Apakah kalian pernah takdir?
Itu yang saat ini sedang Arya usahakan, dia ingin takdir membawa nya kepada sahabat masa kecil, sahabat yang selalu bersama nya di panti asuhan, Arya dipisahkan dari sahabat nya, karena ada sepasang suami istri yang ingin mengadopsi sahabat nya itu, apakah takdir akan membawa Arya pada sahabat nya itu? apakah Arya akan tetap percaya bahwa takdir akan mempertemukan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 -Alunan Takdir-
Luna saat ini berada di dalam perjalanan menuju rumah sakit, dia sedang duduk di salah bus sambil menatap buku catatan milik nya, sekilas dia teringat awal dia dan keluarga datang ke kota ini, lebih tepat nya sebelum kedua adik nya lahir.
Luna tidak menyalahkan takdir yang memberikan nya adik, hanya saja dia lebih menyalahkan dirinya sendiri karena dia, ibu nya Wulan berubah sikap nya, awal nya Luna ingat dengan jelas, bahwa Wulan sangat sayang pada nya, tetapi perlahan kasih sayang itu pudar, kini sikap Wulan tidak seperti dulu lagi.
Sampai di halte rumah sakit, Luna memencet bel lalu turun dari dalam bus dan menatap rumah sakit tempat ia kerja, " apakah aku akan tetap bekerja di sini? atau harus keluar dan mencari rumah sakit lain? " itu dia katakan karena sudah beberapa kali ikut tes, namun hasilnya tetap saja sama, gagal.
Luna terus gagal karena dia pernah menolak lamaran dari anak Professor yang akan menguji nya untuk naik jabatan, Luna menolak nya karena dia merasa apapun yang dia dapat kan saat ini, belum membuat nya puas, jadi dia tidak menikah sebelum dia memenuhi semua impian nya.
Kali ini juga sama, profesor yang akan menguji Luna adalah ayah dari Andika, pria yang Luna tolak cinta dan lamaran nya, namun Luna tetap datang dan ingin mengikuti tes, karena dia yakin kali ini dia akan di terima.
Luna berikan di rumah sakit, dengan kepercayaan diri dan juga wajah nya yang sangat cantik " Luna kau pasti bisa! " teriak Viola sahabat Luna
Luna menatap Viola dan menghampiri nya " jujur aku merasa gugup, ini bukan pertama kali nya, tapi jujur aku gugup " ucap Luna
" Kenapa kau malah menghampiri ku? harus nya kau langsung masuk ke rumahnya Professor, aku yakin kali ini pasti kau lulus "
" Kau tau Viola kata-kata mu itu sudah sangat basi, Sudja lebih dari seribu kali kau mengatakan nya, namun hasil nya tetap sama kan? "
Viola terlihat sedih " aku mengatakan hal itu agar kau tidak menyerah, karena aku tak mau kau keluar dari sini, aku tau kan, hanya kau yang ku punya " memeluk Luna
Luna tersenyum, dia sahabat senang punya sahabat yang sangat sayang pada nya, begitu juga dengan Viola " baiklah kali ini aku akan mencoba nya, tetapi tetap saja jika hasil nya sama, maka aku akan pindah rumah sakit, karena aku sudah tak tahan berada di sini " menatap sekitar
" Bawa aku bersama mu "
Luna melepaskan Viola dari tubuh nya " tidak, kau tetap bekerja di sini, hanya aku yang akan pindah " berjalan menuju ke ruangan Professor
Sampai di depan pintu yang membuat Luna merasa sangat takut dan gugup, jika kali ini gagal maka semua nya gagal, " aku akan bekerja di rumah sakit lain, atau membuka klinik, aku tidak masalah, " memberanikan diri dan membuka pintu
Luna sangat kaget karena ternyata yang ada di dalam ruangan saat ini, buka Professor tetapi Andika, anak sang Professor " maaf " ucap Luna ingin menutup pintu nya kembali namun.
" Masuk saja, memang saya yang akan menguji and hari ini " ucap Andika menatap Luna
Luna kembali membuka pintu nya, dia masuk dan menutup nya " baik pak " ucapannya lalu berjalan ke hadapan Andika
Andai memberikan sebuah tiket, tiket yang terlihat seperti tiket nonton " apa maksud nya pak? Saat ini kita akan mengadakan ujian untuk naik jabatan, bukan memikirkan flim " Luna sadar ucapan nya sedikit kasar, namun dia sama sekali tidak mau mencampur kehidupan pribadi dengan pekerjaan.
" Jika kamu terima tiket ini, maka kamu akan naik jabatan, kamu hanya perlu ikut dengan saya, lalu kita akan bersenang-senang "
kalimat dari yang keluar dari mulut Andika ini, seolah ingin Luna ikut dengan nya, dan dia sudah merencanakan semua nya " maaf pak, tapi saja lebih baik tidak naik jabatan dari pada saya ikut dengan bapak " ingin keluar dari ruangan tersebut
Andika menarik tangan Luna " kau sudah dengar berita bahwa rumah sakit kita bekerja sama dengan rumah sakit luar, dan mereka meminta relawan untuk ke sana? "
Luna melepaskan tangan nya dari Andika " bapak pikir saya takut jika harus ke sana? Jika memang harus ke sana agar saya tidak bertemu bapak, maka saya akan pergi " ucap nya dengan tegas
" Kau tidak perlu ke sana jika kau mau menginap di hotel dengan ku, buka kah itu kesepakatan yang adil? tidak hanya itu kau juga bisa naik jabatan " mendekati Luna
Luna menampar wajah Andika " sekali lagi bapak melangkah, maka saya akan melaporkan niat busuk bapak ini kepada pihak yang berwajib " Luna mulai mundur ke arah pintu
Andika mendekati nya dan menarik nya, lalu membanting tubuh kecil Luna ke atas sofa yang ada di dalam ruangan nya " kamu sangat keras kepala, tetapi saya suka, jika saat ini kau harus pergi dari ruangan ini, maka itu setelah semua tugas ku selesai " Andika ingin menodai Luna
Luna berusaha membebaskan dirinya dari cengkraman Andika " kurang ajar " ucap Luna sambil menampar wajah Andika
Andika menarik Luna " kau sudah siap? " tatapan Andika penuh dengan hasrat
Untung nya, ada salah satu dokter yang juga mengikuti tes masuk ke dalam ruangan, Luna mengunakan kesempatan ini untuk kabur dan meninggalkan Andika dengan dokter perempuan yang baru saja masuk.