Risty Azalea, gadis cantik yang berasal dari keluarga sederhana bertekad merubah hidupnya menjadi wanita yang sukses dan dihormati semua orang, tapi siapa sangka kisah asmaranya tidak semulus karirnya saat ini. Dia malah jatuh cinta pada Bima Arya Dalwyn, seorang laki-laki menyebalkan dan bermulut tajam yang tidak menyukainya sama sekali. Penasaran kan bagaimana lika-liku perjalanan kisah cinta mereka? Yuk ikuti terus kisah mereka, jangan lupa beri like dan komen ya kesayangan!😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocha Zain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25.Ular Berbisa
"Sayang! Kendalikan emosimu! Kalo itu jalan terbaik buat kalian terima saja! Toh kan sudah ada aku dan calon bayi kita yang akan menemanimu!" ucap Vania menepuk bahu suaminya.
Vania begitu kesal, dihadapan papanya Bima seolah begitu menyayangi Vania dan ingin melepaskan Risty, tapi pada kenyataannya Bima begitu takut kehilangan istri pertamanya. Dia tahu jika Bima benar-benar sudah jatuh cinta pada Risty, saat penyatuan mereka kemarin malam saja dua kali Bima salah menyebut namanya dengan nama Risty. Itu yang sebenarnya membuat Vania begitu marah dan kesal hingga dia sengaja mengeluarkan d**sahan dan suara manjanya dengan begitu keras agar Risty bisa mendengarnya.
"Van! Kamu tahu jika aku melepaskannya sekarang aku tidak akan diakui papa sebagai anak! Risty adalah putri angkat sahabat baik papa, orang yang sangat berjasa pada keluarga kami. Kamu pasti juga tahu kan perasaanku padamu dan padanya sama besarnya," ucap Bima dengan nada frustasi.
"Tapi Bim! Kamu udah janji sama papaku akan secepatnya jadiin aku istri sah satu-satunya!"
"Van, aku sedang tidak ingin bertengkar hari ini! Sebelum ketemu dengan papamu, kita kan juga udah sepakat kalo kamu nerima segala keputusan dariku asal aku nggak ninggalin kamu!" Bima mengingatkan.
Mungkin Bima memang menyayangi Vania, karena Vania telah mengandung calon bayinya tapi dia baru menyadari cintanya lebih besar pada Risty. Dia benar-benar sangat frustasi dan merasa kehilangan saat Risty tak lagi ada di apartemennya. Semua ingatannya seolah kembali berputar pada beberapa bulan lalu saat pertama Risty sah menjadi istrinya, segala sikap manis, perhatian dan upaya Risty untuk menggodanya tak pernah dia hiraukan. Tapi sekarang dia benar-benar merindukan wanita yang telah menemaninya beberapa bulan belakangan ini, padahal baru sehari Risty meninggalkannya tapi begitu terasa sesak didadanya.
Sedangkan Vania hanya terdiam dan mencoba bersabar mendengar ucapan Bima, dia memang pernah berkata agar Bima tidak meninggalkannya dan menerima untuk menjadi istri kedua. Tapi dibalik kesanggupannya itu dia memiliki banyak rencana agar Bima membenci istri pertamanya, bagaimanapun caranya dia hanya ingin memiliki Bima sepenuhnya.
"Van, aku pergi dulu! Jaga diri baik-baik di apartemen! Aku usahakan aku tidak akan pulang malam!" pamit Bima pada Vania.
"Iya sayang! Hati-hati di jalan!"
Vania terpaksa bersikap manis lagi dan menghentikan perdebatan mereka. Dia tidak ingin Bima malah meninggalkannya karena sikap egoisnya.
***
Satu jam berlalu, kini Bima telah memasuki kantor milik istri pertamanya.
"Tokk! Tokkk!"
Bima mengetuk ruang kerja Risty.
"Masuk!" ucap Risty dari dalam.
"Ceklek!"
"Kak Bim?"
"Ris!"
Panggil mereka bersamaan.
Risty sudah tahu tujuan Bima datang ke kantornya. Sudah pasti karena surat gugatan cerainya dari pengadilan.
"Aku ingin bicara!" Bima mencoba tenang padahal hatinya begitu gelisah.
"Oke, silahkan duduk!"
"Ris, kamu nggak bisa buat keputusan secara sepihak begini! Aku udah bilang sama kamu, aku nggak akan ceraiin kamu! Kamu tahu, pasti kedua orang tua kita nggak akan setuju!" Bima berkata inti permasalahan mereka tanpa basa-basi.
"Nggak usah terus jadiin kedua orang tua kita sebagai alasan! Ini masalah rumahtangga kita, kalau papaku tahu kakak menyakitiku pasti dia akan setuju dengan semua keputusanku! Lalu kamu sendiri menikahi pacarmu juga tanpa persetujuanku! Emangnya aku wanita lemah yang sudi mau dimadu olehmu! Kamu itu egois sekali, memikirkan kebahagiaanmu sendiri! Kamu udah berhasil menikahinya lalu buat apa kita pertahanin hubungan yang udah nggak sehat kayak gini!" geram Risty penuh dengan kekesalan.
"Tapi Ris! Aku kan bilang aku udah terlanjur jatuh cinta sama kamu! Aku nggak mau kehilangan kamu Ris! Tolong kasi aku kesempatan untuk perbaiki hubungan kita!" Bima memohon.
Risty mendongkakkan kepalanya dan tersenyum kesal tak percaya, dia tidak menyangka setelah menodai hubungan pernikahannya seperti ini Bima masih saja bisa mengatakan kata cinta padanya.
"Omong kosong macam apa itu? Hah! Simpan sendiri cinta busukmu itu kak, aku nggak peduli lagi dengan semua bualanmu itu! Silahkan pergi dari sini dan kita akan bertemu di Pengadilan satu Minggu lagi!"
"Ris, aku nggak pernah membual, aku beneran nggak pingin kehilangan kamu! Ris tolong kamu pikirkan keputusanmu!"
"Silahkan keluar CEO Bima Arya Dalwyn! Ini kantor saya, anda jangan buat keributan disini!" Risty menatap tajam Bima.
Bima melangkahkan kakinya dengan berat meninggalkan ruangan Risty, membujuk Risty saat ini hanya akan memperpanjang perdebatan mereka. Dia bertekad akan mencoba membujuk istrinya lagi dilain hari dan membiarkan Risty agar sedikit lebih tenang terlebih dulu.
Setelah kepergian Bima dari kantor Risty, Yona segera masuk ke dalam ruangan Risty berada.
"Boss, ada apa? Apa kalian sedang memiliki masalah besar?"
Yona memandang Risty dengan pandangan menyelidik, sedangkan Risty hanya menghela nafasnya panjang sembari menatap jalanan dari luar jendela.
"Para karyawan di bawah sedang berbisik-bisik membuat gosip kalau kau sedang bertengkar dengan suamimu Boss! Aku hanya takut berita buruk ini terdengar di telinga Tuan Presdir Haris Adhytama," ucap Yona memperingatkan.
"S**l!" Risty mengumpat karena menyadari kebenaran dari perkataan Yona.
"Untung aja ruangan ini kedap suara, jadi mereka semua nggak denger aku dan Bima berdebat tadi. Arrrrghhhh.. menyebalkan!"
"Bugghhh!"
Risty memukul tembok ruangannya dengan kencang sampai tangan putih mulusnya memerah.
"Boss tenangkan dirimu! Jangan menyakiti dirimu sendiri! Apa surat dari Pengadilan udah diterima Boss Bima?"
"Udah, makanya itu dia kesini! Dia kekeh nggak mau cerai, benar-benar br****sek tuh orang!"
"Sabar Boss, kita ikutin aja jalan persidangan! Yang penting kamu udah ngantongin semua bukti perselingkuhan Boss Bima dan istri barunya Boss, jadi aku yakin pasti mudah menangin gugatan ini Boss!" Yona memberi semangat.
"Iya, semoga nggak ada kendala yang berarti!" ucap Risty yang kemudian menyulut rokoknya.
Yona tahu disaat Risty mulai menyulut rokoknya, sudah pasti hati dan pikirannya sedang tidak baik-baik saja.
"Apa sih maunya dia Boss?! Serakah kali suamimu Boss, sudah dapet istri baru masih aja memintamu tinggal! Apa kalian berencana bikin video p*n*s dengan dua pemeran wanita dan satu laki-laki? Sok atuh dicoba dulu Boss, pasti sensasinya beda!" ucap Yona terkekeh geli.
Risty tahu Yona hanya mencoba ingin membuat lelucon untuk menghiburnya.
"Hahahaha! Amit-amit deh!"
Bukannya marah Risty malah terbahak-bahak dan bergidik geli.
"Jangan dibayangin Boss! Ntar malah kejadian!" goda Yona sembari tertawa.
"Ogaahhh! Dasar Gila Lo!"
Mereka pun sama-sama tertawa kencang sampai sudut mata keduanya sampai berair. Risty bersyukur disaat dia menghadapi segala permasalahnya Yona selalu ada untuk menghiburnya dan membuat moodnya kembali baik kembali.
***
Risty memutuskan pulang dari kantor lebih sore dari biasanya untuk membawa barang-barang miliknya yang masih berada di apartemennya Bima. Risty menyewa dua laki-laki untuk membantu mengangkat semua barang yang akan dia bawa, dia juga ditemani Yona sang asisten.
Risty membuka pintu apartemennya seperti biasa,
"Ceklekk!"
Dia melihat Vania yang sedang duduk melihat TV dan menoleh kearahnya.
"Selamat sore istri yang tak dianggap suamiku!" sapa Vania tersenyum sombong.
Risty tidak memperdulikan ucapan Vania, Dia menyuruh kedua laki-laki suruhannya untuk duduk sembari menunggu dia berkemas semua barang miliknya.
"Joko, Hanif! Kalian duduk sini, aku mau beberes dulu. Setelah semua siap kalian bisa bantu angkat! Yona ayo ikut aku ke kamar!" ucap Risty pada ketiga orang itu.
"Siap Boss!" ucap mereka bersamaan.
Risty dan Yona berjalan menuju kamar Risty, mereka melewati tempat Vania yang sedang duduk dan tersenyum kemenangan. Mereka mulai mengemasi semua barang di kamar tanpa tersisa selama 30 menit.
Setelah semua telah selesai, Risty menyuruh orang-orang suruhannya untuk mengangkat semua barang-barangnya.
"Akhirnya si gadis kampung kembali ke habitat asalnya! Emang cuma aku aja sih yang paling pantas jadi istri Bima, bukan anak pungut yang sok-sokan ngejar cinta si kaya. Ya jelas lah kita nggak selevel!" Vania mengejek Risty terang-terangan.
"Br****sek!" umpat Yona.
Yona yang mendengar Bossnya dihina terang-terangan, sontak ingin menghampiri Vania dan menampar wanita itu. Tapi dengan cepat Risty menghadang tubuh Yona.
"Jangan ceroboh!" bisik Risty pada asistennya.
Risty melipat tangannya dan membalas ejekan Vania.
"Bener juga sih katamu, kita emang nggak selevel! Mana ada wanita terhormat sepertiku disamakan dengan wanita j***ng yang rela membuka p*h*nya demi memikat suami orang! Cihhh.. Ya nggak level donk!" balas Risty tersenyum mengejek, sedangkan Vania mulai tersulut amarahnya.
"Kamu!" seru Vania.
"APA!! Lagian kekayaanmu kan milik keluargamu, apa kamu nggak malu membanggakan hasil kerja keras orangtuamu! Kalo aku sih malu ya kan!" Risty memukul telak Vania dengan ucapan pedasnya.
"Hahahaha!! Dasar pelakor nggak tau malu!" ejek Yona sembari terbahak-bahak.
"Anj***! Dasar br****sek kalian!"
Vania berteriak mengumpati Risty dan Yona, tiba-tiba dia berjalan tergesa-gesa menghampiri Risty dan menjambak rambutnya.
"Aarrrrghhhhh!" teriak Risty kesakitan.
"Wowowoo!! Calm down b**ch!"
Yona mengumpat sembari melepaskan tangan Vania dari rambut Risty, dia mendorong Vania perlahan agar menjauh dari Risty. Saat Bima terlihat olehnya masuk ke dalam apartemen, Vania berpura-pura terjatuh di lantai.
"Aarrrrghhhhh! Sakit! Kenapa sih kalian tega menyakiti wanita hamil!" Vania berpura-pura kesakitan saat terjatuh di lantai.
Yona dan Risty terbengong melihat tingkah Vania yang berlebihan, lalu menoleh kearah suara laki-laki yang berteriak memanggil Vania.
"Van!"
Bima berteriak saat melihat Vania terjatuh.
"Sayang! Aduhhhh!"
Bima segera memapah Vania yang masih terduduk di lantai.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA VANIA! JIKA TERJADI SESUATU PADANYA AKU AKAN BUAT PERHITUNGAN DENGAN KALIAN!" teriak Bima penuh amarah.
"Br****sek drama apa lagi ini! Dasar Ular berbisa!" umpat Risty dalam hati.
btw thanks thor udah up 2 uluh" sarangheo thor semngaaat trus thor up satu" ngak papa thor asal jngan lama" thor