Pernikahan Arika dan Arian adalah pernikahan yang di idam-idamkan sebagian pasangan.
Arika begitu diratukan oleh suaminya, begitupun dengan Arian mendapatkan seorang istri seperti Arika yang mengurusnya begitu baik.
Namun, apakah pernikahan mereka akan bertahan saat sahabat Arika masuk ke tengah-tengah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~Part 19 ~Rumah utama~
Arika dan Erina shoping di mall. Mereka begitu menikmati shoping mereka.
"Kamu mau beliin apa buat suami kamu?"
"Kemeja deh."
Mereka menuju ke toko pakaian untuk lelaki. Arika mencari pakaian untuk suaminya setelah itu mereka menuju toko kue yang terletak di luar mall. Memesan kue untuk merayakan hari pernikahannya.
"Aku mau nyimpan empat tespack ini di samping kue. Biar nanti pas ia tiup dia melihatnya."
"Baik nyonya, kami akan menyiapkannya. Mau di tunggu atau kami antarkan?"
"Tunggu aja deh."
"Erina kalau kamu balik duluan, kamu balik lah."
"Tapi, Rik. Aku enggak bisa ninggalin kamu sendirian apalagi kamu lagi hamil."
"Enggak apa-apa aku bisa jaga diri, nanti aku juga nelpon sopir keluarga mertua aku buat jemput."
Erina akhirnya mengalah. Dia meninggalkan Arika di toko kue.
"Aku akan ke rumah utama dan memberi mas Arian kejutan di sana aja." Arian tersenyum. "Sekalian memberi kabar bahagia buat mama, papa sama oma."
Ia akan menelpon suaminya jika sudah sampai di rumah mertuanya. Biar sang suami menyusulnya ke sana.
Setengah jam menunggu akhirnya pesanannya selesai. Arika dengan senyuman gembiranya keluar dari toko dan menunggu jemputannya datang.
"Nyonya," teriak seseorang membuat Arika langsung berlari kecil masuk ke dalam mobil.
"Tumben banget nyonya mau ke rumah utama sendirian?"
"Mau ngasih kejutan, mang."
...----------------...
Sedangkan di rumah utama, sudah lebih dulu diberi kabar gembira oleh Ema.
"Akhirnya saya bakal punya cicit." Oma Gema terlihat begitu bahagia sembari memeluk Ema begitu erat.
"Andai aja kamu nikah dengan Ema dari dulu mungkin kamu sudah otw punya anak kedua."
Mama Alea menggelengkan kepalanya saja. Walaupun ia juga bahagia mendengar Ema hamil, tapi ada rasa bersalah kepada menantu pertamanya.
Ema tersenyum dan merasa menang sebab bisa memenangkan hati Oma Arian, dan sebentar lagi akan mendapatkan hati Arian seutuhnya. Ia ingin Arian memutuskan hubungannya dengan Arika.
"Alea kamu enggak ada niatan buatin menantu kamu potongan buah-buah? Dia sedang hamil cucumu."
"Iya sebentar, Mah." Mama Alea menuju dapur untuk mengupas buah mangga muda, apel dan semacamnya untuk Ema.
Mama Alea menghembuskan napas kasar. Ia akan begitu senang jika Arika yang memberi kabar gembira ini.
"Rahmat maafin keluarga kami, kami mengkhianati putri kalian. Entah sebesar apa dosa yang kami perbuat kepada Arika."
Setelah mengupaskan buah untuk Ema. Ia membawanya ke ruang keluarga.
"Ini kamu makan buah yang sudah Mama kupasin dan iris kecil-kecil."
"Makasih, Mah. Tadi memang aku sangat ingin makan yang kecut-kecut seperti mangga muda."
"Yaudah kamu makan dulu." Arian mengusap punggung Ema.
"Iya mas." Ema menikmati buah-buah yang diberikan mertuanya.
"Arian kamu sudah menyiapkan kejutan buat Arika? Hari ini kan hari spesial kalian."
Arian mengangguk. Tentu saja dia sudah menyiapkan kejutan, ia tidak akan pernah lupa walaupun ia sedang bahagia sebab akan menjadi seorang ayah.
"Jangan sampai Arika tau, buat dia sepercaya itu sama kamu. Jangan biarkan dia sampe curiga dengan gerak-gerikmu."
Arian menghela napas panjang dan mengangguk saja. Ema yang mendengar perbincangan mereka jadi kesal.
"Mas aku mau makan rendang deh, tapi aku mau Oma yang buatin."
Mereka semua menoleh ke arah Ema. Oma Gema membulatkan matanya mendengar ucapan Ema.
"Oma enggak tau, Ema. Oma enggak pernah masak seperti itu, Mama mertuamu yang tau."
"Tapi Ema mau Oma yang masak bukan Mama."
Oma Gema menghembuskan napas kasar. Ia tidak pernah memasak, sebab dari kecil sampe tua ia hidup dengan kekayaan dan rendang sangat jauh dari menu makanan keluarganya.
"Ayoloh Oma, itu cicit Oma yang minta," ucap Alea.
"Tapi..." Om Gema jadi kesal, tetapi dia juga akhirnya mengalah. "Baiklah, tapi Alea kamu ajarin mama buatinnya."
Mama Alea mengangguk. Kedua wanita tua itu pun menuju dapur. Ema langsung merasa senang.
"Kamu nih, bisa-bisanya jahilin oma."
"Bukan aku, mas. Tapi anak kamu ini mau jahilin eyanknya."
Mereka sama-sama terkekeh, Arian memeluk tubuh Ema.
Ban mobil yang ditumpangi Arika kempes dan terpaksa singgah ke bengkel dulu sebentar untuk ganti ban.
"Sudah?"
"Sudah, Nyonya."
Arika mengangguk, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah utama.
Rendang yang di buat Oma akhirnya jadi. Dan Ema sangat ingin mencobanya.
"Ini semua Oma lakuin demi cucu Oma, jangan harap saya akan mematuhi kalau kamu yang minta."
"Tenang Oma, ini kemauan cicit Oma kok," jawab Ema.
Arian dan yang lain hanya terkekeh melihat Oma Gema kesal.
Arian mengusap pinggang Ema.
"Makan yang banyak, biar anakku enggak ileran dalam sini."
Brak!
Suara benda jatuh membuat mereka yang berada di meja makan langsung menoleh ke sumber suara.
jangan sampe ya ansk2 Arka jatuh cinta ke ank Ema, kr mereka satunya cuma beda ibu/Cry//Cry/
hari ini juga dobel up, ya.
Arian memang oon dan tak punya hati
rasain, siapa anak yang dilahirkan Ema bukan anakmu. Ema dan Arian makin bagai neraka rumah tanggamu, ternyata Arika memiliki anak, tuduhan ibumu dan a jika dia mandul tak terbukti bahkan menganding anakmu Arian, selamat menikmati penderitaan yang kai ciptakan sendiri bersams Ema Arian.