Chelsee, seorang gadis yang ceroboh bertemu dengan lelaki yang cuek dan dingin di sebuah perusahaan. sejak dia bekerja di perusahaan itu, ia begitu banyak mendapatkan masalah.
bagaimana kelanjutan cerita nya? yuk, mari dibaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms_fahrian22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
"Kamu bilang apa barusan?"
"Ah, nggak pak. Saya cuma gak enak bapak nganterin saya." Ralat Chelsee.
"Kamu gak perlu merasa gak enak, saya cuma gak mau punya hutang budi sama kamu, asal kamu tahu kamu udah buat castumer saya menjadi senang."balas Andreas.
"Gak ada hutang budi, pak. Saya kan kerja di perusahaan bapak, jadi sudah seharusnya saya bekerja dengan baik," ucap Chelsee
"Menurut saya, kamu punya skil yang bagus kamu cerdas." Puji Andreas,
"Alah, bapak bisa aja," Chelsee malah cekikikan. Padahal tadi wajah gadis itu murung dan sedih.
"Ini anak aneh banget, sebentar ketawa sebentar sedih. Aduh, Chel, kamu memang unik," batin Andreas. Gemilang terus tertawa, lelaki yang berada di kursi kemudi mendekat kearah Chelsee dan mengendus bau gadis itu.
"Kamu minum bir?" Tanya Andreas.
"Apaan tu pak? Saya gak kenal dengan nama nya itu, saya cuma dikasih Soft drink aja sama Mirza tadi,"jawab Chelsee cengengesan, Andreas menghentikan mobil nya lalu mendekat kearah Chelsee dan mencium aroma mulut sekretaris nya.
Chelse kegeeran, dia mengira bos nya akan mencium diri nya. gadis itu segera menjauhkan badan nya merapat ke pintu mobil.
"Kamu mabuk?" Andreas mengerit.
"Bapak ngomong apa, sih? Masa perempuan kaya saya mabuk-mabukan, udah dibilang saya cuma minum Soft drink yang dikasih Mirza." Balas Chelsee polos, pipi nya memerah, bukan karena terpesona tapi karena memang reaksi alkohol yang diminum tadi sudah bereaksi.
"Dia pasti udah dikerjain sama Mirza." Batin Andreas
"Rumah kamu dimana? Gak munginkan kita maju terus,"
"Disimpang sana aja, pak. Jalan kerumah saya rusak nanti mobil bapak bakalan rusak." Gemilang tidak ingin merepotkan Andreas.
"Gak apa-apa, saya akan tetap antarkan kamu sampai rumah. Jadi... Kamu kasih tahu alamat rumah kamu," keukeh Andreas, dia khawatir ini sudah hampir tengah malam jika terjadi apa-apa ke sekretaris nya, dia juga yang harus tanggung jawab.
"Haeduh, kalau ibu tahu aku pulang tengah malam begini pasti bakalan kena sembur lagi, mana sama laki-laki pula,"batin Chelsee risau.
"Nah, didepan gang ini aja, pak. Rumah saya masuk kedalam. Pasti mobil nya gak muat," ujar Chelsee,
"Jalan nya lebar begitu, kok." Andreas terus melajukan mobil nya.
"Kenapa anak ini gak mau aku sampai kerumah nya, ya." Batin Andreas penasaran.
"Oh, iya, tadi saya dengar kamu pakai baju Rania? Apa kamu gak punya baju?" Tanya Andreas.
"Ee, itu, tadi saya gak sempat pulang. Jadi saya minjam baju ke loundry yang ada didekat kantor," jelas Chelsee.
"Kamu cek, rekening! Saya udah kirim uang buat ganti rugi baju nya." Titah Andreas, Chelse membuka ponsel jadul nya, Andreas melihat dengan jelas, hanya ada sms bangking di layar ponsel sekretaris nya.
"Besok aku bakal belikan dia ponsel," batin Andreas prihatin.
"Banyak banget, pak." Ujar Chelsee.
"Harga baju nya mahal, "
"Tapi gimana saya bakal bayar nya, pak? Gaji saya hanya seperempat dari ini." Tanya Chelsee.
"Tenang aja, kamu bisa menyicil nya."
Chelse, ingin mengembalikan uang yang dikirim oleh Andreas, tetapi dia ingat wajah galak Rania, akhir nya gadis itu memilih untuk menerima bantuan Andreas.
"Oke, pak, ini rumah saya,"ujar Chelsee setelah mobil Andreas masuk kedalam gang. Gadis itu turun dan mengucapkan terimakasih.
"Sama-sama," Andreas memutar mobil nya, Chelsee masuk kedalam dengan mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh Ratna.
Pelan-pelan gadis itu berjalan, sepatu hak sedang nya dia jinjing agar tidak mengeluarkan suara, karena mati lampu tidak sengaja Chelsee mengenggol pot bunga.
Tarr...
Ratna bangun dari tidur nya, dan langsung membangunkan Burhan.
"Pa, bangun pa." Ratna menggoyangkan badan suami nya sehingga Burhan terbangun.
"Ada apa sih, Ma?"
"Kaya nya ada maling, ayo cepat, Pa! Kita periksa."
"Itu pasti Chelsee yang baru pulang," batin Burhan, dia tidak mau Ratna terus-menerus memarahi Anak mantan majikan nya.
"Udahlah, ma. Tidur lagi aja, itu pasti cuma kucing." Ucap Burhan lalu kembali membaringkan tubuh nya. Ratna tidak tenang, sementara Chelsee mengutip pecahan pot bunga berharap ibu nya tidak akan melihat jejak nya.
"Ya allah, semoga ibu gak bangun," Ratna meringis takut.
Ratna mengendap memegang sapu, agar dia bisa memukul jika dia dalam bahaya. Wanita itu menghidupkan sakral lampu kedua nya sama-sama terkejut.
"Chelsee?"
"Ibu"
"Kamu dari mana? Kenapa baru pulang jam segini? Itu, itu kenapa baju kamu kaya gitu, ha?" Ratna membuang sapu nya dan berdecak pinggang.
"Ada acara kantor, bu." Jawab Chelsee apa adanya
"Jadi, gaji kerja kamu, kamu buat untuk beli baju kaya gini,"sembur Ratna, baju itu terlihat mewah dan juga seksi sehingga Ratna berpikiran lain.
"Gak bu, ini tadi ku pinjam dari Loundry." Bela Chelsee.
"Kamu gak usah bohong, udah pulang telat gak ngabarin lagi," bentak Ratna, Burhan menyusul dari dalam kamar.
"Tadi Chelsee udah pamit sama, papa, Kok." Bela Burhan.
"Ooo, jadi anak sama papa nya udah sepakat gak ngangap ibu dirumah ini Begitu?" Marah Ratna, suami nya hanya menggeleng.
Andreas yang sudah memutar mobil nya baru tersadar jika tas Chelsee ketinggalan di mobil nya, dia ingin segera pergi akan tetapi dia takut, ada yang akan menghubungi ponsel gadis itu, Alhasil lelaki itu memutar kembali arah mobil kerumah Chelsee.
"Aku tugas, bu. Nemenin bos, ada acara kantor."ucap Chelsee jujur.
"Tugas apaan? Kamu sekretaris atau simpanan bos, ha?" Tunding Ratna.
"astagfirullah, Ma. Chelsee itu kerja, mbok ya dipikir dulu kalau ngomong,"tegur Burhan.
"Lah iya, papa lihat aja ni baju nya udah kaya perempuan malam aja," marah Ratna, sedangkan Andreas yang sedang berada di luar mendengar setengah percakapan keluarga Sekretaris nya, dia yang ingin mengetuk pintu, langsung mengurungkan niat nya, tetapi dia setia menguping.
"Alah papa ini, belain aja terus biar dia besar kepala. Sekretaris jaman sekarang kan pikiran nya yang nggak-nggak. Mau jadi simpanan bos biar bisa dapetin uang dengan mudah, iyakan?" Ratna terus menunding, anak yang dianggap benalu.
"Bu, aku gak begitu. Jangan ngomong yang aneh-aneh lah, aku masih punya pikiran," Chelsee berusaha membela diri nya, meski hati nya berdenyut sakit ketika mendengar ucapan sarkas ibu nya sendiri. Ya dia menganggap Ratna adalah ibu kandung nya.
"Alah gak usah ngeles, sekarang kamu ngaku! Ada hubungan apa sama bos kamu? Kamu ada main apa?" Desak Ratna, Wajah Sendu Chelsee tampak menyedihkan.