Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, seorang pria yang sedang kelaparan malah di suguhi pemandangan yang tidak menyenangkan.
Bagaimana kisahnya mari kita ikuti bersama.
Oh iya, ini cerita author yang perdana.. jadi maklumin ya kalau masih belepotan..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hum@ira211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hutang yang harus dibayar
Malam itu Sulastri tidak bisa memejamkan matanya, ia gelisah memikirkan perkataan kakeknya yang menginginkan agar ia segera menikah, sedangkan prioritas nya saat ini ialah meniti karirnya dan lagi ia merasa masih terlalu muda untuk menikah.
Dalam kegelisahannya itu Sulastri teringat Nina sahabatnya, barangkali jika ia membagi persoalannya mungkin Nina bisa membantu mencari solusinya.
'"Nin.. Help me please...." kata Sulastri setelah telponnya tersambung.
"Hai Las, kau kenapa? Jam segini belum tidur?" Jawab Nina yang barusan terbangun karena dering telepon dari Sulastri.
"Haruskah aku menikahi David Nin?'" kata Sulastri lirih..
Nina tertegun mendengar pertanyaan Sulastri..
"Kakekku..." ucap Sulastri terputus..
"Kakek kenapa Las, apa dia baik baik saja?" tanya Nina panik mendengar isakan Sulastri
"Bukan... Bukan itu maksudku.. Aku diminta segera menikah dengan David...." Sulastri menarik nafas panjang berusaha tegar.
"Sedangkan kau juga tahu kelakuan David .." lanjut Sulastri.
"Tidak Las, jangan buru buru.." Nina menyarankan.
"Tapi mendesakku Nin...gimana dong.." rengek Sulastri.
"Aku ngga akan biarin kau menikahi lelaki brengsek macam David itu Las.." tandas Nina..
"Kita akan selidiki dulu si David itu, mudah mudahan dapatkan bukti untuk meyakinkan kakekmu Las.." lanjut Nina.
"Baiklah Nin...aku percaya kamu.." tutup Sulastri..
Sulastri masih belum bisa tidur, ia masih memikirkan caranya untuk membatalkan pertunangannya tanpa menyakiti hati kakeknya itu. Barulah menjelang pagi Sulastri mampu memejamkan matanya.
****
Ruangan dimana Nina bekerja masih sepi, hanya beberapa orang yang sudah duduk di meja kerjanya ada yang sedang menikmati sarapan yang tidak sempat dimakan di rumah ada yang sudah membuka komputer nya.
Di sudut ruangan tampak Sandi yang sedang membuka laptopnya, Nina memang memintanya untuk datang lebih pagi untuk membantunya menyelesaikan masalah Sulastri. Nina segera mendekati dan memberitahukan duduk permasalahannya.
tak berapa lama kemudian rekan kerja mereka pun berdatangan tak terkecuali Sulastri yang langsung menuju ruangan nya tanpa menyapa anak buahnya itu. Nina dan Sandi pun menyusul masuk ke ruangan Sulastri.
"Las, apa kau baik saja?" tanya Nina duduk di kursi depan meja Sulastri.
"Gimana mau baik... Aku ngga bisa tidur Nin..." jawab Sulastri kesal..
"Tenang dulu Las, ..."kata Nina. "San.. Coba katakan apa yang kau tahu.." pinta Nina pada Sandi
"Yang saya tahu David itu memang lelaki ngga baik" kata Sandi menjelaskan.
"Dari mana kau tahu?" tanya Sulastri.
"Dulu saya teman satu kantor dengan dia, bahkan dia lah yang telah merebut tempat saya sebagai Manajer Keuangan di perusahaan Kakek Soedono " terang Sandi
"Dia pria licik, menghalalkan segala cara demi posisi itu, saya difitnah.." lanjut Sandi.
"Jadi kau orang kepercayaan Kakek ku sebelumnya?" tanya Sulastri penasaran..
"sebenarnya Kakek Nona ngga begitu percaya, tapi saya ngga punya bukti untuk mengelak, jadi saya menerima sangsi dipindahkan ke sini Non." terang Sandi.
Saat ini mereka hanya bertiga jadi Sandi memanggil Sulastri dengan sebutan Nona, karena untuk memanggil namanya dia merasa ngga pantas.
"Saya yakin David telah menggelapkan keuangan perusahaan Non.." kata Sandi
"Bagaimana kau yakin San..?" tanya Nina
"Kalian lihat mobil David saat di restoran itu?" tanya Sandi.
"Memangnya kenapa dengan mobilnya?" Sulastri balik tanya karena memang belum tahu mobil David yang sebenarnya.
"Mobil David itu masih sama kayak yang sebelumnya, tapi anehnya plat nomornya berbeda dan body nya kelihatan masih baru" terang Sandi
" Dan saya dengar David juga punya rumah mewah di komplek perumahan elit " lanjut Sandi.
Sulastri dan Nina hanya menyimak keterangan Sandi.
"Namun yang kedua itu saya belum membuktikannya sendiri" kata Sandi.
"Gini aja San, bantu Lastri untuk mencari bukti kecurangan David di kantor lama mu, gimana?" usul Nina.
"Gimana San?" tanya Sulastri menegaskan..
"Ok, nanti saya cari cara biar bisa masuk ke ruangan David" Sandi berfikir sebentar.. " Mungkin dengan cara ini.." usul Sandi sambil menunjukan berkas yang ada di meja Sulastri..
Ketiganya telah bersepakat menyusun rencana, Sulastri sedikit merasa lega, Nina dan Sandi pun kembali ke tempat duduknya masing masing.
Kini ruangan itu kembali sepi, Sulastri masih memikirkan kata-kata Sandi, ternyata dia dulunya orang kepercayaan kakek, setelah dituduh dan difitnah kakek tidak memecatnya tapi memindahkan di kantor cabang berarti memang kakek meragukan fitnahan yang ditimpakan pada Sandi.
Sulastri mencoba menenangkan hatinya dengan memutar lagu lagu selow yang adem di telinga. Sambil memejamkan matanya ia menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi dan memutarnya,, kini ia menghadap ke arah dinding..
...****************...
Sebuah gedung yang berdiri menjulang tinggi di tengah ibukota itu seolah hendak mencakar langit. gedung itu adalah milik seorang pengusaha kelas atas yang menjadi salah satu perusahaan tersohor di kawasan ibukota. Kakek Soedono adalah pendiri sekaligus presiden direktur dari perusahaan tersebut yang dikenal dengan MAJU JAYA.ltd.
Perusahaan itu meliputi berbagai bidang usaha, diantaranya perusahaan logistik dan real estate yang berkembang begitu pesat dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar lainnya sehingga salah satu yang di segani di kalangan pengusaha papan atas.
Gedung itu sebagian kecil diperuntukkan untuk hotel bintang 4 di sepertiga lantai atas. beberapa lantai di sewakan kepada kolega dari berbagai jenis usaha, dari perbankan, jasa konsultan, kuliner, area perbelanjaan dan lain lain sehingga saling menguntungkan sesama penghuni gedung itu.
Di lantai 14 tempat dimana kantor David berada adalah departemen keuangan dan David menjabat sebagai manajer keuangan sejak beberapa bulan yang lalu. Entah mengapa dia bisa terpilih menyandang posisi strategis itu yang jika ditelisik lebih jauh maka akan tidak pantas jika pilihan jatuh kepadanya.
Di ruangannya nampak David sedang berbicara dengan salah satu staffnya. terlihat ada ketegangan diantara keduanya.entah apa yang sedang terjadi.
""Pokoknya saya ngga mau tahu.. Ini harus dirubah!! Kau mengerti??" bentak David
"Tapi pak... Ini tidak relevan.." bantah staffnya
"Kau berani membantah huh!!?" David semakin beringas..
Melihat itu si staff bergetar tak berani bicara lagi..
" Cepat selesaikan!!!" perintah David
"Baik pak" jawab si staff meninggalkan ruangan manajer keuangan itu dengan gemetar.
"Braaakkk" David menggebrak mejanya setelah kepergian staffnya itu.
"drrrrrtt... drrtttttt....drrrrtttt.." ponsel David bergetar.
"Sial..." umpat David melihat siapa orang yang telpon.. Namun diangkat juga..
"Hallo bos.." sapa David dengan nada lunak
"Usah basa basi... Mana janjimu??" bentak orang dibalik telepon.
"Kasih waktu lagi boos... Baru ada setengah " kata David memelas
"Saya ngga mau tahu... Kirim sekarang!! Sisanya saya kasih waktu 3x24 jam!!" gertak si Bos.
"Baik bos.."
"Jangan berani menipu!!" pungkas si bos menutup panggilan nya.
"Sialaaaaasnn!!!" umpat David kemudian.
David segera turun ke bawah ke ATM center,
dengan terpaksa ia menggunakan uang yang diberikan oleh Sonia waktu itu, padahal dalam hatinya uang itu akan digunakannya untuk bersenang-senang...
Sesaat setelah David keluar dari ruangannya, seorang pria menyelinap masuk dan memeriksa di beberapa tempat, membolak balik berkas, membuka laci, rak dokumen memcari sesuatu yang author sendiri belum mengetahuinya..
...****************...
Siapa pria yang menyelinap masuk itu? lantas apa yang sedang ia cari?? Jawabannya akan kita temukan di episode selanjutnya...
Author mau beli kopi dulu yah... ..
Jangan kemana mana dulu.... Okey???...