NovelToon NovelToon
Segenggam Harapan

Segenggam Harapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Karina Sari

Rina dan Tiyo, dua siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas ternyata sama-sama memiliki perasaan yang sama.
"Kenalkan ini Jasmine, kekasihku" Dengan mudahnya Tiyo berkata seperti itu didepan Rina. kecewa dan marah yang Rina rasakan. dan Tiyo tidak bisa berbuat apapun, dia menerimanya karena perjodohan dari sang Ayah. Dengan meluapkan rasa kecewa dan emosinya, Tiyo mengikuti balap liar dan mengalami kejadian yang mengenaskan.
Sosok seseorang yang tiba-tiba mengaku dirinya sebagai Tiyo pun muncul di hadapan Rina.
Bagaimana sikap Rina? Dan apakah Rina percaya dia adalah Tiyo nya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karina Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Udah kamu taruh ajah, laporannya kamu kirim ke aku. Nanti aku lanjutin." Jawab Pram dan beranjak ke meja Rina.

"Iya ya, sebentar" Rina mengirimkan filenya kepada Pram. Dan Rina tergesa gesa tanpa melihat Pram yang ada di depannya.

Brak..

Rina hampir terjatuh kalau tidak di tahan oleh Pram.

Pram melihat wajah Rina dan ...

Cuppp.. Pram mencium bibir Rina.

Plak, Rina memukul lengan Pram dengan sangat keras. Dan yang di pukul hanya diam dan sambil tertawa.

"Hahahha, sakit tau Rin. Meskipun badanmu kecil. sakit juga pukulanmu." Keluh Pram dengan mengelus elus lengannya.

"Makannya jadi orang itu jangan langsung nyosor saja. Baru juga kita jadi sahabat kelakuanmu udah kayak orang pacaran ajah." Sahut Rina sambil berjalan melewati Pram. Rina berjalan sambil komat kamit menghujat Pram.

Pram mengejar Rina yang hendak masuk ke dalam lift. Dan akhirnya mereka masuk kedalam lift dan menekan tombol menuju lobby.

Tiba tiba lift macet, dan pram segera menghubungi teknisi yang ada di dalam kantor.

"Shitt, kenapa mereka tidak di hubungi? Tidak ada sinyal juga." Umpat pram.

"Hmmm.. Biarkan sajalah. Mungkin sebentar lagi juga nyala." Rina berkata dengan nada yang datar sambil mengibas rambutnya, karena di dalam lift tersebut sangat panas.

Pram yang melihat Rina mengibaskan rambutnya menjadi panas dingin dan menelun ludah nya..

"Glekk, kenapa Rina seperti ini. jiwa laki ku meronta rontanya melihatnya." Umpat Pram dalam hati sambil menggaruk kepalanya.

"Kamu kenapa sih Pram, aneh kayak gitu ? Jangan aneh aneh kamu ya?" Rina berkata sambil menunjuk pram. Karena pram semakin mendekat ke arah Rina.

"Aku hanya ingin dekat sama kamu saja Rin. Apa tidak boleh?" Rina yang mendengar pertanyaan pram langsung segera menghindar.

"Tenang saja Rin, aku gak bakalan ngapa ngapain kamu. Kalau kamu tidak mengiyakan." Pram berkata sambil mengedipkan matanya.

Pram semakin mendekat ke arah Rina. Rina yang merasa terpojok hanya diam dan menatap pram.

"Sepertinya dia lelaki yang baik, dan jujur. Dia juga sangat tampan, matanya, hidungnya, bibirnya. Ishh.. Otakku teracuni" Rini menggelengkan kepala nya atas apa yang diucapkan oleh pikirannya.

"Kenapa? Aku tampan kan ? Aku akui itu nona." Pram berkata dengan rasa percaya diri yang tinggi.

"Cantik, kamu sangat cantik." Pram menatap Rina dan menyentuh pipi Rina. Rina terhipnotis saat melihat Pram dengan sangat dekat.

Pram mencium kembali bibir Rina, entah keberanian dari mana Rina juga membalas ciuman dari Pram. Dan bahkan ciuman itu berubah menjadi lumatan.

Rina tersadar saat Pram memeluknya. Rina langsung melepas ciuman itu.

"Maaf, sebenarnya kita tidak perlu melakukan ini. Ini salah, seharusnya tidak terjadi." Kata Rina tanpa melihat Pram.

"Aku sebenarnya yang meminta maaf, karena aku lah yang memulainya." Balas Pram.

Rina hanya mengangguk mendengar perkataan Pram.

Ting..

"Ayok Pram, liftnya sudah terbuka. Jadi nonton gak ?" Tanya Rina.

"Oh ya jadi dong, ayok" Pram jalan terlebih dahulu dari Rina. Pram tidak menggandeng tangan Rina karena dia merasa kikuk dengan kejadian yang mereka lakukan di dalam lift.

Pram dan Rina pergi ke bioskop tanpa dengan sopir. Karena Pram tidak suka berpergian dengar sopir. Karena bagi Pram dengan adanya sopir dia tidak akan leluasa kemana pun.

20 menit melewati jalanan yang ramai dengan para pengendara, akhirnya mereka berdua telah sampai di bioskop. Pram meminta Rina untuk memilih film yang dia inginkan.

"Pram, filmnya adanya yang horor semua. Gimana nih ?" Tanya Rina.

"Yasudah, kamu pilih saja. Tanya sama mbak nya, mana film yang tidak terlalu seram. Hehhe." Rina melotot saat Prma mengatakannya.

"Dasar!" Umpat Rina.

Rina langsung menunjuk film yang menurutnya tidak terlalu seram. Rina dan Pram duduk bersebelahan. Dan Rina merasa telah salah memilih tempat duduknya.

"Rin, kenapa milig tempat duduk di pojok? Trus satu baris gk ada penduduknya pula?" Tanya Pram.

"Mana aku tau kalau seperti ini. Pokoknya aku asal nunjuk saja tadi." Jawab Rina dengan kesal.

"Its ok. Gk masalah kok." Pram berkata sambil senyum senyum ke arah Rina.

"Gak jelas !" Balas Rina dengan melirik Pram.

Pram sangat menikmati dengan film yang ia tonton. Rina sama sekali tidak bersuara. Pram curiga kenapa Rina sama sekali tidak bersuara. Pram melirik Rina, ternyata Rina tidur dan filmnya lah yang menonton Rina.

Pram mengamati wajah Rina, dan menata rambut Rina yang menutupi wajah Rina.

"Kamu cantik, dan baik. Aku akan pastiin, kamu hanya akan jadi milikku. Aku janji itu." Ucap pram sambil mencium kening Rina.

Pram menarik kepala Rina agar bersandar ke pundak. Dan Rina langsung memegang lengan pram untuk di jadikan gulingnya.

"Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini. Rina membuatku menjadi pusing." Ujar pram dengan menggelengkan kepalanya.

Bagaimana tidak ? Rina memeluk lengan Pram dengan sangat erat. Sehingga pram bisa merasakan kepunyaan Rina. Dan Rina menggunakan rok selutut, itu pun juga terangkat. Pram menutupi paha Rina dengan menggunakan jasnya.

Pram hanya diam melihat perlakuan Rina. Pram juga tidak memperhatikan film yang ia tonton. Pram hanya ingin memandang Rina dengan kesempatan yang ia dapat.

Lebih dari setengah jam Rina tertidur. Akhirnya Rina pun bangun dan melihat Pram yang tersenyum ke arahnya.

"Pram?" Ucap Rina. Dan yang di panggil hanya tersenyum ke arahnya.

"Terimakasih sudah menjadi bantal dan gulingku." Ujar Rina dengan suara khas bangun tidur.

"Jangankan sebagai bantal dan guling. Jadi selimut pun juga mau" Goda Pram.

Rina hanya melotot dan menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Pram.

"Dasar otak gesrek" Umpat Rina.

Author kasih wajah Pram saat menggoda Rina ya gess..

1
emili19
Gila ini karya hebat, dari jalan ceritanya sampe karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!