NovelToon NovelToon
CHANCE Memanfaatkan Waktu

CHANCE Memanfaatkan Waktu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Reinkarnasi / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: choirunnisa

💕 Apa yang kamu lakukan jika di berikan kesempatan kedua untuk hidup? 💕



Tasya dan Alexander di berikan kesempatan kedua untuk kembali ke masa dimana mereka harus memperbaiki masa muda mereka dan segala kesalahan yang mereka lakukan.

Dapatkan mereka memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan? Haruskan mereka mengorbankan seseorang yang mereka sayangi?



DISCLAIMER: Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Segala bentuk foto ilustrasi baik tokoh maupun property bukan milik pena dua jempol namun sudah mendapatkan izin untuk menggunakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon choirunnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Seperti orang yang berbeda

"Ada Bidadari turun dari khayangan..." ucap salah satu remaja laki-laki yang sedang mancing di waduk.

Mereka yang berpapasan dengan Tasya. Seketika menoleh ke arah temannya yang memekik kaget melihat Tasya. Gadis itu hanya mengangguk sungkan.

"Turun dari Taxi, to lol!" ucap temannya yang berdiri di sampingnya.

"Gue kan hiperbola, kampret!"

"Mau kemana dia? Itu seragam sekolahan mana ya? Cakep bener."

"Bocah MA (Madrasah Aliyah) depan mungkin."

"Bego Lo, ya? Mana ada bocah Aliyah pake rok pendek. Itu mah kaya sekolah di sinetron-sinetron FTV yang sering kita tonton," timpal remaja lainnya.

"Ehh ... Dia ke rumah Nana! Apa itu ceweknya Badrun ya?"

Badrun kakak Nana. Dia lima tahun di atas Tasya. Sudah bekerja saat ini. Pria bernama Badrun baru menyelesaikan kuliahnya berkat bantuan Antonius Sanjaya.

Tokkkk

Tokkkk

"Waalaikumsalam!" Suara seorang gadis menjawab ketukan pintu rumahnya.

Merasa tersindir karena tidak mengucapkan salam. Tasya berdehem. Ia lupa jika keluarga Bik Parti seorang muslim.

Pintu di buka. Nana terkejut dengan kedatangan Tasya di rumahnya. Di tambah hari menjelang petang.

Perasaan Nana tidak enak apalagi saat ini, ibunya bekerja di kediaman Tasya.

"Non ... Non Tasya?"

"Hy Nana ... Apa kabar?"

Senyum merekah terbit di wajah Tasya membuat Nana seketika terkejut.

Nana seusia dengannya. Seorang gadis muslimah yang sangat taat pada keyakinannya. Sama seperti Bik Parti yang tidak pernah meninggalkan kewajibannya.

"Ba-baik, Non," ucap Nana terbata-bata.

"Mak Nana kenapa, Non? Emak nggak apa-apa kan, Non?" Nana menangis. Hal itu membuat Tasya terkejut.

"Iya ... Bik Parti baik-baik aja. Kamu kenapa menangis?"

Nana berjongkok. "Nana pikir sesuatu hal buruk terjadi sama Emak Nana."

"Boleh aku masuk, Na?"

Nana segera mempersilahkan Tasya masuk. Gadis itu menepuk-nepuk sofa bututnya yang sudah mengelupas, dengan tangannya.

"Silahkan du--"

Ucapannya terpotong kala Tasya memilih duduk di depan televisi. Duduk di lantai beralaskan tikar Palembang.

"Siapa yang Dateng, Na?"

Badrun terkejut ketika melihat anak majikan ibunya sedang duduk bersila di depan televisi sambil memangku tasnya.

"Non Tasya!"

lelaki itu membungkuk rendah. Menatap Tasya sungkan. Ia berjalan melipir mengambil bantal buluknya yang berada tepat di samping Tasya.

Segera Badrun menuju kamarnya dan mengunci kamarnya. Tasya melihat itu seketika bingung dan menatap Nana meminta penjelasan.

"Maaf atas sikap Bang Badrun, Non. Dia be--"

"Panggil Tasya saja. Nggak usah pakai Non. Risih aku dengarnya, Na. Oh iya ... Badrun kenapa tadi?"

"Itu No-- ehhmmm Sya. Tadi bantal kesayangannya ada di samping kamu. Dia malu, makanya langsung di ambil."

Tasya tertawa pelan. Ia ingat, Badrun dan bantalnya tak terpisahkan. Bahkan sampai laki-laki itu menikah, bantal itu tetap di bawanya. Katanya kenang-kenangan dari mendiang ayahnya.

"Ehh ... Sorry aku nggak tau."

Nana terkejut dengan sikap Tasya yang tidak biasanya. Seingat Nana, jangankan menginjak kediaman Bik Parti.

Gadis itu saja tidak pernah mau berbicara dengannya setiap Nana berkunjung menemui Bik Parti di rumah mewah Tasya.

Berkali-kali Nana mencubit lengannya. 'Sakit ... Gak mimpi aku berarti. Tapi kenapa Non Tasya ke rumah.'

"Hemmm ... Mau minum apa, Sya?"

"Air putih pakai Es aja, Na. Oh iya ... Aku mau menginap di sini, boleh Na?"

Nana yang hendak ke dapur seketika menoleh ke arah depan televisi.

"Bo-boleh, Sya. Tapi kamu udah berkabar sama orang rumah?"

"Udah. Jadi kamu nggak usah kabarin Bik Parti kalau aku di sini. Kasian ... Di rumah lagi ramai. Sedang sibuk, Beliau."

"Oh ... Iya, Sya." Nana kembali ke dapur. Mengambil minum untuk Tasya.

Tasya terpaksa berbohong. Ia tidak ingin di ganggu menikmati momen nostalgianya di rumah Bik Parti.

'Prince ... Princess ... Mami kangen kalian.'

Tanpa terasa air mata Tasya meluncur bebas sambil menatap televisi. Ia tidak bisa menahan rasa rindunya.

Hatinya sangat sakit mengingat momen ketika Alexander mengeksekusi mereka.

"Sya ... Kamu kenapa?"

Tasya tersadar dari lamunannya. Ia menatap Nana lalu tersenyum. "Enggak Na. Aku nggak apa-apa. Oh iya ... Santai aja jangan canggung. Kita kan teman."

'Teman? Sejak kapan dia mau berteman dengan ku?'

[Tasya nggak mau, Mih ... Dia bau. Tasya nggak kuat nyium bau bajunya. Kenapa sih orang miskin itu bau! Sampai kapan pun Tasya nggak mau berteman sama dia, Mih. Siapa namanya? Nana? Norak!]

"Na ... Hemmm ... Aku minta maaf atas segala kesalahan aku yang dulu. Aku kasar sama kamu dan ... Aku bukan orang baik saat itu, mungkin sekarang juga. Aku minta maaf ya, Na."

Nana hampir saja keselak air liurnya sendiri.

"I-iya Sya. Aku udah maafin kamu jauh sebelum kamu minta maaf."

Tasya segera memeluk Nana. "Terima kasih Nana. Kamu memang orang yang sangat baik. Semoga Tuhan selalu melindungi kamu."

"Aamiin."

Kkrruuukkkkk

kkrruuukkkkk

"Ehhh ... Kamu belum makan, Sya."

Tasya meringis sambil mengangguk. "Ayo kita makan!"

"Ta-tapi cuma ada sisa nasi sama telur. Kita nggak tau kalau kamu mau ke sini."

"It's okey. Kita beli nasi pecel ayam kremes aja, Gimana? Aku kangen sama ayam kremes dan cah kangkung yang di sebrang Polsek, Na."

"Hah! Sejak kapan kamu tau di sana ada tukang nasi pecel?"

Tasya seketika tersadar. Dia ada di kehidupan keduanya. Ini harusnya menjadi pertama kali dirinya menginjakan kaki di kampung Bik Parti.

"Hemm ... Itu ... A-aku. Sebenarnya aku pernah kesini."

"Hah ... Kapan Sya?"

"Minggu kemarin ... Iya Minggu kemarin aku ke sini dengan Xander. Kita sedang ada urusan di daerah Sukamukti."

"Owh ... Begitu. Sebentar aku panggil Bang Badrun untuk keluarin motornya."

💕💕💕💕💕💕💕💕

Alexander menatap CCTV lobi Bina Bangsa. Terakhir, Tasya terlihat di depan lobi menaiki taxi konvensional.

Tangan kanan Alexander mencatat plat mobil Taxi tersebut. Tangan kirinya menghubungi seseorang.

"Cari tau rute perjalanan Taxi plat B XXXX XXX. Kabarin gue secepatnya, Matt!"

"Siap, Lex!"

Alexander menatap CCTV yang sengaja ia pause. Menatap tajam Tasya yang hendak memasuki Taxi.

"Dimana Lo Tasya! Kenapa Lo menghilang!" Alexander mengetukkan jarinya ke meja.

Ia memejamkan matanya sebentar. Menikmati hembusan angin malam yang lewat dari jendela balkonnya.

"Gue tau Lo dimana!" Alexander berdiri. Mengambil jaket kulitnya dan tas yang berisi keperluannya dan Tasya.

Dirinya yakin Tasya saat ini berada di kediamannya yang dulu. Tapi, Alexander tidak yakin jika hunian itu sudah terbangun di jaman sekarang.

"Gue yakin Lo di sekitar sana. Tunggu gue, Sya."

...💕💕💕💕💕💕...

"Sya ... Kamu yakin bisa menghabiskan semuanya?" tanya Nana terkejut.

Tasya mengangguk yakin. Di depannya tersaji 6 potong ayam kremes. Tiga porsi cah kangkung.

Di tambah jajanan alun-alun mulai dari Sempol, cakwe, sampai kentang crispy.

'Dulu gue cuma bisa bayangin bisa beli ini semua. Kalaupun bisa beli, satu ayam ini di bagi tiga dengan Prince dan Princess.'

Tasya makan dengan senang. Nana dan Badrun seperti melihat Tasya yang berbeda seperti bukan Tasya anak majikan ibu mereka.

Nana yang sedang mengambil air untuk Tasya di dapur, di hampiri Badrun yang mengikutinya.

"Dek ... Itu beneran Non Tasya?"

"Beneran, Bang. Liat aja handphone, sepatu, anting dan kalungnya. Masa ia ada Tasya KW."

"Bukan ... Bukan itu maksud Abang. Dia -- dia bukan dedemit kan?"

"Husssh ... Mana ada dedemit cantik, Bang! Nana juga curiga kalau itu bukan Tasya, anak majikan Emak. Tapi di lihat dari cara bicaranya dan tatapannya sih memang Tasya anak pak Antonius Sanjaya."

"Tapi mau apa dia ke sini, Na? Nggak mungkin kan, cuma pengen makan pecel ayam doang. Masakan chef di rumahnya lebih enak."

"Gak tau, Bang. Mungkin dia lagi kabur. Takut di jodohin. Mungkin...."

"Apa kita bilang Emak aja?"

"Dia udah ijin emak katanya, Bang."

"Kamu percaya?"

Nana mengangguk lalu tak lama ia menggelengkan kepalanya.

"Udah biarin aja ... Orang kaya emang suka random. Mungkin dia lagi purik (ngambek) sama pacarnya atau orang tuanya kali, Bang."

Badrun mengangguk. Ia kembali ke ruang tamu. Menemani Tasya yang masih asik mencoba ini dan itu sambil menggoyang goyangkan kepalanya.

Toookkk

Ttookkk

Ttookkk

Tasya dan Badrun saling beradu tatap. Jam sudah menunjukan pukul setengah 9 malam. Siapa yang bertamu malam-malam begini?

"Iya sebentar..." sahut Badrun.

Laki-laki itu hendak berdiri namun di tahan oleh Nana. "Biar aku aja, Bang. Tolong naikin galon ke dispenser, Bang. Airnya habis."

"Ah ... Iya Na."

Ckkleeekkk

Mata Nana membulat sempurna ketika di depannya berdiri sosok yang membuatnya tidak bisa mengedip.

TBC ...

1
Casillas Marko
mereka dapat pengulangan waktu bagaimana dengan prince dan princess
Casillas Marko
🌹 untuk author agar semangat up
Casillas Marko
lanjut kak author
Casillas Marko
lanjut thor
Casillas Marko
Thor ... keren bangett sih selalu di kasih visual
Casillas Marko
keren ... banyak pesan moral di sini! rekomendasi banget buat pembaca
samara betric
gede bgt dong
samara betric
Thor.... please lah keren banget kalau udah berkaya. Shasa dan Adrian aja belum kelar bapernya udah di timpa sampa Alex dan tasya
Pena dua jempol: happy reading kak Sam ... selamat merasakan kebaperan /Sob/ tapi karya ku yang ini nggak akan buat kak Sam menyiapkan tissue
total 1 replies
samara betric
gak Alex ...... gak Tasya ....... ngakak kalau udah ngomong
samara betric
nangis bisa colab ya... alex ... Alex...
samara betric
khas orang kabupaten banget klw bercanda /Facepalm/ ngakak
anggita
terus berkarya tulis, semoga novelnya lancar👍👌
anggita: sama". fokus saja dulu ke novelmu. semoga makin banyak pembacanya yah🙏.
Pena dua jempol: terima kasih kak Anggita. sukses juga untuk novelnya. aku bakal sering mampir 🫰🏾
total 1 replies
anggita
like👍☝iklan.
anggita
nama anaknya Prince dan Princes 👏👌
anggita
bayinya nangis tuh👶
anggita
gambar visual tokoh"nya keren👍
samara betric
uugghhh mantap dapat salam tempel pasti
samara betric
pena dua jempol kalau buat cerita selalu bikin baperrrrr 💐❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️ cerita terthebezzz
Fa🍁
semangat!! kuy kuy cerita nya sangat menarik.
Pena dua jempol: terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!