NovelToon NovelToon
Kala Cinta Menggoda

Kala Cinta Menggoda

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:12.1M
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

Putri Kirana

Terbiasa hidup dalam kesederhanaan dan menjadi tulang punggung keluarga, membuatnya menjadi sosok gadis yang mandiri dan dewasa. Tak ada waktu untuk cinta. Ia harus fokus membantu ibu. Ada tiga adiknya yang masih sekolah dan butuh perhatiannya.

"Put, aku gak bisa menunggumu tanpa kepastian." Satu persatu pria yang menyukainya menyerah karena Puput tidak jua membuka hati. Hingga hadirnya sosok pria yang perlahan merubah hari dan suasana hati. Kesal, benci, sebal, dan entah rasa apa lagi yang hinggap.

Rama Adyatama

Ia gamang untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan mengingat sikap tunangannya yang manja dan childish. Sangat jauh dari kriteria calon istri yang didambakannya. Menjadi mantap untuk mengakhiri hubungan usai bertemu gadis cuek yang membuat hati dan pikirannya terpaut. Dan ia akan berjuang untuk menyentuh hati gadis itu.

Kala Cinta Menggoda

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Rama Adyatama

Mobil mini cooper warna oren berhenti di pekarangan rumah mewah berlantai 2. Seorang perempuan cantik dengan pakaian ketat mencetak tubuh rampingnya, turun dari pintu kemudi. Berjalan dengan anggun dan gemulai menuju pintu utama. Ketukan dari high heel terdengar setiap langkah terayun. Tidak butuh pemeriksaan security saat tadi memasuki pintu gerbang. Karena petugas sudah mengenal sosok perempuan fashionable itu.

"Eh...Non Zara, silakan masuk, Non." Bi Lilis, asisten rumah tangga keluarga Krisna Adyatama menyambut dengan ramah.

Tak ada tanggapan dari perempuan cantik bernama Zara itu. Melenggang masuk melewati Bi Lilis dengan wajah tegak dan ekspresi datar. Seolah rumah sendiri, ia melangkah bebas tanpa sungkan. Senyumnya mendadak merekah melihat dua orang yang duduk santai di ruang keluarga.

"Pagi tante Ratna...."

"Pagi Cia...."

Menyapa dengan riang dan memberi pelukan diiringi cipika cipiki bergantian. Zara duduk bergabung di samping Ratna yang merupakan calon mama mertuanya itu.

"Lagi bahas apa sih? kelihatannya seru banget." Ujarnya sembari duduk anggun dengan kedua kaki ditekuk miring ke kiri.

"Ini Cia pengen ikut kakaknya besok ke Ciamis. Kangen sama Enin katanya. Udah setahun gak ketemu." Ratna menjelaskan. Ia sendiri yang terlahir di Ciamis, belum bisa pulang kampung untik saat ini. Berhubung sang suami sedang sibuk dengan pekerjaan dan tidak ingin ditinggal pergi jauh olehnya.

"Mau ke Ciamis?" Zara mengernyit heran. "Kok Mas Rama gak bilang sama aku?!" Wajahnya berubah memberengut. Teringat kebersamaannya dua hari yang lalu saat acara dinner. Namun kekasihnya bernama Rama itu sama sekali tidak membahas apa-apa. Cenderung diam dan menanggapi seperlunya. Malah dirinya sendiri yang dominan banyak bicara.

"Mungkin lupa. Atau baru hari ini mau ngomongnya." Ratna menghibur.

"Mas Rama ada di mana, Tante?" Zara mengedarkan pandangan ke arah jendela bening yang berjajar tinggi. Pandangan yang tembus ke area kolam renang. Berharap sang kekasih ada di sana.

"Kak Rama lagi di kamar. Baru beres renang." Cia, anak kedua dari dua bersaudara itu yang menjawab. Dibalik ekspresinya yang biasa-biasa saja, terkandung rasa ketidaksukaan terhadap calon kakak iparnya itu. Sejak awal tidak setuju dengan perjodohan sang kakak dengan anak teman ayahnya itu.

"Aku ke atas dulu, Tan." Zara beranjak bangkit. Namun lengannya ditahan Cia.

"Kak Zara tunggu di sini aja. Biar aku yang panggilin Kak Rama." Cia teringat akan ultimatum sang kakak. Melarang Zara untuk nyelonong masuk ke kamar.

"Biar aku aja yang keatas." Zara menepis tangan Cia. Berjalan menuju tangga tanpa bisa dicegah lagi.

Cia berbalik memberengut menatap sang ibu yang tidak mendukungnya. Hanya menatap punggung Zara yang melenggang menaiki tangga.

"Mami kenapa gak larang sih. Kak Rama udah pesan jangan biarin Kak Zara masuk ke kamar. Nanti aku yang kena semprot deh." Cia nampak gusar. Membayangkan kakaknya akan melotot memarahinya nanti.

"Mereka udah dewasa. Gak mungkin berbuat diluar batas." Ratna menimpali dengan santai.

"Aku percaya sama Kak Rama. Tapi tidak sama Kak Zara. Dia keliatan cewek agresif. Jelas Kak Rama tidak menyukai cewek itu. Kenapa Mami sama Papi jodohin sih." Protes Cia. Merasa ada celah untuk membahas pertunangan dadakan yang dilakukan orangtuanya itu terhadap sang kakak.

"Katanya mau ke rumah Keyla?" Ratna mengalihkan pembicaraan. Tidak berminat menjawab protes sang anak bungsu yang sudah diulang kesekian kalinya.

Cia mengehela nafas kasar. Lagi-lagi sang ibu bungkam tentang alasan dibalik perjodohan kakaknya itu.

"Iya. Aku jalan dulu, Mam." Cia mencium pipi Mami Ratna. Segera melenggang ke arah pintu utama. Ada janji dengan temannya akan hang out ke mall. Sekaligus menghindari dari kemarahan kakaknya karena tidak bisa mencegah Zara.

...***...

Rama Adyatama. Pria tampan berusia 30 tahun. Berperawakan tegap dengan postur tubuh proporsional, sedang mematut diri di depan kaca. Polo shirt warna abu tua membungkus perut rata dengan dada bidang yang tercetak karena ukuran baju yang pas. Tonjolan otot lengan menunjukkan jika dirinya rajin berolahraga. Dipadukan dengan celana chino krem, membuat tampilannya makin ganteng dan stylish. Satu lagi poin yang membuat seorang Rama semakin kece, yaitu sneaker yang menyempurnakan penampilannya.

Terdengar suara handle pintu kamarnya diputar. Rama mendecak tidak suka. Seharusnya seisi rumah tahu jika setiap masuk ke kamar manapun harus mengetuk pintu. Ini siapa yang sudah melanggar aturan tak tertulis itu. Langkahnya ringan keluar dari ruang walk in closet. Terkejut melihat seorang wanita duduk di tepi ranjang dan tersenyum menggoda.

"Zara---" Rama mengeram tidak suka.

"My God. Ganteng banget sih calon suami aku." Zara beranjak bangun. Melangkah mendekat dengan tangan terbuka akan memeluk Rama. Sayangnya, ditepis dengan halus bahkan Rama memundurkan langkah membuat jarak.

"Kenapa sih sayang kamu selalu menghindar kalau aku peluk? Badanku selalu wangi, gak pernah bau." Selalu seperti itu. Setiap keinginannya tidak terpenuhi, Zara akan mengoceh dan sewot.

"Siapa yang ngijinin kamu masuk kamar?" Bukannya menjawab protes Zara. Terlalu bosan untuk menjelaskan pada perempuan manja itu.

"Inisiatif aku sendiri. Kita ini udah tunangan. Bukankah ini nanti akan menjadi kamar kita." Kekesalannya tak bisa memeluk Rama menguap. Berganti berbinar membayangkan masa depan indah. Hidup bersama lelaki yang dicintainya sejak lama. Duduk lagi di tepi ranjang dengan kaki menyilang. Membuat dress dengan panjang diatas lutut itu makin terangkat naik. Menampakkan paha putih mulus yang menggoda.

Rama malas menjawab. Memilih berjalan ke arah pintu meninggalkan kamarnya.

"Mas Rama mau kemana?" Zara menghentakkan kaki. Segera mengejar Rama yang berjalan cepat. Dan berhasil meraih lengan kekasihnya itu sebelum menuruni tangga. "Mas tunggu dong. Aku ke sini pengen ngajak jalan-jalan. Ini kan weekend." Ia merajuk manja dengan tangan masih menggelayut di lengan Rama.

"Aku ada acara sama Damar and the genk. Kemarin aku udah nemenin kamu jalan. Sekarang giliran me time." Rama meminta pengertian.

"Aku ikut!" Rengek Zara. "Kamu boleh pergi kemanapun asal aku ikut!"

Rama menggelengkan kepala. "Ini acara cowok. Please Zara, jangan mengaturku. Aku nggak suka didominasi. Kalau seperti ini terus lebih baik hubungan kita berakhir." Kekesalannya sudah memuncak. Ia tidak tahan menghadapi sikap tunangannya itu.

"Jangan, Mas Rama!" Zara menahan tangan kanan Rama yang akan membuka cincin yang tersemat di jari manis. "Oke-oke....kamu boleh pergi. Have fun, sayang---" Terpaksa mengulas senyum. Mengalah, daripada Rama benar-benar membuktikan ancamannya.

Rama bisa bernafas lega. Sampai di ujung tangga dapat melihat sang ibu yang berdiri tak jauh dari tangga. Bisa jadi mendengar semua pertengkaran kecil yang terjadi barusan.

"Aku keluar dulu, Mam." Rama berlalu tanpa menunggu jawaban. Sejak dipaksa bertunangan dengan Zara, hubungannya dengan Mami dan Papi menjadi kaku. Planning masa depan sudah tersusun rapih. Satu persatu terlampaui sampai ke tahap study S2 di Amerika. Puncak planningnya adalah melamar kekasih yang sudah dipacarinya selama 4 tahun meski sering LDR.

Di luar ekspektasi, niat memberi kejutan dengan pulang ke tanah air tanpa memberi kabar, nyatanya Rama lah yang mendapat surprise. Saat sandi pintu apartemen dipijit, pintu dibuka lebar, wajah sumringah dengan segudang rindu yang menyesak di dada, berubah shock. Sang kekasih sedang asyik masyuk bercumbu dengan seorang bule. Buket bunga yang ia sembunyikan di balik punggung, dilemparkannya pada dua insan yang berada di sofa. Sama-sama shock, manusia berlawanan jenis itu berusaha menutup bagian tubuh yang sudah terbuka. Tidak menyangka akan terciduk oleh Rama.

Dua tahun dilalui dengan menyibukkan diri. Tenggelam dalam pekerjaan. Sedikit banyak membantu mengikis rasa sakit hati karena pengkhianatan cinta. Hingga hari itu tiba.

"Ram, masih ingat Zara?!" Papi Krisna mengajaknya ngopi bareng di teras belakang menghadap kolam renang.

"Anaknya Om Rio, bukan?" Rama ingat remaja cantik yang selalu genit kepadanya setiap bertemu. Dulu, 10 tahun yang lalu. Karena keluarga Zara kemudian pindah ke Makasar.

Papi Krisna mengangguk. "Papi ingin jodohin kamu sama Zara. Sekarang kan keluarga Om Rio sudah pindah lagi ke Jakarta."

"Semua cewek gak ada yang bener." Rama memukul setir dengan berteriak kencang. Melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumah sahabatnya. Sungguh ia merasa marah pada nasib. Kenapa harus memiliki tunangan seperti Zara. Kenapa hidup yang serba ada tak bisa membeli bahagia.

1
Mega Wati
wah... apakah akan jadi pertemuan pertama akbar sama ami...
Elsi 🌻
jangan permen dong Mi, kebagusan.. bilang aja "kendi".. 🤭
Mega Wati
Gak sabar pengen tau gimana pertemuan Ami sama Akbar... 😁😁
Elsi 🌻
ah, jadi kangen masa² pedekatenya Papa Rama..
Elsi 🌻
duh, aduh, banjirr.. gimana inii..
Elsi 🌻
kau cantik hari ini.. dan aku suka.. 🎶
Elsi 🌻
bomat dah daripada gegana.. yegak, pap?
who i am ?
woww sama kaya tanggal n bulan pernikahan akuu...
Elsi 🌻
duh, ngilerr.. 🤤
Elsi 🌻
iya, Mi.. temenan ama lumba².. /Joyful/
Elsi 🌻
serius baru ini denger ada org syukuran buat mobil baru.. biasanya mah syukuran rumah baru or pergi haji/umroh..
Elsi 🌻
Teh Nia, satu dari sedikit author di NT yg mau bersusah payah nyari referensi utk menceritakan latar tempat.. 💖🙌🏻 kebanyakan yg lain, monmaap, cuma asal jadi sehingga info yg dikasi ke pembaca banyak kelirunya..
Elsi 🌻
tergantung Bunda Ratih ini mah, baik buruknya gimana.. jelek di mata orang blom tentu jelek di mata kita.. yg jelas korbannya disini adalah Panji dan adiknya, korban dari keegoisan para orangtua..
Elsi 🌻
lah.. kok jadi kepengen nyanyi Sembako Cinta ini.. /Joyful/
Elsi 🌻
expert banget dah papa buye emang.. jam terbang tinggi.. 😅
Elsi 🌻
Aul ama Panji aja deh.. lebih unyu² gimana gitu.. *netijen ngatur
Elsi 🌻
ayok yg mau lamaran bisa dicontek ini kata²nya.. 🤭
Elsi 🌻
betul a', harus sat set.. kayak misalnya mo ngadain acara lamaran eh malah dijadiin acara nikahan.. 🤭
Elsi 🌻
bimoli dong, Mi.. bibir monyong lima senti..
Elsi 🌻
cinta di ujung senja..
jadi keinget Papi Mark en hunny bunny-nya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!