HELLO GUYS,MAMPIR LAGI DI KARYA AUTHOR.
SEMOGA KALIAN TERHIBUR DENGAN KARYA AUTHOR YAH.
Ginna Yovela Adriella adalah anak yang lugu,penurut dan juga pintar dimana dia mampu menyelesaikan studi pendidikan SMA nya di usia 17 tahun dan menjadi juara 1 di setiap semester namun,sayangnya dia hanyalah anak yang tidak di anggap oleh keluarganya sendiri.
Suatu hari ia malah di jebak oleh kakak perempuan nya yang selalu iri dengan apa yang ada pada diri Ginna.akhirnya Ginna menghabiskan satu malam dengan pria asing.
Kesalahan satu malam itu malah menumbuhkan janin di dalam rahimnya.
Mengetahui Ginna hamil keluarganya mengusirnya dari rumah.
Dengan penuh tekad dan juga dendam Ginna meninggalkan negara kelahirannya.
7 tahun kemudian ia kembali ke negara kelahirannya bersama dua malaikatnya.
Namun takdir juga kembali mempertemukan dia dengan pria asing yang menanam bibit di rahimnya 7 tahun yang lalu.
TANDAI TYPONYA YAH GUSYYY,AND JANGAN LUPA LIKE,KOMEN, SUBSCRIBE 👉👈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R3C2YMYFMYME, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Cklek.
"Malvin bagaimana keadaan Ginna??"ucap Mischka yang datang bersama Ethan.
"dia masih belum sadar dari pengaruh obat"ucap malvin
"kamu ini jagain calon istri aja gak bisa gimana sih"ucap Mischka.
"mommy hiks"Isak Vella.
"yaampun sayang jangan nangis dong,sini sama grandpa"ucap Ethan.
"Grandpa hiks mommy hiks, mommy sakit gara-gara Vella huhuhu"ucap Vella.
"Vella hiks mau mommy huaaa huhuhu"tangis Vella.
Ginna perlahan membuka matanya karena terusik dengan suara tangis anak kecil.
"huaaaaaa hiks huaaaaa mommy hiks"ucap Vella.
"tenang sayang mommy mu sebentar lagi akan sadar"ucap Malvin sambil menenangkan putrinya.
sedangkan Vello bersama dengan Mischka.
"huaaaaaaaa hiks gk mauuuu hiks huaaa mommy"tangis Vella.
"ve-vella"ucap Ginna lirih.
"hiks mommy"ucap Vella sambil merentangkan tangannya kepada Ginna.
"tidak sayang mommy mu baru sadar"ucap Malvin.
"huaaa tapi Vella mau peluk mommy hiks"ucap Vella yang menangis kencang.
"berikan Vella pada ku tuan,jika dia menangis terus seperti itu Vella bisa demam"ucap Ginna lirih.
Dengan berat hati Malvin mendekatkan Vella kepada Ginna dan dengan cepat Vella langsung memeluk Ginna dan menangis keras.
"sayang jangan nangis dong. Nanti gk cantik lagi dong"ucap Ginna.
"hiks hiks huhu Vella nakal mom hiks Vella nakal yang buat mommy sakit huaaa"tangis Vella.
"sudah sayang jangan na....ya ampun Vella kamu demam!!"ucap Ginna.
"Vella"ucap Malvin khawatir dan ingin berjalan mendekati mereka.
"stop di sana jangan dekati Vella"ucap Ginna bahkan Ginna yang masih lemas tidak memikirkan kondisi tubuhnya jika sudah menyangkut putra dan putrinya itu.
Ginna mencabut infus di tangannya dan membaringkan Vella di atas brankarnya.
"apa maksud mu?"ucap Malvin.
"tolong panggilkan dokter dan jauhkan Vello dari sini"ucap Ginna memohon.
"karena kalau mereka di dekatkan maka Vello juga ikut sakit sama seperti Vella,cepat bawa Vello pulang"ucap Ginna sambil terisak.
Malvin menganggukkan kepalanya dan memanggilkan dokter Ryan untuk memeriksa Vella.
sedangkan Vello di bawa pulang oleh Mischka dan Ethan.
Ryan datang bersama beberapa perawat sedangkan Ginna menjauh beberapa langkah dari brankar memberi ruang bagi dokter untuk memeriksa Vella.
"sejak kapan Vella nangis??"ucap Ginna lirih.
"sejak kamu pergi"ucap Malvin.
"ehh??kenapa??"ucap Ginna.
bukannya menjawab Malvin malah memberi pertanyaan untuk Ginna.
"masalah apa yang membuat mu tertekan??"ucap Malvin.
"........."Ginna terdiam tidak menjawab.
"apa karena permintaan Vella??"ucap Malvin.
"huff kau tau Vella dan Vello sangat mengkhawatirkan mu,terutama vella dia merasa sangat bersalah pada mu"ucap Malvin.
Ginna menatap ke arah putrinya yang terus bergumam lirih.
"hiks aku hiks belum bisa mengatakan apa masalah ku,tapi tidak sepenuhnya bersangkutan dengan Vella"ucap Ginna.
"sudah selesai,biarkan dia istirahat dulu"ucap Ryan.
"dan untuk mu nona cantik kau tidak memikirkan kondisi tubuh mu dan melukai tangan mu"ucap Ryan sambil mengambil tangan Ginna dengan lembut dan senyuman di wajahnya.
Ryan adalah dokter idaman para wanita karena selama proses pemeriksaan dan pengobatan Ryan menggunakan wajahnya yang tampan untuk mengalihkan perhatian para wanita sehingga pekerjaan nya mudah di lakukan.
Melihat apa yang di lakukan sepupunya, ryan.entah mengapa melihat hal itu membuat api kecemburuan di dalam hati Malvin.
"jaga kelakuan mu Ryan,jangan mengoda istri ku"ucap Malvin sambil merangkul pinggang Ginna.
"haha sepertinya ada yang sedang jatuh deh,santai Malv aku hanya memasangkan infus calon istri mu,pasalnya dia kan belum sehat"ucap Ryan.
"pasang ya pasang saja jangan samakan dia dengan para pasien wanita yang kau goda seperti sebelumnya"ucap malvin.
"humm pria yang sebentar lagi memiliki istri memang beda,bagaimana nasib ku yang jomblo ini"ucap Ryan.
Ginna hanya bisa terdiam karena terkejut akan apa yang di katakan oleh malvin,Sedangkan Malvin menghela napas lalu membimbing Ginna untuk duduk di sofa lalu Ryan memasang infus di tangan Ginna.
"kau harus beristirahat yang cukup,kalau bisa kamu lepaskan masalah mu"ucap Ryan.
Lalu Ryan dan para suster pamit pergi untuk memeriksa pasien yang lain.
"aku akan menyuruh orang untuk menambah brankar untuk mu"ucap Malvin yang ingin bangkit berdiri namun tiba-tiba tangan Ginna memegangi lengan bajunya.
"tidak perlu,bisakah kamu menemani ku??"ucap Ginna.
Malvin diam tak menjawab lalu ke.bali duduk di samping Ginna.
Ginna tersenyum lalu kemudian bersandar di bahu Malvin yang membuat Malvin terkejut.
"maaf aku meminjam bahu mu"ucap Ginna lalu memejamkan matanya karena kepalanya masih pusing.
"hum tidak masalah"ucap Malvin.
"hey mari saling membuka hati dan saling menerima,berbagi suka dan duka bersama"ucap Malvin setelah beberapa saat terdiam.
"ehh??"beo Ginna.
"mari kita saling menerima satu sama lain"ucap malvin.
"apakah ini demi Vello dan Vella??"ucap Ginna.
"hum mungkin kurang lebih karena itu"ucap Malvin.
"baiklah aku akan mencobanya"ucap Ginna.
*******
setelah beberapa hari Vella dan Ginna dirawat di rumah sakit akhirnya keduanya diperbolehkan untuk pulang.
dan selama beberapa hari itu juga hubungan antara ginna dan Malvin juga ada sedikit kemajuan, di mana Malvin tidak bersikap dingin dan berbicara datar kepada Ginna.
"mommy,daddy Vella sangat kangen abang ayok cepat"ucap Vella yang sudah tidak sabar untuk pulang ke rumah.
sejak kemarin Vella selalu merengek ingin pulang namun dokter belum memperbolehkan Vella maupun ginna untuk pulang padahal rasa rindu Vella kepada abangnya sudah menggunung.
"okey girl,ayo Daddy gendong"ucap Malvin.
"huaahh wangi Daddy sangat harum,tidak salah kalau Daddy adalah Daddy nya Vella dan abang, jika tidak haram kemungkinan Vella dan Abang akan mencari Daddy baru buat mommy,iya kan mom?"ucap Vella.
"hey enak saja,mana boleh begitu"ucap Malvin mencubit hidung Vella.
sedangkan Ginna hanya tersenyum lalu ingin mengangkat tas yang berisi pakaian mereka, namun sebelum ginna mengangkat Malvin sudah terlebih dahulu mengambil alih tas itu.
"biar aku saja"ucap Malvin.
"tapi kamu menggendong vella,biarkan aku saja"ucap Ginna.
"sudah ayo pergi,semua orang rumah sudah menunggu kedatangan kita di Mansion"ucap Malvin.
-
-
-
Vello duduk dengan gelisah di ruang tamu dia terus menatap ke arah pintu masuk mansion.
"sayang ayo dimakan cookiesnya, tenang saja sayang mereka akan cepat datang"ucap Fany.
"benar itu Abang Vello, atau Abang memang tidak mau cookies itu??kalau begitu biar buat bara aja"ucap bara seorang anak laki-laki berusia 5 tahun yang mengulurkan tangannya ingin mencomot cookies yang ada di depan Vello.
Plak
"kamu sudah makan terlalu banyak cookies nanti gigimu berlubang"ucap Vello memukul pelan tangan bara yang ingin mencomot cookies itu.
"ekheee bara kan juga mau"ucap bara mulai merengek.
"jangan gitu sayang, kan bara tadi udah makan banyak.lagian ya coba kamu pikirkan kenapa Abang Vello nggak makan Cookies itu"ucap Fany.
"emmm pasti untuk kak Vella"ucap bara.
"yappp anak bunda pintar sekali"ucap Fany sedangkan Vello memilih diam saja sampai telinganya menangkap suara mobil berhenti di depan mansion.
TBC