NovelToon NovelToon
Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: LiliPuy

meski pendiam , ternyata Clara mempunyai sejuta rahasia hidup nya, terlebih dia adalah anak dari seorang petinggi di sebuah perusahaan raksasa,

namun kejadian 18 tahun silam membuat nya menjadi seorang anak yang hidup dalam segala kekurangan,

dibalik itu semua ternyata banyak orang yang mencari Clara, namun perubahan identitas yang di lakukannya , menjadikan dia sulit untuk di temukan oleh sekelompok orang yang akan memanfaatkan nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LiliPuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kilas balik kisah kelam 18 tahun lalu

Di tengah keramaian Sky Corp, Clara berjalan dengan langkah ragu. Suara mesin dan langkah kaki bergetar di sekelilingnya, tetapi pikirannya melayang jauh. Masih tersisa bayangan pertemuannya dengan Peter saat mereka menyelidiki informasi misterius di perusahaan ini. Dia merinding membayangkan tempat yang penuh rahasia.

Dari kejauhan, Clara melihat Pak Vincent, seorang pria berperawakan tinggi, dengan mata tajam yang seolah mampu menembus setiap kebohongan. Ketika Pak Vincent menghampirinya, Clara hampir tidak mengenali senyumnya yang terlihat sedikit kaku.

"Clara," katanya, matanya membelalak melihat perhiasan di lehernya.

Clara menyentuh gelang kuda laut itu dengan lembut. "Ya, Pak Vincent?"

"Di mana kamu mendapatkan gelang itu?" Suaranya tegas, seolah-olah menuntut kebenaran.

"Gelang ini...? Ini... warisan keluarga," Clara menjawab, berusaha menutupi ketegangan suaranya.

Tiba-tiba wajah Pak Vincent mengeras. "Keluarga mana? Siapa yang memberikannya padamu?"

"Maaf, saya tidak bisa berbagi banyak." Clara merengut, berusaha mengalihkan perhatian dari pertanyaan yang menyakitkan. "Saya hanya tahu bahwa itu penting bagi saya."

"Empat belas tahun lalu, saya terlibat dalam sesuatu yang kelam... dan gelang ini...," Pak Vincent mencoba mengatur nafasnya. "Salah satu korbannya memiliki gelang serupa. Siapa namamu, Clara? Siapa orang tuamu?"

Dia merasa seolah-olah ada yang tercekat di tenggorokannya. "Saya tidak tahu siapa orang tua saya. Hanya selembar foto yang saya miliki."

Pak Vincent mengangguk perlahan, nada suaranya lebih lembut sekarang. "Mungkin kamu harus mencari tahu lebih banyak tentang latar belakangmu. Ada banyak yang tidak bisa kamu abaikan."

"Anda tahu sesuatu, bukan?" Clara menatap matanya, berusaha menggali informasi lebih dalam.

"Seharusnya aku melakukan hal lain. Sekarang, aku merasa bersalah." Dia membuang pandangannya, tampak gelisah. "Mungkin kamu perlu bertanya pada seseorang yang bisa membantu."

Clara mengerutkan dahi. "Siapa?"

Dagunya mengarah ke arah pintu keluar. "Saya tidak bisa memberikan nama, tapi ada yang mungkin mengerti lebih jauh tentang masa lalu Sky Corp. Mereka lebih berpengalaman."

“Bisakah Anda menunjukkan jalan kepada saya? Saya perlu informasi ini.” Harapan Clara tumbuh, tetapi rasa takut juga menggelayut di hatinya.

Pak Vincent menepuk bahunya secara lembut, seolah memberikan dorongan. "Hati-hati. Ini lebih dari sekadar mengungkap atas. Ini mungkin mengubah segalanya."

Tepat ketika dia ingin menjawab, klakson mobil terdengar dan pintu terbuka. Lima orang berpakaian hitam masuk, memancarkan aura yang mencekam. Clara merasa angin dingin menyapu ruangan. Mata Pak Vincent melebar, jelas bahwa kedatangan mereka membuatnya tidak nyaman.

"Dia di sini!" teriak salah satu pria itu, mengarahkan jari telunjuk ke arah Clara.

"Apa yang kalian inginkan?" Suara Clara bergetar, meski dia berusaha terdengar tegas.

Pria bertubuh besar di depan menggerakkan kepalanya, wajahnya berbinar seperti harimau yang siap menerkam. "Ayo, bawa dia. Kita punya urusan yang belum selesai."

Clara menahan napas. "Kalian mau membawa saya ke mana? Apa yang kalian inginkan dari saya?"

"Jangan bertanya," dia menjawab tanpa ekspresi, tangannya meraih pergelangan Clara.

Clara meronta, namun cengkeraman tangan itu kuat. "Lepaskan saya! Pak Vincent!"

Pak Vincent melangkah maju. "Kalian tidak bisa membawanya! Dia tidak terlibat dengan kalian!"

Senyum dingin muncul di wajah pria itu. "Setahu saya, kami tidak memerlukan izin. Dia akan ikut."

Clara merasa jantungnya berdegup kencang. Semua yang sudah dia rasakan mulai mengerucut—takut, bingung, dan marah. Dia berusaha menarik diri dari cengkeraman pria itu, tetapi tak ada harapan.

"Minggir!" teriak Pak Vincent, mendorong pria itu dan menghalangi jalan Clara. Dia menarik napas dalam-dalam, seolah mencari keberanian dalam pandangannya. "Clara, cepat! Lari!"

Mata Clara melebar ketika dia melihat kesempatan. Dalam sekejap, dia mengepak kakinya, berlari sekuat tenaga menuju pintu keluar. Dia tidak menoleh ke belakang, meski derap langkah pria itu semakin dekat.

"Lari!" suara Pak Vincent membara, menggaungkan semangat di dalam benaknya.

Dengan jantung berdebar, Clara menerobos keluar gedung, langkahnya semakin cepat menuju jalanan yang lebih luas. Dia melihat sekeliling, berharap menemukan tempat aman.

Mendekati sudut jalan, dia berpapasan dengan grup orang yang berkerumun di depan toko.

"Dengar," Cecilia, teman baiknya, menoleh. "Ada apa? Kau tampak pucat."

"Temanku ditangkap," Clara sejadi terengah-engah. "Mereka—"

"Siapa yang menangkapnya?" Cecilia menatap Clara dengan tatapan penuh perhatian.

"Tidak tahu, kelompok besar bertanya tentang gelang ini." Clara menunjukkan gelang kuda laut, perasaannya campur aduk antara takut dan waspada.

Cecilia mengerutkan dahi, “Dengar, kita perlu melapor ke polisi.”

“Tidak, kalian tidak mengerti. Mereka lebih dari sekadar pengecut jalanan. Ini berhubungan dengan Sky Corp,” Clara menatap jauh ke arah gedung itu.

“Jadi kita harus lakukan sesuatu sebelum mereka menemukanmu lagi. Kami tidak akan membiarkan ini berjalan begitu saja,” Cecilia bersikeras, terlihat bersemangat.

“Bagaimana caranya?” Clara bertanya, rasa putus asa menyelimuti hatinya.

“Kita bisa menyelidiki lebih dalam ke dalam Sky Corp. Temukan informasi yang mereka tidak ingin kita ketahui. Jika ada sesuatu yang menyangkut keluargamu, kita harus mencari tahu,” dia menunjukkan tekad.

Berbagai suara mengisi ruang di antara mereka. Clara mengangguk perlahan, darahnya mendidih saat memikirkan risiko yang akan mereka ambil, tetapi dia tidak bisa berhenti, tidak saat sudah sedekat ini.

"Kita harus bertindak cepat," ujar Cecilia, merapatkan setelan jaketnya sebelum bergerak lebih jauh.

Clara menarik napas, siap menghadapi semua tantangan di depan. Dia tidak tahu ke mana langkah ini akan membawanya, tetapi satu hal pasti: dia tidak akan mundur lagi.

Clara dan Cecilia melangkah cepat menuju gedung Sky Corp. Suara desingan kendaraan dan keramaian kota tidak bisa mengalihkan fokus mereka. Clara merasakan denyut jantungnya bergetar, seolah bisa merasakan ancaman yang mengintai.

“Baiklah, bagaimana kita masuk?” tanya Cecilia, matanya melirik ke arah dua penjaga di pintu masuk.

“Rencana harus cermat. Kita tidak bisa sembarangan,” jawab Clara sambil mempertimbangkan langkah selanjutnya. “Mungkin kita bisa menyamar sebagai karyawan?”

Cecilia mengangguk, senyuman nakal terbentuk di wajahnya. “Aku bisa meminjam seragam teman di sana. Dia sedang tidak bekerja hari ini.”

“Berani sekali,” Clara memberi tatapan sinis, tetapi dalam hatinya, dia merasa terinspirasi melihat keberanian Cecilia.

Setelah mereka mendapatkan seragam itu, Clara dan Cecilia berpura-pura menjadi karyawan baru yang sedang melakukan survei. Mereka berjalan melewati area lobi dengan langkah percaya diri, meskipun rasa tegang terus menggelayut di dalam diri Clara.

“Jadi, kita mencari informasi tentang kejadian 18 tahun lalu, kan?” tanya Cecilia sambil menjelajahi area sekitar.

“Iya, semua yang mungkin tersimpan di arsip. Kita harus menemukan siapa yang terlibat,” jawab Clara, suaranya bergetar sedikit.

Begitu berada di ruang arsip, Clara melihat rak-rak penuh berkas dan dokumen. Aroma kertas tua mengisi udara, menandakan kesan misterius yang melingkupinya. “Kita harus cepat, sebelum mereka menyadari ketidakhadiran kita,” Clara berbisik.

Mereka mulai mencari dokumen, Clara membuka setiap berkas dan membandingkan tanggal, mencari nama-nama yang bisa dikenali.

“Ini dia,” Cecilia menyerukan, jarinya menunjuk pada lembaran yang memuat data pasien. “Ada laporan persalinan sekitar waktu kelahiranku.”

“Cek tanggalnya!” Clara berdebar, membalik lembaran dengan cepat.

“18 tahun lalu... tunggu, ada nama di sini,” Cecilia meneliti. “Satu pasien yang ditandai dengan lingkaran merah. Dia melahirkan di rumah sakit ini.”

“Siapa namanya?” Clara tidak sabar.

“Maria Santos,” Cecilia menyebutkan nama itu dengan nada tegang. “Apakah itu arti penting bagi kamu?”

Clara bergetar, memikirkan potongan-potongan kisahnya yang hilang. “Ibu… bisa jadi itu ibuku.” Tatapan matanya menemui tatapan Cecilia yang penuh harap. Namun, saat itu juga mereka mendengar langkah berat mendekat.

“Cepat, sembunyi!” Cecilia membisikkan, lalu mereka menjatuhkan diri ke balik rak arsip. Hati Clara berdegup kencang saat suara langkah kaki semakin keras sampai suara itu menghilang dan Clara keluar untuk pulang ke rumahnya

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!