NovelToon NovelToon
TEMAN GHAIBKU

TEMAN GHAIBKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: anggara putra

Putra adalah salah satu anak yang mempunyai kelebihan bisa melihat bangsa jin. Dan kelebihan itu dia dapatkan di usianya yang masih 12 tahun.

"Yen dudu kowe, mbok menawe anakmu bakal oleh warisan ilmune mbah buyut"

"kau memiliki aura yang sangat positif, energi mu juga sangat besar. Itulah yang membuat bangsa seperti kami tertarik padamu"

"Aku yakin bahwa suatu saat nanti kau akan menjadi orang yang hebat kelak nanti. Jadi jika kau sudah berada di titik itu, aku minta kunjungi lah aku lagi nantinya" pinta lele truno pada putra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggara putra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 di ikuti pocong

"Cep besok kan minggu, gimana kalo kita mancing lagi?" tanya putra.

"Boleh tuh put tapi jangan di sungai lagi, di sawah itu lagi aja, soalnya di situ cepet dapet ikan nya. Ya walaupun ikannya kecil-kecil, tapi cepet dapet banyak nya" jawab cecep memberi saran.

"Gak ah aku masih trauma sama glundung pringis itu. Senyuman nya itu loh cep yang bikin aku jadi kebayang-bayang terus" balas putra.

"Yah cemen, baru juga diliatin yang gituan, belum yang serem-serem" ledek cecep.

"Lah kamu mh enak udah biasa liat yang gituan, sedangkan aku kan masih awam" balas putra.

(SEKEDAR INFORMASI)

Glundung pringis/gundul pringis adalah hantu yang menyerupai kepala manusia namun tanpa badan dan jeroan. Glundung pringis juga sama seperti kepala manusia biasa yang mempunyai mata, hidung, kuping, dan bibir yang lengkap dengan giginya.

Hantu glundung pringis juga termasuk kedalam golongan jin dengan tingkatan paling dekat dengan manusia seperti halnya pocong. Kedatangan hantu ini biasanya di tandai dengan bunyi jatuhan benda dari atas seperti kelapa busuk/tua.

Oke kembali ke cerita.

Karena makan sambil berbincang-bincang, putra dan cecep tak sadar jika jam sudah menunjukan pukul 10:25 WIB. untuk ukuran anak-anak seperti mereka, jam segitu sudah sangat malam.

"Put udah nak, udah malem besok lagi ngobrolnya" teriak ibunya putra dari dalam rumah.

"Iya bu" balas putra.

"Ceklek!"

Pintu rumah putra terbuka, dan ibunya pun keluar.

"Sana anterin cecep kasian dia pulang nya jauh" perintah ibunya putra.

"Gak ah bu, udah malem. Lagian juga cecep pasti berani pulang sendiri, yakan cep" balas putra.

"Iya tan benar kata putra aku berani kok pulang sendiri" ucap cecep.

"Jangan gitu dong put kasian nak cecep nya, biarpun berani tapi dia kan tamu. Setidak nya kamu antar lah sampe depan" perintah ibunya putra lagi.

"Iya deh bu" balas putra terpaksa.

Yaudah yuk cep aku antar. sambung putra.

"Yaudah tan kalo gitu cecep pulang dulu yah, assalamualaikum" ucap cecep berpamitan pada ibunya putra.

"Iyah hati-hati" balas ibunya putra.

"Put kamu mau nganter aku sampe mana?" tanya cecep.

"Sampe rumah kamu aja deh, sekalian olahraga biar pulang-pulang langsung tidur" jawab putra.

"Emang berani pulang nya" ucap cecep meledek putra.

"Ya berani lah ngapain juga takut, kalo yang tadi sore aku cuma kaget aja bukan takut" balas putra.

"Yakin gak, nanti kalo aku udah pulang kamu ngebut aja lagi" ucap cecep lagi.

"Yakin lah ngapain juga ngebut-ngebut bikin cape aja" balas putra lagi.

Mereka berdua memang pergi menggunakan sepeda mereka masing-masing.

Di sepanjang perjalanan mereka berdua sibuk mengobrol sampai-sampai mereka tidak sadar kalo mereka sudah sampai di rumah cecep.

"Aku duluan yah put, kamu hati-hati awas ada glundung pringis lagi" ucap cecep menakut-nakuti putra.

"Biarin gak takut" balas putra.

"Yaudah makasih udah mau nganterin aku" balas cecep.

Putra pun kembali kerumah nya dengan menggoes sepeda roda dua milik nya.

Di sepanjang jalan putra masih memikirkan perkataan cecep tadi dengan mata yang sambil melihat ke kanan dan kirinya, berjaga-jaga takut ada glundung pringis lagi di pinggir jalan.

Dengan pikiran yang kemana-mana, putra sampai tidak fokus mengendarai sepedanya sampai-sampai dia hampir jatuh karena ban sepeda nya terpeleset oleh batu kerikil.

"Astagfirullah"

Nggak... nggak... setan itu nggak ada, yang ada itu hanya jin yang menyerupai berbagai macam bentuk dan wujud, untuk menakut-nakuti manusia saja. gumam putra dalam hati coba untuk memberanikan dirinya.

Saat putra tepat melewati perbatasan desanya dengan desa cecep, di pinggir jalan yang ada kebun pisang nya. Putra melihat ada sosok pocong yang sedang menghadap ke arah nya dengan muka gosong dan penuh luka, baunya pun sangat tidak sedap.

Po.. pocong, iya bener itu pocong tidak aku, aku tidak boleh takut aku harus tenang dia juga tidak mungkin memakan ku, jadi aku tidak boleh takut padanya. gumam putra memberanikan diri nya agar tidak takut pada sosok pocong itu.

Putra pun melanjutkan perjalanan pulang nya dengan mengendarai sepeda nya perlahan mencoba untuk tenang.

Terlihat tubuh putra dipenuhi dengan keringat dingin, dan lutut yang mulai bergetar karena menahan rasa takutnya.

Sementara pocong itu tampak melompat-lompat mengikuti putra dari belakang.

"Hah!!!"

Putra berhenti setelah menoleh kebelakang ternyata pocong itu mengikutinya.

Dengan memberanikan dirinya, putra turun dari sepeda milik nya dan coba untuk menghampiri pocong itu.

Sementara pocong itu juga berhenti setelah melihat putra berhenti dan menghampiri nya.

"Apa tujuan mu mengikutiku?" tanya putra pada pocong itu.

Pocong itu tidak menjawab dan terus memandangi putra.

"Jawab!!" bentak putra pada pocong itu.

Aku tidak punya urusan dengan mu jadi tolong jangan pernah ganggu aku lagi aku juga tidak pernah mengganggu mu. Jadi tolong pergilah dari hadapan ku sebelum aku membacakan ayat-ayat suci al-quran untuk mengusirmu. sambung putra dengan keringat yang terus bercucuran seukuran biji jagung.

Pocong itu pun mengangguk dan membungkuk kan setengah tubuhnya pada putra sebelum akhirnya menghilang.

"Hah! hilang"

Putra langsung bergegas menghampiri sepeda nya lalu pergi dari tempat itu dengan menggoes sepeda nya kencang-kencang.

Tak berselang lama, akhirnya putra sudah sampai di depan rumahnya, dan dia langsung masuk kedalam untuk tidur.

Pagi pun tiba, mentari tampak menyinari bumi dengan sinarnya. Suara burung berkicauan pun menambah keindahan dunia ini. Putra terbangun di jam 6 pagi setelah sebelumnya dia tertidur setelah shalat shubuh.

"Put bangun nak" panggil ibu nya.

Setelah selesai mandi dan makan putra pergi ke belakang rumah nya untuk memperbaiki pancing nya yang terlilit plastik.

"Cecep mana yah kok udah jam 8 gak dateng-dateng" ucap putra berdialog sendiri.

Tak berselang lama setelah putra berbicara seperti itu, cecep pun sampai di rumah nya.

"Put, putra" panggil cecep.

"Di belakang cep" balas putra berteriak.

Cecep pun menghampirinya sambil membawa pancing milik nya.

"Dari mana aja cep kok baru dateng" tanya putra.

"Biasa lah nyari umpan dulu biar nanti gak usah nyari" jawab cecep.

"Yaudah yuk kita berangkat biar gak kesiangan" ajak putra.

Mereka berdua pun berangkat menuju tempat yang akan mereka jadikan sebagai spot mancing.

Setelah berjalan menyusuri perkebunan warga, mereka menemukan sebuah rawa yang di yakini oleh warga sekitar mempunyai aura mistis yang sangat kuat, dan disitu juga dipercaya sebagai tempat tinggal dari ikan siluman.

"Nah di sini kayaknya banyak ikan nya deh cep" ucap putra.

"Iya sih put banyak ikan nya, tapi di sini juga banyak penghuninya loh. Kamu yakin mau mancing di sini?" tanya cecep.

"Ah udah lah gak papa yang penting kita gak ganggu mereka, mereka gak ganggu kita, kan aman, gak papa kan cep kita mancing nya di sini" jawab putra berbalik bertanya.

"Iya sih, yaudah deh terserah kamu aja deh put" jawab cecep pasrah.

Mereka berdua pun mulai menurunkan umpannya ke dalam air rawa itu.

Satu jam lama nya mereka menunggu tapi belum juga ada yang dapet. Dan cecep pun mulai bosan dengan suasana di rawa itu. Tapi putra masih belum menyerah dan masih menunggu sampai umpan nya di makan ikan.

"Mana put katanya di sini banyak ikan nya, tapi udah satu jam kok kita gak dapet-dapet sih" protes cecep.

"Ya sabar cep mancing itu butuh kesabaran dan ketenangan, jadi nikmati aja dulu" balas putra.

"Yaudah deh aku cari tempat lain dulu, siapa tau ada yang lebih cepat dapet ikan nya" ucap cecep.

Dia pun pergi meninggalkan putra sendiri di rawa itu.

1
Any
lanjut
anggara: okh kak di usahakan lebih cepat up nya
total 1 replies
Arya Saputra
ttep semangat... rejeki dari allah tdak akan tertukar.... mgkin 5-6 blan.. banyak yg baca..
anggara: mksh, saya usahakan ceritanya semakin menarik
total 1 replies
Ardi Provision
bagaimana caranya latihan pisik sedangkan yang latihan roh, apa bisa??
Titha S
Luar biasa
Pajar
Saya sangat menikmati ceritamu, jangan berhenti menulis ya author!
anggara: terima kasih
total 1 replies
juan carlos vasquez paredes
Aku sempet nggak percaya sama akhir ceritanya, tapi bener-bener bikin terkagum-kagum.💪
anggara: hehe makasih kak
total 1 replies
Xyn Anala
Makin penasaran dengan twist ceritanya.
anggara: tunggu kelanjutan nya ya kaka, masih banyak yang lebih menegangkan lho
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!