu kebenaran 100%.
Ini hanya dugaannya saja bila nona Athena membangkitkan kemampuan ganda. Jika dia salah memberi informasi, aku mungkin akan mendapat hukuman.
Terlebih, bahkan kalau hal itu benar pun, dan nona Athena benar ingin menyembunyikan salah satu kemampuannya, maka ia tidak memiliki hak untuk memberitahukan perihal ini pada siapa pun.
Saat dia merasa aman sebab telah menjauh dari keberadaan sosok sang iblis, seseorang menepuk bahunya dari belakang.
Perlahan, ia membalikan kepalanya. Dan benar saja, seseorang tersebut adalah pria yang ingin Daniel jauhi.
"Ada apa lagi?" tanya Daniel mencoba untuk lebih santai.
Walau pada kenyataannya ia sangat gugup.
"Kau menyembunyikan sesuatu dari ku kan? Katakan! Apakah benar Athena merupakan orang pemilik kemampuan api hitam?" tanya Reagan, sambil menekan bahu Daniel.
Sang pengawal melawan dengan tetap berdiri tegak dan balas menatap mata tajam lawannya.
"Tuan muda, Saya sedikit penasaran. Mengapa anda sangat ingin tahu apakah nona merupakan penolong tim anda. Bahkan jika itu benar, saya rasa nona akan menolak bergabung dengan tim anda. Mengingat seberapa tidak sukanya beliau pada anda." ujar Daniel berani.
"Anda bisa melihat sendiri, bagaimana sikapnya tadi pada anda, kan?" lanjut Daniel bertanya.
Mendadak, tekanan yang berada di bahu Daniel menghilang. Reagan telah melepaskan cengkraman tangan nya.
Daniel sendiri menghela nafas lega. Aura yang di keluarkan tuan muda ini memang tidak main-main. Beruntung, ia masih dapat mengalihkan pembicaraan.
"Kamu betul. Bagaimana bila gadis itu adalah pengguna kemampuan api hitam? Dia pasti akan langsung menolak jika saya mengajaknya untuk bergabung dengan tim." ujar Reagan lesu.
Daniel tercengang!
Ini adalah kejadian langka dimana sang iblis terlihat tidak berdaya oleh orang misterius.
"Jadi, apakah benar gadis tersebut memiliki kemampuan api hitam?" tanya Reagan santai.
"Tuan muda, dari saya menjemputnya, hingga saat ini, saya tidak pernah sekalipun melihat api hitam yang anda terus bicarakan itu." ujar Daniel menghela napas.
"Beliau memang memiliki kekuatan super, tapi hal tersebut tidak bisa digunakan untuk menyerang. Bahkan bertahan pun tidak mampu. Gadis itu, meski dia bisa membunuh zombie dengan belatinya, akan tetapi beliau harus dalam perlindungan kami, sebab hidup dan mati kami bergantung padanya." lanjut pria itu memberi beberapa clue kepada sang sahabat.
"Aku hanya bisa memberitahumu beberapa clue ini, jadi tebak sendiri." ujar Daniel kemudian meninggalkan tempat.
Akan tetapi setelahnya, ia menyesal mengatakan hal itu.
...****************...
...****************...
Keesokan harinya, langit masih terlihat gelap, namun aktivitas harus di jalankan.
Di lantai 1, para tentara harus puas makan beberapa potong roti kering. Berbeda dengan lantai dua, yang memasak mie instan di tambah sosis dan telur sebagai menu sarapan mereka.
Aroma dari masakan mulai tersebar ke seluruh penjuru, termasuk lantai 1 yang penuh dengan pria besar.
Mencium aroma menggugah selera, seketika suara perut yang kelaparan berbunyi seirama. Sayangnya, mereka yang berada di lantai 1 tidak berani untuk meminta langsung. Mereka sudah tahu jika yang ada di lantai 2 adalah adik angkat bos mereka.
Meski hubungan itu sedikit buruk, mereka masih menghormati sang adik perempuan.
Di sisi lain, setelah sarapan Daniel berjalan menuju nona-nya. Kemarin malam ia telah bertindak ceroboh dengan membeberkan rahasia nona-nya yang seorang pengguna kemampua super.
"Nona, tolong tunggu sebentar. Saya ingin mengatakan sesuatu pada anda." ujar Daniel gugup.
"Ada apa? Katakan saja, jangan bertele-tele!" ujar Athena, yang melihat raut wajah bersalah di ekspresi yang Daniel tampilkan.
"Tadi malam, saya kedapatan menjaga malam bersama kapten Reagan. Kami mengobrol bersama karena kami adalah teman lama." ucap Danie mulai menceritakan apa yang terjadi tadi malam.
"Lalu? Ini tidak ada hubungannya dengan ku jika anda dan dia adalah teman lama." balas Athena heran.
"Dia curiga jika anda adalah pengguna kemampuan elemen api hitam sebab aura yang anda keluarkan saat pertama kali bertemu, mirip dengan aura yang di keluarkan oleh pengguna kemampuan itu." ucap Daniel memberitahu kecurigaan Reagan tentangnya.
"Jadi memang benar kakak terrr sayang itu, ingin menyelidiki kemampuan ku." batin Athena.
"Sayangnya, itu tidak akan berhasil." lanjut gadis itu berbicara dalam hati sambil menyeringai.
Athena tidak membalas dan menunggu kelanjutan cerita Daniel.
Sementara, melihat sang nona tidak berkomentar, Daniel kembali melanjutkan ceritanya.
"Kapten Reagan merasa jika saya mungkin tahu sesuatu, sebab sayalah dan beberapa prajurit yang selalu bersama anda sejak awal terjadinya Apocalypse. Jadi saya reflek mengatakan jika anda memang seorang super natural, tapi bukan pengguna api hitam seperti yang ia tuduhkan." ucap Daniel.
"Saya tidak mengatakan secara gamblang bahwa anda pengguna kemampuan ruang-space, akan tetapi saya mengatakan kalau kemampuan yang telah anda bangkitkan tidak bisa digunakan untuk menyerang atau bertahan. Beliau mungkin telah menebak bila anda seorang pengguna ruang." lanjut sang kapten, mengakhiri ceritanya.
"Ada satu kemampuan yang juga tidak bisa di gunakan untuk menyerang atau bertahan." balas Athena.
"Kemampuan penyembuh. Bukankah itu kemampuan yang tidak bisa digunakan untuk menyerang atau bertahan, tapi sangat berguna pada saat pertempuran." lanjut gadis itu berbicara.
"Anda benar, tapi saya belum pernah bertemu dengan orang berkemampuan ajaib seperti itu." balas Daniel, yang juga memikirkan kemungkinan orang yang dengan kemampuan itu.
"Anda pikir kemampuan seperti itu akan berserakan begitu saja di jalan? Bahkan kemampuan seperti anda pun, tidak semua orang membangkitkan nya bukan?" tanya Athena santai.
"Tenang saja, aku tidak akan marah bila orang itu mengetahui tentang aku yang bukan manusia biasa. Cepat atau lambat, dia juga pasti akan mengetahui nya." lanjut gadis itu.
"Ah, kapan kita akan berangkat melanjutkan perjalanan?" tanya Athena.
"Beberapa menit lagi, kita sudah bisa pergi dari sini setelah orang-orang di lantai 1 siap." jawab Daniel langsung.
"Baiklah, aku ada di kamar. Jika semua persiapan telah selesai beritahu aku." ucap Athena.
"Baik." balas Daniel.
Athena berbalik pergi dan berjalan menuju kamarnya. Namun di tengah jalan, ia tidak menyangka akan berpapasan dengan pria licik itu.
"Jadi ruang-space, itu kemampuan mu." ujar Reagan berbicara datar.
Ia mencoba berusaha untuk berbicara dengan lembut, namun sepertinya itu tidak bisa.
"Apakah ada masalah?" tanya Athena ketus.
Dia masih kesal dengan Reagan yang mencoba menyelidikinya. Bukankah itu hak dirinya, untuk menyembunyikan atau menampilkan keterampilannya.
"Tidak, Saya dengar anda juga bertarung melawan zombie menggunakan belati. Kau harus berlatih keras untuk meningkatkan keterampilan bertarung mu. Meski kau tidak membangkitkan kemampuan yang membantumu saat melawan zombie, Namun kau tidak boleh hanya berdiri di belakang punggung orang lain." ujar Reagan, membuat wajah Athena memerah.
Bukan karena tersipu, melainkan akibat kemarahan.
"Apakah tuan muda ini sedang meremehkan ku? Bahkan sebelum anda melihat kemampuan saya dengan mata anda sendiri?" tanya Athena lirih, namun menatap pria itu tajam.
"Bukan seperti itu, saya hanya ingin mengingatkan kamu agar bisa menjaga diri kamu sendiri. Terutama dengan banyaknya perbekalan dalam diri kamu." Balas Reagan cepat, tidak ingin sang adik salah paham.
Bagaimana pun, dia dan sang ayah tidak akan mungkin melindunginya selamanya.
"Saya sudah dewasa dan saya tahu apa yang harus dan tidak harus saya lakukan. Tapi terimakasih atas sarannya." ujar Athena yang pada akhirnya berterima kasih.
.
.
.
TO BE CONTINUE.
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗