🥉JUARA 3 YAAW Season 10🏆2023
EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Takdir membawaku dalam keadaan ini. Lahir sebagai putri tunggal seorang Perwira Tinggi Polri (Pati) sangat tidak mudah. Terlebih sejak lahir seakan hidup sendiri tanpa kasih sayang dari sang Ayah. Walaupun Ayahnya masih hidup dan tinggal satu atap bersamanya.
Suatu hari, Bening Putri Prasetyo sejujurnya tak ingin menghadiri pesta kelulusan sekolahnya. Namun olokan dan sindiran teman-temannya, terutama dari Della Wijaya yakni gadis terpopuler di sekolahnya membuatnya terpaksa hadir. Pesta yang membawa petaka baginya. Kehilangan kesuciannya dan hamil di luar nikah oleh pria yang satu profesi dengan sang Ayah.
Akankah hidup Bening yang keruh akan menjadi bening kembali, sebening namanya?
Simak kisahnya💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - Terbongkar
Tiga bulan berlalu,
Usia kandungan Bening, kini sudah masuk bulan keempat. Selama awal kehamilan, dirinya tak mengalami mual. Hanya saja sesekali mengidam makan rujak buah. Terlebih yang banyak mangga mudanya.
Selama ini, dirinya masih bisa menutupi kondisi bentuk tubuhnya. Dimana kondisi perutnya mulai sedikit membuncit dengan jalan memakai pakaian yang sangat longgar.
Hanya saja Ayu pernah berkomentar padanya saat dirinya melahap rujak dengan cepat seakan seperti ibu hamil yang tengah mengidam. Hanya saja Bening bisa mengalihkan praduga Ayu saat itu dengan candaan sehingga Ayu yang terkenal kocak menganggap Bening memang tidak hamil.
Namun naas saat Bening tengah berganti baju di kamarnya, ia lupa mengunci pintunya.
"Ning, ini nasi goreng pesanan ka_," ucapan Ayu yang membuka pintu kamar Bening langsung berhenti.
Mulut Ayu menganga lebar dan nasi goreng yang ia bawa langsung terjatuh di lantai. Dirinya syok melihat perut Bening yang memang buncit seperti orang sedang hamil.
Ayu sangat yakin Ningsih hamil. Sebab ia pernah melihat perut teman kerjanya yang tengah hamil beberapa bulan, tak jauh beda seperti perut Bening sekarang ini.
Deg...
"Ka_ kamu, hamil Ning?" tanya Ayu terbata-bata.
"A_yu... i_tu. A_ku bisa jelasin ke kamu Yu," cicit Bening lirih dan terbata-bata.
"Mau kamu jelasin apa? Apa kamu hamil di luar nikah karena pergaulan bebas terus kamu lari ke sini hanya untuk bersembunyi karena pacar kamu enggak tanggung jawab. Kabur sama cewek lain gitu. Atau kamu berencana mau lahiran di rumah nenekku ini, hah!" pekik Ayu geram.
Ayu adalah tipe gadis desa yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan kehormatan. Bahkan hingga usianya menginjak sembilan belas tahun, dirinya tak pernah berpacaran atau dekat dengan lelaki manapun.
Karena banyak teman di sekitarnya yang terkontaminasi pergaulan anak kota yang bebas. Bahkan di kampung Ayu ada salah satu anak tetangga dan beberapa teman lainnya yang kerja di kota, pulang-pulang bunting alias hamil di luar nikah.
Dengan bangganya mereka melahirkan lalu meninggalkan bayinya pada orang tuanya di kampung. Kemudian pergi ke kota lagi dengan alasan mencari pekerjaan padahal entah apa yang mereka lakukan di kota besar.
Seenak jidat meninggalkan anak di desa. Orang tua dijadikan baby sitter alias pengasuh bayi yang tak jelas siapa bapaknya. Tiap bulan pun tak selalu dikirimi uang. Sungguh ironi pergaulan anak jaman sekarang.
Demi uang rela memberikan kehormatannya. Menggadaikan harga dirinya. Mudah membuka kaki pada lelaki yang bukan suaminya.
Dan tentu saja Ayu langsung menuduh Bening seperti teman-teman di kampungnya itu yang sudah terkontaminasi pergaulan bebas di kota besar. Hanya demi uang. Sehingga terkesan murahan. Tak punya harga diri.
"Enggak Yu. Aku bukan seperti mereka," bantah Bening dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Ayu menatap Bening dengan tajam.
"Lantas jika kamu bukan kayak mereka, lalu perut kamu melendung begitu kenapa? Enggak mungkin kena pompa angin dari bengkel motor kan?" sindir Ayu telak.
Akhirnya Bening dengan terpaksa menceritakan bahwa dirinya diperkosa saat kelulusan sekolahnya beberapa bulan lalu. Dia tak mau mencoreng nama baik keluarganya sehingga kabur dari rumah. Lalu terdampar di kota Solo dan bertemu Nenek Minah, ibu kos sekaligus nenek angkat Ayu.
Bening hanya menceritakan penyebab dirinya hamil tanpa suami. Dia belum sanggup mengungkap jati diri yang sesungguhnya pada Ayu.
"Apa yang membuat aku harus percaya padamu? Kosan nenekku tidak akan sudi menampung perempuan yang enggak bener. Membawa sial!" hardik Ayu secara tegas.
"Aku tidak bisa membuatmu percaya, Yu. Karena memang aku tidak punya bukti apapun. Hanya Allah saksiku. Kamu sudah seperti sahabat dekatku. Mana mungkin aku membohongi sahabat yang sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri."
"Di sini aku tidak punya keluarga. Tak kenal siapapun. Dan aku tak mau menggugurkan kandungan ini. Bayi ini tak berdosa apapun. Aku mohon Yu percaya sama aku. Jika kamu benci aku tidak apa-apa. Asal kamu tidak benci pada jabang bayiku ini. Aku mohon jangan usir aku dari sini. Apalagi saat ini di luar sedang hujan lebat," cicit Bening seraya terisak pilu dan berlutut di hadapan Ayu.
"Haissshhh... jika nenekku sampai tahu, bisa jantungan dia. Berdiri Ningsih! Aku bukan Tuhan yang harus kamu sembah," titah Ayu dengan tegas.
"Aku mohon Yu, kasihani bayiku ini."
"Berdiri Ningsih!" pekik Ayu.
Beruntung sang nenek tengah pergi ke acara pengajian ke kampung sebelah. Sehingga tak mendengar percakapan keduanya. Penghuni kos di rumah nenek Minah juga hanya Bening seorang.
Sebab tak ada orang lain yang mau kos di sana. Rumah yang sudah tua reyot. Berada di lingkungan sekitar yang miskin. Bahkan terkesan kumuh. Tentu saja tak ada yang berminat.
Akan tetapi Bening betah tinggal di rumah nenek Minah. Selain harganya terjangkau, perlakuan nenek Minah padanya juga baik dan walaupun sekitarnya kumuh, tetapi di dalam rumah nenek Minah sangat bersih.
Nenek Minah sangat menjaga kebersihan di rumahnya. Walaupun kondisi rumahnya sudah tua dan hanya ada perabotan sederhana dan tak begitu luas. Tetapi sungguh nyaman dan membuat Bening betah.
Hanya ada tiga kamar tidur di dalamnya.Satu ditempati nenek Minah, satu lagi kamar tidur Ayu dan satunya yakni kamar yang ditempati Bening. Ia menerima Bening agar rumahnya tak sepi dan bisa menjadi teman untuk Ayu, cucu angkatnya.
"Makanlah dulu nasi gorengku. Kasihan bayimu pasti kelaparan," ujar Ayu seraya menyerahkan bungkusan nasi goreng miliknya pada Bening untuk dimakan.
Lalu ia pergi mengambil sapu dan membersihkan sisa nasi goreng milik Bening yang terjatuh.
"Terus kamu makan apa?" tanya Bening sendu melihat Ayu yang juga belum makan.
"Gampang. Nanti aku bisa buat mie instan di dapur," ucap Ayu seraya akan pergi meninggalkan kamar Bening.
"Kita makan sama-sama saja nasi goreng ini, bagaimana?" tawar Bening.
"Sudahlah kamu makan saja itu. Jangan biarkan keponakanku kelaparan. Jujur aku masih kaget melihat kamu bisa hamil tanpa suami. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Tak bisa kembali menjadi nasi lagi walaupun kamu mengaduknya ribuan kali. Aku percaya padamu Ning. Toh kalaupun kamu bohong. Yang dosa kamu, bukan aku."
"Makasih Yu," ucap Bening dengan senyum penuh haru mengetahui bahwa Ayu mempercayainya hingga mengorbankan nasi goreng miliknya hanya untuk dirinya dan juga calon bayi di perutnya.
"Hem..."
🍁🍁🍁
Kepercayaan dan Kejujuran adalah modal dasar suatu hubungan. Baik itu hubungan Asmara maupun Persahabatan.
smoga husnul khotimah...
yaAllah...
ikutan sedih
btw, abis Bening apalagi lg lanjutan nya?
sblm ke Bening udah baca dr.Heni dan Seno
issshhh...
🤣🤣🤣
percakapan dikit banget