Feng Yan seorang pemuda yang tadinya di anggap jenius telah membangkitkan jiwa beladiri berupa manik hijau misterius yang tidak pernah di kenali dan tidak memiliki tingkatan kualitas sehingga semua orang mulai memandang rendah dirinya. dari yang tadi jenius yang di puja kini berubah menjadi sampah yang di pandang rendah.
tahun demi tahun berlalu. Feng Yang tidak pernah berputus asa hingga suatu hari dia kembali dengan kekuatan yang luar biasa. dia bangkit dengan kekuatan yang menggemparkan Dunia.
ikuti terus perjalanan Feng Yan untuk menjadi yang terkuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Sikap Tegas Feng Yan.
Bab 28. Sikap Tegas Feng Yan.
Pertandingan berlanjut dengan ketegangan yang kian memuncak. Dari ratusan peserta yang awalnya bertarung, kini hanya tersisa 50 orang, termasuk Feng Yan dan ketiga saudaranya. Mereka berdiri di tengah arena dengan aura yang mendominasi, memancarkan kekuatan dan kematangan dalam seni bela diri mereka.
Ketika semua mata tertuju pada klan Feng, peserta lain mulai merasakan ketakutan. Bukan hanya karena kemampuan tempur mereka yang tak tertandingi, tetapi juga tingkat kultivasi yang luar biasa.
Berkat Feng Yan, ketiga saudaranya telah mencapai tahap Pemurnian Qi level 9 puncak, sangat dekat dengan tingkat Transformasi yang lebih tinggi. Dominasi mereka dalam teknik seni bela diri membuat generasi muda lainnya merasa kalah sebelum pertarungan dimulai.
Dengan sedikit usaha lagi, ketiga saudara Feng bisa menembus tingkat yang lebih tinggi, sementara peserta lainnya mulai merasa tertekan. Mereka mundur dengan penuh hormat, sadar bahwa perbedaan dalam tingkat kultivasi terlalu besar untuk diatasi. Feng Yan, dengan kekuatan dan kebijaksanaannya, memastikan dominasi keluarganya dalam pertandingan ini.
Ketiga saudara Feng Yan, meskipun sudah berada di puncak Pemurnian Qi, menyadari kenyataan yang pahit, mereka tak mungkin bisa menandingi Feng Yan. Kekuatan sejatinya jauh melampaui mereka, berada di tahap Kesengsaraan, sebuah tingkat yang terlalu jauh dari jangkauan mereka. Dengan penuh rasa hormat, mereka memilih untuk mundur, tidak ingin memaksakan diri melawan kekuatan yang tak tertandingi.
Feng Yan, di sisi lain, cerdas dalam menyembunyikan kekuatan sebenarnya. Agar tidak menarik perhatian atau menimbulkan kecurigaan, dia sengaja menekan basis kultivasinya hingga ke tingkat 5 tahap Jiwa level 9. Ini membuatnya terlihat seperti kandidat yang kuat, tetapi tetap dalam batas yang masuk akal bagi mereka yang mengamati.
Beruntung bagi Feng Yan, ketika dia pertama kali tiba di gerbang kota, semua orang terlalu sibuk menghadapi hawa membunuh yang dia lepaskan. Aura haus darah yang mengerikan itu membuat orang-orang di sekitarnya terfokus pada ketakutan mereka, tanpa memperhatikan tingkat kekuatan sebenarnya.
Ini memungkinkan Feng Yan tetap terselubung dalam misteri, dan dia bisa dengan tenang melanjutkan rencananya tanpa ada yang meragukan kekuatannya yang sesungguhnya.
Karena semua peserta lainnya telah menyerah, kini hanya tersisa Feng Yan seorang sebagai kandidat yang akan mewakili Sekte Api Naga dalam kompetisi bela diri melawan Keluarga Utama Klan Feng. Kemenangan ini mempertegas dominasi Feng Yan, yang tak hanya menunjukkan kemampuan bela dirinya, tetapi juga kecerdasannya dalam menyembunyikan kekuatan sejatinya.
Setelah pengumuman resmi, Wen Yang, pemimpin Sekte Api Naga, berdiri di hadapan semua peserta dan penonton. Dengan suara yang tenang namun penuh wibawa, ia menyampaikan ucapan selamat kepada Feng Yan.
Wen Yang berkata
"Feng Yan, atas nama Sekte Api Naga, aku ucapkan selamat atas kemenanganmu. Kau telah membuktikan dirimu sebagai pejuang sejati, dengan kemampuan yang melampaui semua ekspektasi. Keberanian, kekuatan, dan ketenanganmu dalam menghadapi setiap lawan adalah bukti bahwa kau layak mewakili sekte kita dalam kompetisi mendatang melawan Keluarga Utama Klan Feng. Ini bukan hanya kemenangan untuk dirimu, tetapi juga untuk sekte kita. Kami semua bangga padamu."
Dengan penghormatan dari Wen Yang, Feng Yan menerima pengakuan sebagai pemenang dan perwakilan resmi Sekte Api Naga, siap menghadapi tantangan yang lebih besar.
Feng Yan, yang menerima ucapan selamat dari Pemimpin Sekte Api Naga, Wen Yang, berdiri dengan penuh hormat. Dengan wajah tenang dan sikap rendah hati, ia menjawab dengan penuh keyakinan. Jadi dengan penuh hormat Feng Yan pun menjawabnya.
"Terima kasih, Pemimpin Wen Yang, atas kepercayaan dan dukungan yang Anda berikan. Saya merasa sangat terhormat bisa mewakili Sekte Api Naga dalam kompetisi ini. Saya berjanji akan memberikan yang terbaik, berjuang dengan segenap kemampuan saya demi kemenangan, bukan hanya untuk sekte, tetapi juga untuk menjaga martabat keluarga saya. Saya tidak akan mengecewakan Anda dan seluruh anggota sekte."
Kata-kata Feng Yan menunjukkan keteguhannya, sambil tetap menunjukkan rasa hormat dan loyalitas kepada sekte tempat sepupunya menimba ilmu, serta pada keluarganya.
Mendengar itu semua baik Wen Yang maupun para tetua Sekte Api Naga mengangguk puas mendengar kata-kata Feng Yan. Mereka semua bisa melihat potensi besar dalam dirinya, tetapi yang paling terkesan adalah Wen Yang. Dalam hatinya, ia berpikir:
Wen Yang membatin
"Feng Yan masih begitu muda, namun sudah memiliki bakat yang luar biasa. Kultivasinya telah mencapai tingkat 5 tahap Jiwa level 9, namun dia tetap rendah hati dan tidak pernah menunjukkan kesombongan.
Anak ini tidak hanya kuat, tapi juga bijaksana. Dengan sikap seperti ini, seandainya dia mau bergabung ke Sekte Api Naga, dia pasti akan menjadi pilar bagi sekte kita di masa depan.
Namun senyum kecut segera terukir di bibirnya. Jenius seperti Feng Yan ini pasti di inginkan oleh banyak sekte yang jauh lebih kuat dari sekte mereka. Menyadari hal itu Wen Yang hanya bisa menghela nafas kasar.
Akhirnya kompetisi pun selesai dan semua orang kembali ke rumah masing masing. Begitu juga dengan Feng Yan ,Feng Tian dan dua saudaranya.
Namun, saat akan kembali tiba tiba terdengar suara yang lembut.
"Kakak Feng Tian." Suara itu menggema dan menyebar ke sekeliling
Feng Tian yang mendengarnya pun reflek berbalik karena mendengar suara yang sangat akrab. Dia tidak lain adalah Jia Yu.
"Adik Yu'er, apakah ada yang bisa aku bantu? Kata Feng Tian sambil tersenyum.
Seketika wajah Jia Yu langsung memerah saat di panggil Yu'er oleh Feng Tian. Sementara itu Feng Yan pun. Berkata pada saudaranya.
"Mari kita menyingkir dan berikan ruang pada pasangan calon suami istri untuk membicarakan masa depan." Kata Feng Yan sambil terkekeh kekeh.
Hal itu di sambut gelak tawa Feng Zhen dan Feng Chen. Sementara Feng Tian dan Jia Yu langsung menunduk malu. Wajah mereka merah padam. Ingin rasanya keduanya menggali lubang dan bersembunyi saat ini juga.
Akhirnya keduanya pun berjalan jalan di taman sekte
Sedangkan Feng Yan dan yang lainnya menunggu sambil menikmati suasana Kota.
Tiba tiba terdengar suara teriakan minta tolong dari seorang gadis kecil berusia 6 tahun. Di sebuah Kedai mewah yang nampak baru saja buka.
CTAR! CTAR! ( Bunyi suara cambuk.)
"Tolong berhenti! Berhenti mencambuk ibuku. Dia sedang sakit. Aku mencuri roti hanya untuk memberinya makan." tolong berhenti..jangan pukul lagi." Ucapnya sambil menangis tersedu-sedu.
"Huh, Kamu anak kecil! Kamu pikir aku akan kasihan. Tidak peduli apapun alasannya kamu adalah pencuri. Karena dia adalah ibumu, dia harus menggantikanmu untuk di hukum." Kata seorang Pria dewasa berusia 35 tahun. Dia adalah pemilik kedai mewah itu.
Seorang pria kejam yang bahkan tega membunuh semua keluarganya karena ingin menguasai harta keluarganya seorang diri.Tubuhnya pendek, wajahnya jelek dan perutnya buncit. sikapnya sombong dan arogan. Tidak punya belas kasihan dan selalu bangga pada dirinya sendiri. Sama sekai bukan tipe manusia yang elegan.
Saat cambukan itu akan mengenai tubuh ibu Aang gadis kecil sebuah tangan menahan cambuk itu. Tangan itu sangat kuat seperti Tang besi sampai sampai anak buah pemilik kedai tidak bisa menggerakkan tangannya.
"Hm! Siapa kamu? pergilah. Jangan mencampuri urusan orang lain." Ucapnya dengan kasar.
"Aku! aku hanya orang lewat yang tidak sengaja melihat hal yang memuakkan. Ada seekor Babi gila yang mengamuk dan menindas seorang gadis kecil. Aku harus segera menolongnya. Karena Babi gila semakin lama semakin memuakkan." Kata Feng Yan dengan santai.
Sontak saja hal itu membuat semua orang tertawa terbahak bahak.
Mendengar tawa itu pria gemuk itu sangat marah hingga kepalanya mengeluarkan asap.
"Beraninya kamu menghinaku! Aku Ye zhu tidak akan membiarkan hal ini terjadi." Ucapnya dengan mata memerah.
Mendengar nama Ye zhu semua orang kembali tertawa. Karena nama itu artinya adalah Babi hutan.
Feng Yan Feng Zhen dan Feng Chen yang tadinya biasa saja tidak bisa lagi menahan tawa.
"Hahahaha!" Mereka bertiga langsung tertawa terbahak bahak sampai perut mereka sakit.
"Diam, apa yang kalian tertawakan dasar anak Jalang!" Ucap Ye zhu dengan sangat marah.
Feng Yan yang merasa sangat sensitif soal masalah ibunya. Pun langsung berhenti tertawa. Ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat dingin dan salam satu gerakan.
WUSH!
Feng Yan melesat seperti hembusan angin yang langsung muncul di depan Ye zhu.
Tangannya terangkat dan dia memukul dengan 10% persen kekuatan fisiknya
PLAK! DUAR!
Langsung terdengar bunyi ledakan cukup keras. dan saat itu juga tubuh Ye zhu langsung berubah menjadi kabut darah dengan potongan daging kecil yang tersebar di udara.
Bau anyir segera menyebar. Suara yang tadinya penuh canda tawa langsung sunyi dan di penuhi teror dan kengerian. Bahkan ada beberapa orangyang langsung muntah saat melihat potongan daging manusia yang telah berubah menjadi daging cincang.
Menyadari jika dia berlebihan Feng Yan pun melepaskan aura Hijau keemasan dari dalam tubuhnya. Aura darah yang tersebar di udara langsung menghilang seketika. Tapi kengerian yang membekukan area sekitar itu tidak pernah bisa hilang.
"Maaf, tubuhku selalu reflek dan suka bergerak sendiri, jika ada siapapun yang menghina keluargaku. Bagi siapapun yang mengalami nasib yang sama, silahkan uji aku." Kata Feng Yan dengan suara tenang sambil tersenyum.
Mendengar ucapan itu semua orang langsung merinding di sekujur tubuh mereka. Suara Feng Yan bahkan bisa terdengar dari jarak yang cukup jauh karena di aliri dengan energi Qi.
Feng Yan menatap seorang gadis kecil yang sudah berhenti menangis. Matanya berbinar penuh kekaguman pada sosok pahlawan yang telah menyelamatkannya dari bahaya. Feng Yan tersenyum lembut, lalu berjongkok di depannya.
"Hei, adik kecil, apakah kamu tidak apa-apa?"
Sambil berbicara, Feng Yan mengulurkan tangannya dan menyentuh tubuh ibu gadis kecil yang terbaring sakit. Cahaya hijau keemasan menyebar dari tangannya, menyelimuti tubuh sang ibu. Dalam sekejap, semua luka yang diderita ibu gadis itu sembuh total.
Melihat ibunya yang sembuh, gadis kecil itu melompat kegirangan ke pelukan Feng Yan.
Yao Yao dengan suara ceria berkata penuh semangat
"Terima kasih, kakak yang baik! Terima kasih telah menolong Yao Yao dan Ibu Yoa Yao. Yao Yao tidak akan pernah melupakan kebaikan kakak!"
Feng Yan tersenyum hangat sambil mengusap kepala Yao Yao dengan lembut. Ibu gadis itu, yang masih terkejut atas pemulihannya, berusaha berlutut sebagai tanda terima kasih.
Ibu Yao Yao merasa sangat terharu
"Terima kasih, Tuan Muda, saya tidak tahu bagaimana harus membalas semua kebaikanmu!"
Namun, Feng Yan dengan sigap menghentikan gerakannya, menahan ibu Yao Yao agar tidak berlutut.
Feng Yan berkata dengan tenang
"Tidak perlu berlutut. Saya hanya melakukan apa yang seharusnya."
Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu seketika terdiam. Awalnya mereka merasa takut akan sikap kejam Feng Yan, namun sekarang mereka melihat sisi lain dari dirinya pemuda ini ternyata tegas dan keras hanya pada mereka yang berbuat jahat, tetapi penuh kelembutan bagi mereka yang layak mendapatkannya. Kekaguman mulai tumbuh di hati semua orang.
Sementara itu, di kejauhan, Feng Zhen dan Feng Chen saling berpandangan dengan ekspresi rumit di wajah mereka. Mereka akhirnya melihat secara langsung sifat sejati saudaranya yang kejam dan tegas pada musuh, namun lembut dan hangat kepada mereka yang membutuhkan.
Kedua saudara itu kini tak hanya kagum pada kekuatan Feng Yan, tetapi juga pada hati besar dan kebijaksanaannya.
Setelah Feng Yan menatap dingin pada para pengikut Ye Zhu. Yang mana Ye Zhu sendiri kini telah lenyap dari dunia. Dengan suara tegas, dia berkata:
"Kalian punya dua pilihan. Tunduk di bawah perintahku, atau mengikuti jejak majikan kalian yang lama."
Liang Wei, Zhao Kun, Tian Ming, Shen Lei, dan Han Fei, kelima mantan bawahan Ye Zhu itu, langsung berlutut tanpa ragu, menyatakan sumpah setia mereka kepada Feng Yan. Mereka takut jika terlalu lama menunda maka nyawa mereka akan melayang seperti nasib majikan mereka yang lama.
Liang Wei (mewakili yang lain).
"Kami bersumpah setia kepada Anda, Tuan Muda"
Feng Yan tersenyum tipis, lalu berkata dengan nada puas.
"Bagus. Mulai sekarang, tugas kalian adalah menjaga gadis kecil ini, Yao Yao, dan ibunya. Kedai mewah ini akan menjadi milik mereka berdua mulai sekarang. Kalian akan digaji 1 batu roh tingkat tinggi setiap bulan. Ambil ini, gaji kalian selama satu tahun ke depan."
Feng Yan melempar lima kantung dari cincin ruangannya, masing-masing berisi 12 batu roh tingkat tinggi. Mata Liang Wei, Zhao Kun, Tian Ming, Shen Lei, dan Han Fei berbinar cerah saat menerima kantung-kantung tersebut, terkejut dengan kemurahan hati yang tak mereka duga.
Namun, suara Feng Yan kembali terdengar, kali ini dengan janji yang lebih menggiurkan.
"Jika kalian bekerja dengan baik, aku akan memberimu Pil Biru 9 Garis yang bisa membuat kalian menerobos ranah kekuatan dengan mudah."
Seketika semua orang yang menyaksikan menarik napas dalam-dalam, tak percaya dengan apa yang mereka dengar. Tatapan iri pun terpancar dari para penonton, melihat keberuntungan luar biasa yang didapat oleh kelima orang itu.
Mendengar janji tersebut, Liang Wei, Zhao Kun, Tian Ming, Shen Lei, dan Han Fei langsung kembali berlutut, kali ini dengan ekspresi yang jauh lebih tulus dan hormat.
Liang Wei (bersama yang lain.)
"Terima kasih, Tuan Muda! Kami akan bekerja sebaik mungkin!"
Kekaguman dan rasa hormat pada Feng Yan semakin tumbuh di hati semua orang yang menyaksikan kejadian itu.
Dalam hal ini Feng Yan sendiri bisa menyimpulkan jika kekuatan adalah kunci yang paling utama untuk menentukan takdir. tekadnya untuk menjadi lebih kuat semakin membara.
terlalu lama bulet di sini aja hadeh lebih baik cabut by by by