Kelahiran Kembali Putri Yang Di Sia-siakan

"terimakasih udah mengerti aku sayang." ucap Steven dengan lembut.

Natalia mengusap punggung Steven, "kalau sayang tak cerita padaku pasti ada alasan kan? aku tak akan bertanya tapi jangan sampai aku tahu dari Orang lain. itu hanya akan membuat Orang memiliki celah untuk memisahkan kita."

"perlu Sayang ketahui kalau aku benci berekspresi bodoh yang tak tahu apa-apa perihal Pria yang tumbuh besar denganku padahal dia tahu semua tentangku termasuk ukuran dalam*n ku. itu tidak adil kan?" omel Natalia.

Steven terkekeh, "aku bisa memberitahumu ukuran dalam*nku." bisik Steven.

"sayang?? aku serius." rengek Natalia mendorong tubuh Steven menjauh darinya.

"baiklah..! maafkan aku sayang, aku tak akan mengatakan secara rinci tapi saat ini aku merasa para senior yang pernah menyiksaku saat di Panti Asuhan akan datang ke acara ini." jawab Steven dengan senyuman merangkul pinggang Natalia.

Natalia tersenyum manis lalu mengusap rahang Steven, "selama ini sayang udah melindungiku dari kecil dan sekarang giliran aku yang melindungimu." kata Natalia percaya diri.

"ternyata ancaman ku berhasil, aku tak bisa mengukur perasaannya sama sekali. sebesar apa dia mencintaiku?" batin Natalia dengan lembut melihat Steven sepertinya tak lagi sepucat sebelumnya.

Steven seakan terhibur dengan ucapan Natalia yang Ia pikir hanya kata-kata biasa saja.

cupp

Steven mencium kening Natalia dengan penuh cinta, "terimakasih sayang."

Natalia mengangguk lalu tertawa kemudian membuat Steven kebingungan tentu Ia menanyakan apa alasan Natalia tertawa.

"rasanya baru kemarin Sayangku ini menjadi Pamanku, aku pikir hubungan kita sekarang akan canggung karna hubungan kita sudah lama menjadi Paman-Keponakan. tak di sangka semua itu tak menjadi penghalang kecanggungan kita sama sekali." kata Natalia dengan santai.

Steven tersenyum, "kamu benar Sayang.! maaf aku belum bisa jujur dengan perasaanku tapi aku menikahimu bukan karna kamu adalah Putri Satu-satunya Keluarga Panelly tapi memang aku tulus ingin menjadi pendampingmu."

Natalia mengangguk, "aku tahu Suamiku lebih mencintaiku sebagai keponakan dari apapun. bukankah itu alasan Papa dan Mama memberi kepercayaan sebesar itu pada sayangku ini?" goda Natalia.

Steven merangkul Natalia lebih erat hingga mereka terlihat begitu akrab seolah-olah sudah menjadi pasangan kekasih selama bertahun-tahun berbeda sekali dengan ketakutan mereka selama ini yang baru saja menikah.

Steven mengira Ia akan menunggu Natalia bertahun-tahun untuk memiliki Natalia seutuh nya tak di sangka Natalia menawarkan dirinya secara suka rela karna statusnya sebagai Istri Steven.

Natalia sudah jauh lebih dewasa dari yang Steven takutkan, Steven menyesal terlalu banyak berpikir setiap bersama Natalia sampai ragu-ragu menyentuh Natalia.

.

Setibanya di Pemeriksaan Undangan Para Tamu,

"maaf Tuan? bisa tunjukkan pada saya undangannya?" tanya petugas Acara sopan.

Natalia menoleh ke Steven yang mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya dan menunjukkan undangan itu ke Petugas Acara yang di percaya.

"Nona ini?" tanya nya sopan.

"istriku." jawab Steven.

"baiklah..! maafkan saya menyita waktu kalian, silahkan masuk!" pinta Petugas Acara membuka tali Pembatas Tamu.

Natalia dan Steven pun masuk ke Acara yang ternyata jauh ramai dari ekspetasi Natalia.

"ah iya..! di acara ini akan ada seorang Artis Besar yang di jebak Oleh sahabatnya sendiri terus Artis itu nyaris bunuh diri dan di tolong oleh seorang Sutradara yang kebetulan berbaik hati mau menolongnya, dia jadi Artis Profesional di Luar Negeri yang bersumpah tak menerima tawaran apapun dari Negara ini setelah aib sahabatnya yang berkhianat itu terbongkar." batin Natalia teringat akan hal itu.

Natalia sangat ingat kalau saat itu Artis itu tak melakukan apa-apa dengan Pria yang berada di ranjang sama dengannya, tapi Reporter sudah terlanjur menangkap basah mereka sehingga kebenaran apapun yang di ucapkan Artis yang di jebak itu tak bisa menutup kebohongan yang di ciptakan oleh Sahabatnya itu.

"luar biasa." heboh Natalia tiba-tiba terbesit dalam pikirannya ide mengagumkan.

"kenapa sayang?" tanya Steven penasaran.

"Suamiku? aku mau bekerja membuka Agensi Artis sendiri, apa suamiku mau memodaliku?" rayu Natalia memelas.

Steven terkejut mendengar perkataan Natalia, "kamu memilih buka usaha sendiri? bagaimana dengan Perusahaanmu sayang?" tanya Steven.

"aku tak mau..! kalau sayang mau lihat aku mati berdiri silahkan aja atau suamiku tak akan dapat jatah tiap malam, aku membenci posisi menyebalkan itu." tolak Natalia dengan serius.

Steven melebarkan matanya membayangkan Ia tak dapat jatah tiap malam sudah membuatnya gila apalagi benar-benar terjadi.

"jangan sayang." bantah Steven tak mau semua itu terjadi.

Natalia tersenyum lalu terkejut melihat beberapa Pria mendatangi Steven.

"halo Steven?" Sapa Pria-Pria itu seketika Steven mematung di tempat.

Sebenarnya Steven ahli beladiri tapi Ia belum mampu mengatasi trauma masa kecilnya yang menyedihkan.

Natalia menyadari dari keringat di pelipis Steven apalagi panggilan mereka terbilang tak sopan.

"jadi mereka pelakunya." batin Natalia tersenyum licik.

"oh halo? kenalkan aku Putri Satu-satunya Keluarga Panelly dan kalian tahu ini siapa kan? dia suamiku tercinta yang menjalankan bisnis Orangtuaku." sapa Natalia ramah.

"ha--halo? ka--kami semua adalah anak panti asuhan yang sama dengan Steven." jawab salah satu dari mereka.

Natalia menatap keenam Pria itu dengan heran, "kalian berada dari Sosialita mana? aku rasa kalian tak ada di pergaulan kelas atas." tanya Natalia dengan polos.

"ehh? ka--kami?"

Para Lelaki cukup bergaya itu gelagapan tak tahu mau bicara apa.

"kalian bilang dari Panti kan? kenapa kalian tak sopan memanggil suamiku dengan sebutan nama dan nada bicara kalian tadi tak membuatku senang." Kata Natalia lagi dengan dingin.

"Lia?" Sapa Digo dan Natalia menoleh ke Digo yang menghampirinya.

"ehh? kak Digo?" Sapa Natalia balik dan Steven yang tersadar langsung merangkul pinggang Natalia.

"apa Suamiku cemburu? imut sekali caranya mengunciku." Batin Natalia diam-diam menahan tawanya.

"Tu--Tuan Muda." sapa ke enam Pria yang tadi menyombong ke Steven.

"ehh? kalian sedang apa disini? bukankah aku menyuruh kalian melayani tamu?" Tanya Digo serius ke mereka semua.

DEG

"oh cuma seorang Pelayan berani memanggil nama suamiku begitu tak sopan, aku aja tak pernah mau memanggil nama nya karna rasa hormat ku padanya." ujar Natalia tersenyum dingin.

"apa maksudmu Lia? apa yang mereka lakukan?" tanya Digo tak senang ke Mereka yang berani menyinggung Natalia dan Steven.

"tak apa sayang.! ayo kita pergi.!" ajak Steven membawa Natalia pergi.

"awas kalian tak sopan pada suamiku lagi." ancam Natalia melotot kan matanya.

Digo melihat hal itu menarik nafas berat, "kenapa kalian bicara tak sopan pada suami wanita itu hah? apa kalian tak tahu siapa wanita tadi?" Tanya Digo tak senang.

"maafkan kami Tuan, dia adalah teman masa kecil kami tapi setelah diadopsi oleh Orang Kaya jadi begitu angkuh melupakan kami." bela salah satu dari Pelayan itu memberanikan diri.