NovelToon NovelToon
Love Is You

Love Is You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: neng_86

Arga Bimantara yang menyukai Aisya Yuna teman semasa putih abu-abu. Cinta yang terpaksa ia pendam hingga akhirnya mereka dipisahkan oleh jarak dan waktu.

Arga kembali bertemu dengan Yuna setelah 10 tahun berlalu. Namun ia harus menelan patah hati karena ternyata Yuna sudah bertunangan dengan pria lain yang merupakan anak dari sahabat ayah Arga.

Tapi Arga tidak menyerah begitu saja. Sebelum janur kuning melengkung, ia masih bisa mendapatkan Yuna.

Berhasilkah Arga atau ia harus gigit jari dan hadir sebagai tamu undangan...???

Yuk simak kisah mereka....😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saya tidak meminta restu mu Pa...

Arga menunggu dengan sabar saat Yuna yang sedang bersiap-siap dikamar.

Tak ada drama apapun saat mereka terbangun dipagi hari. Semuanya hanya biasa saja meskipun saat Yuna membuka mata, ia terbangun dalam pelukan hangat suaminya. Dan hal itu selalu membuat Yuna berdebar saat melihat pria yang menjadi idola semasa SMA itu kini setiap pagi selalu ia lihat ketika pertama kali membuka mata.

Arga sedang menikmati secangkir kopi buatan sang istri sambil mengecek beberapa pekerjaan yang tadi malam belum sempat ia periksa.

"Apa kopinya sesuai seleramu?" suara Yuna mengalihkan pandangannya dari ponsel ke wajah ayu itu.

"Ini enak... Aku suka" sahut Arga dengan senyum cerah secerah mentari pagi yang bersinar.

"Nasi goreng atau roti?"

"Nasi goreng saja.." sahut Arga.

Yuna menyendokkan nasi goreng buatannya ke piring Arga.

"Ini enak... sangat enak... Kamu pintar masak Una.." puji Arga dengan lahap menyantap sarapannya.

"Una....?" heran Yuna.

"Panggilan kesayangan ku pada mu..." sahut Arga.

Yuna tersenyum kecil. Sudah lama ia tidak mendengar panggilan itu.

"Kamu tidak suka?" tanya Arga yang telah menyelesaikan sarapannya.

"Suka... suka sekali. Sudah lama aku tidak dengar panggilan itu..." jelas Yuna.

Arga mengernyit. "Memangnya ada lagi yang panggil kamu dengan nama itu selain aku?" tanya ingin tahu.

Yuna mengangguk semangat.

"Almarhum ayah suka panggil aku dengan nama itu... Tapi sejak ayah meninggal, aku nggak pernah pakai panggilan itu lagi. Bagiku itu hanya orang-orang tertentu yang panggil nama itu. Tapi tidak sangka kamu membuatnya... Aku terharu Ga..." ujar Yuna.

"Aku memang ingin jadi yang paling spesial bagimu, makanya aku ingin ada panggilan kesayangan untukmu, dan untukku juga pastinya..." ujar Arga berharap Yuna sedikit peka.

"Kamu mau dipanggil apa memangnya?" tanya Yuna bingung.

"Baby? sayang? honey? bunny bisa juga..." ujar Arga tanpa malu.

Yuna melongo dibuatnya. Ia meringis mendengar nama-nama panggilan dari Arga.

"Big no...! Geli banget panggil itu apalagi didepan umum...terdengar anah Ga..."

"Apanya yang aneh? itu namanya sweat.... dan romantis?" ujar Arga.

Yuna menyipitkan matanya. "Nggak ada ya.. Aku akan tetap panggil kamu Arga saja tidak ada embel-embel yang lain...." tolak Yuna.

Arga menghela nafas kecewa.

"Ayo berangkat..." ajaknya dengan nada suara dingin.

Arga mengemudikan mobilnya dalam diam.

"Apa kamu marah?"tanya Yuna takut-takut.

"Kenapa harus marah?" Arga balik bertanya.

Yuna kembali diam. Ia menatap arah trotoar jalan sambil sesekali mencuri pandang ke arah Arga.

Hingga mobil Arga tiba diparkiran Bougenville florist tak ada pembicaraan antara mereka.

"Ayo turun..." ajak Arga yang keluar terlebih dahulu dan menaiki anak tangga menuju rumah atap milik Yuna.

Toko bunganya belum buka karena ini masih pukul 7 lewat sementara toko dibuka pukul 9.

"Bunda...." Yuna berlari kearah wanita paruh baya yang sedang menikmati secangkir teh bersama mbak Sri di teras atap.

"Yuna, putri kesayangan bunda... Kamu datang sayang...." ujar bunda yang merentangkan kedua tangannya menyambut hangat putri tunggalnya.

Bunda mengusap punggung Yuna dengan sayang hingga matanya menangkap sosok pria yang berdiri dibelakang putrinya.

Bunda melepaskan pelukannya dari Yuna dan beralih pada Arga yang berdiri dekat tembok pembatas.

"Selamat pagi bunda, saya mau antar Yuna..." ujar Arga menyapa wanita yang kini telah menjadi ibu mertuanya.

Bunda tersenyum dan mengangguk kecil."Apa kamu sudah sarapan, jika belum, ayo kita sarapan bersama" ajak bunda.

"Sudah... Saya sudah sarapan. Tadi Una membuatkan nasi goreng. Enak..." angguk Arga seraya memuji sang istri.

Yuna tak dapat menyembunyikan senyumnya saat mendengar pujian sang suami.

Bunda mengangguk lagi.

"Kalau begitu saya permisi, saya harus kekantor..." ujar Arga hendak pamit.

"Hati-hati..." sahut bunda seraya memberi kode pada Yuna agar mengantar suaminya.

Yuna yang paham langsung mengikuti Arga menuruni tangga.

"Tidak usah mengantar. Nanti kamu lelah jika naik turun tangga terus. Sepertinya toko sedang kedatangan banyak orderan..." ujar Arga melirik isi toko yang padat diikuti oleh Yuna yang ikut menoleh kebelakang.

"Sepertinya iya... Kamu pulang pukul berapa nanti. Setidaknya aku bisa menyesuaikan jam tutup toko ku dengan jam pulang kantor mu" ujar Yuna yang meringis melihat sikap dingin Arga.

Arga melirik jam tangannya dan sedikit berfikir. "Mungkin sekitar pukul delapan malam.. Tidak usah dipaksakan jika memang tidak pas..." ujar Arga.

"Akan aku usahakan pulang sebelum kamu pulang. Hati-hati mengemudinya, dan kabari aku jika kamu telah tiba dikantor... " ujar Yuna yang langsung berbalik dan menaiki tangga kerumah atap.

Arga menghela nafas kecewa.

"Sabar Arga... pelan-pelan..." bisiknya pelan.

Mobil Arga meninggalkan halaman parkir toko Yuna.

"Dia menyeramkan jika marah. Sikapnya dingin sekali..." gerutu Yuna yang mengintip dari balik tembok pembatas balkon teras rumah atapnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Arga menatap rumah dengan pagar yang tinggi menjulang didepannya.

Rasanya berat sekali kakinya untuk datang kerumah ini. Rumah dimana papa dan keluarga barunya tinggal. Cukup lama Arga berada didalam mobil hingga akhirnya ia memutuskan untuk tetap menemui sang papa.

Ia sudah lama tidak bertemu pria tua itu. Setelah keributan beberapa minggu lalu karena perjodohan dirinya dengan salah seorang putri sahabat sang papa Arga tolak.

Gunawan Bimantara menjadi sangat berang dan murka pada putra bungsunya itu.

Berbagai cara Arga lakukan agar tidak bertemu dengan sang papa termasuk main kucing-kucingan dengannya.

Arga membunyikan klakson mobilnya dan membuka sedikit kaca mobil.

"Saya mau bertemu papa. Apa beliau ada dirumah...?" tanya Arga pada salah seorang staf penjaga.

"Ada den... Bapak ada dirumah. Baru saja kembali bersama ibu sehabis cek up rutin di rumah sakit" sahut staf keamanan dan langsung membuka lebar gerbang tinggi itu agar mobil Arga bisa masuk.

Arga keluar dari mobil SUV hitam miliknya dengan begitu gagah.

Ia melewati teras depan. Sedikit menoleh kesamping, ia melihat mobil mercedes keluaran terbaru berwarna hitam milik istri kedua papanya. Nafas Arga sedikit memburu. Harusnya ini adalah milik mamanya, tapi apa mau dikata. Kedua orang tuanya berpisah hanya karena papanya ingin memiliki seorang putri sementara mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi karena rahimnya telah diangkat setelah dua tahun melahirkan Arga. Hingga saat ia SMP, papanya ketahuan telah menikah dengan wanita yang menjadi sekretarisnya.

Sampai kapanpun, Arga tidak pernah bisa menerima alasan papanya itu.

"Masih punya muka kamu datang kemari hah...? Setelah apa yang kamu lakukan pada papa dan mamamu kemarin saat makan malam bersama sahabat mamamu..! Minta maaflah pada Haruna dan keluarganya" tegur Gunawan saat melihat Arga memasuki ruang tamu.

Arga menarik nafas pelan.

"Saya kemari bukan mau meminta maaf karena ini bukan kesalahan saya.. Saya hanya ingin memberi tahu, jika saya sudah menikah dan papa tidak usah repot-repot mencarikan saya jodoh lagi... Dan satu hal lagi, mama saya hanya satu yaitu Renita Wicaksono...." ujar Arga dengan tatapan tajam kearah pria yang sedang mengetatkan rahangnya.

"Menikah? Gadis kampung mana yang kamu nikahi hah...?Jika dia bukan berasal dari darah ningrat maka selamanya papa tidak akan merestui kalian sama halnya dengan pernikahan Dewa si pembangkang itu. Inilah akibatnya jika kamu selalu bersama wanita pembangkang seperti mamamu itu, kamu jadi melawan papamu sendiri... Dasar tidak tahu diri...!" ujar Gunawan yang terdengar begitu menyakitkan ditelinga Arga.

"Saya kemari bukan meminta restu papa. Saya hanya memberi tahu papa agar papa hanya fokus pada pengobatan saja tidak perlu memikirkan dengan siapa saya menikah..." ujar Arga.

"Kamu sudah merasa dewasa hah...? Apa ini balasanmu pada papa yang telah membantumu hidup layak dan enak seperti sekarang hah...? Dasar anak durhaka kamu Arga...!!" ujar Gunawan semakin emosi.

"Saya hidup layak karena hasil kerja keras saya bukan dari hasil merebut hak orang lain. Lagi pula diperusahaan itu ada saham saya, mama dan mas Dewa. Jadi papa tidak memiliki hak apapun sebenarnya disana karena kakek juga sudah mewariskan semuanya atas nama kami jika papa lupa. Lagi pula saya dan mama cukup berjasa pada perusahaan yang hampir bangkrut itu... Usaha kami jauh lebih besar dibanding seseorang yang tahunya hanya menghambur-hambur uang tak jelas..." ujar Arga sedikit menyindir.

"Apa maksud perkataan mu Arga. Mama juga bekerja keras di sana... " ujar Rosma, istri kedua Gunawan tak terima dengan ucapan Arga.

Arga tersenyum miring. "Saya tidak mengatakan anda nyonya. Jika anda tersinggung itu urusan anda... Baiklah.. saya sudah beritahu papa. Jika papa mau hadir silahkan datang kerumah kediaman mas Dewa jika tidak juga tidak apa... Saya permisi..." ujar Arga segera berlalu dari rumah itu.

"Arga... Jelaskan dulu maksud perkataanmu itu...!!" teriak Rosma tetap tak menerima tudingan anak tirinya.

bersambung....

1
Rian Moontero
lanjooot🤩
Lies azzah
hadiiiiiir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!