Vivian putri suksena, adalah mahasiswi universitas Pratama jurusan sastra bahasa Indonesia, dia bercita-cita menjadi seorang penuliss
Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang lelaki yang sedang tertidur bersandar di bawah pohon… ternyata lelaki itu bernama Damar Adinatha yudha, dia adalah mahasiswa favorit dan terkenal di kampusnyaa
Damar memiliki sebuah rahasia tentang kehidupan nya
Dan pria berambut pirang, Lorenzo Adya pratama. ayahnya adalah pemilik universitas pratama di mana vivian kuliah, ibunya pemilik yayasan di belanda dia adalah senior vivian, Lorenzo tertarik dengan Vivian yg polos dan sifat vivian yang tegas dan tidak mudah di tindass
Damar memiliki kisah keluarga sangat yang sangat tabu, Vivian memiliki sebuah trauma dalam keluarganya sehingga mengharuskan dirinya untuk pergi mengejar cita-cita dan mimpinya
Lorenzo penerus keluarga pratama, yang tidak luput dari kegelisahan masa kecilnya
Kisah Cinta setiga pun terjadi,,, penasaran?
ikuti kisah selanjutnya yaa!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PURO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
“APA YANG TERJADI PADAMU,,, KENAPA WAJAHMU SEPERTI INI?, SIAPA YANG MENGGANGGU MU?.. KATAKAN PADAKU…” Ucap damar dengan nada khawatir namun wajahnya terlihat menyeramkan..
“Hiksss hiksss hueee…” Tangis Vivian pecah seraya melihat damar yang saat ini ada di depannya…
“Ahh maafkan aku gadis kecil, apakah kamu takut,, maafkan aku…” ucap damar seraya memeluk Vivian…
Vivian tidak menangis karna takut dengan damar, dia menangis karna benci kepada dirinya sendiri saat ini…
~~“Bagaimana bisaa?.. bagaimana bisa dia tetap menungguku di tempat ini, walaupun dengan keadaan seperti ini.. aku adalah seseorang yang sangat memalukan..” Batin Vivian,,, perasaannya saat ini sangat merasa bersalah pada damar..
~~” Dia…Dia… pemuda yang tidak masuk akal…” Ucap Vivian dalam batinnya…
Vivian kemudian memeluk Damar dengan erat,,,
~~Damar tampak tertegun dan kaget… matanya seolah tidak percaya apa yang Vivian lakukan saat ini…
“Menangislah Vivian keluarkan semua kesedihan mu,,, setelah itu kamu ceritakan padaku apa yang terjadi padamu…” Ucapnya seraya mengusap rambut Vivian perlahan…
Perasaannya kacau… rasa bersalah,,, kekesalan,,, semuanya tampak hilang sejenak seperti hembusan angin… hembusan angin yang membuat daun berguguran, itu pula yang di rasakan oleh Vivian saat ini… perasaannya yang cukup mencekam,,, tiba-tiba saja perlahan menghilang bagaikan daun yang berguguran…
~~~Dia merasa sedikit tenang….
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Beberapa saat kemudian damar mengajak Vivian pergi dari tempat rahasia, mereka tidak mungkin berada di tempat ini terlalu lama karena tidak ada lampu penerangan sama sekali,,,
Tempatnya juga cukup terpencil, dan gelap, jadi sangat sulit untuk berada di sini pada malam hari…
“Vivian kita keluar dari tempat ini yaa… kalau semakin larut tempat ini akan semakin gelap…” Ucap damar…
Vivian yang baru saja tersadar tampak kaget dan spontan saja melepaskan pelukannya…
“Ahh iya baiklah …” Ucapnya dengan canggung
Damar tampak dengan spontan memegang tangan Vivian dan melihat ke arahnya…
“Ayo kita pergi …” Ucapnya…
“Iyaa.. baik..” Ucap Vivian seraya mengangguk.
Damar melangkah kedepan seraya hendak berjalan pergi meninggalkan tempat itu, Damar menggenggam tangan Vivian dengan erat sehingga Vivian perlahan mengikuti langkah nya…
Damar seperti sedang menuntunnya keluar dari tempat rahasia..
Di tengah perjalanan Vivian tampak tercengang…
~~”Apakah ini tempat yang aku lewati tadi sebelum masuk ke sini”… Batinnya
Seolah tidak percaya dengan apa yang di alaminya,,, bagaimana bisa dia nekat berjalan dari tempat yang gelap ini seorang diri tanpa rasa takut sama sekali..
Sedangkan saat ini dia tiba-tiba saja merasakan perasan takut.. rasa takut yang tiba-tiba saja muncul entah dari mana, atau memang sebenarnya dia memang sepenakut ini…
Vivian kemudian mendadak mendekatkan dirinya ke arah damar seperti merasa tidak nyaman…
“Apakah kau takut?…” Ucap damar berbisik pelan…
Vivian tampak tidak bergeming sama sekali…
Damar mulai memelankan langkahnya dan tampak merangkul Vivian…
“Ada aku kamu tidak perlu takut…” Ucapnya..
Suasana tampak hening… akhirnya tidak berapa lama mereka keluar dari tempat rahasia…
Lampu-lampu penerangan sudah terlihat di sekitaran jalan … tampaknya mereka sudah benar-benar keluar dari tempat rahasia…
Vivian yang akhirnya bisa keluar dari lorong itu, terlihat mengela nafas lega karna akhirnya dia sudah keluar dari tempat rahasia itu…
“Hufff…”
“Vivian….” Ucap damar tiba-tiba
“Ah.. yaa,,,” ucap Vivian seraya kaget
“Karna sudah malam bagaimana kalau kamu pulang saja, aku akan mengantarmu pulang…” Ucap damar
Vivian hanya mengangguk,,,,
Akhirnya merekapun berjalan pulang sambil berjalan kaki, Sepertinya mereka hendak pergi ke halte bus…
~~~Namun …
Vivian melihat damar dengan lekat, Wajahnya tampak terlihat lelah,,, apakah ada yang terjadi dengannya sejak tadi? Semua itu seolah menjadi pertanyaan yang ingin dia katakan, namun sepertinya Vivian tidak bisa mengatakan hal itu…
“Kenapa… kamu masih menungguku..” Ucap Vivian dengan menundukan wajahnya… perasaan bersalah muncul kembali dalam hatinya..
“Kenapa yaa aku menunggu mu.??...” Ucap damar seraya seperti seseorang yang sedang bertanya kepada dirinya sendiri
“Kalau aku tidak datang, apakah kamu akan tetap menunggu di sana terus, tempat itu begitu gelap, tidak ada lampu atau penerangan yang lainnya… kamu memang tidak masuk akal…” Ucap Vivian dengan nada marah…
Damar tampak tersenyum dan tertawa kecil…
~~~Hahaha….
“Kenapa kamu malah tertawa, aku mengatakan ini agar lain kali kamu jangan seperti ini,, kalau aku tidak datang bagaimana dengan kamu…” Ucap Vivian yang belum sempat melanjutkan ucapannya..
“Tapi akhirnya kamu datang kan ….” Ucap damar memotong ucapan Vivian…
~~~Vivian tampak tertegun mendengar kata-kata damar…
Wajah damar tampak jelas dengan sinar dari lampu-lampu malam ini… wajahnya terlihat tidak ada kekesalan sama sekali.. malah terlihat aura kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya…
“Tapi kalau seandainya aku tidak datang, apakah kamu akan tetap menungguku, malam-malam sendirian, di tempat yang gelap itu?” Tanya vivian,,, wajahnya tampak seperti seseorang yang penasaran, San seperti menahan tangis..
“Tentu saja aku akan menunggumu..” Ucap damar
“Heyyy,,, Kamu sungguh tidak masuk akal!!!” Ucap Vivian dengan nada kesal..
Damar yang mendengar hal itu hanya tertawa…
“Haha.. tentu saja aku tidak akan menunggumu sampai esok hari,,, aku memang menunggumu sedari siang sampai sekarang ini. Tetapi karena kamu juga tidak membalas jawaban dari pertanyaanku tadi siang, jadi aku juga sempat ragu… mungkin kamu tidak akan datang.. di tambah aku menunggu lama cukup lama sekali sampai akhirnya aku tertidur… aku sempat terbangun dan kamu masih belum datang… Ada perasaan kecewa tentu saja dari diriku,,, sampai akhirnya aku berkata, “
~“bila kamu tidak datang dalam beberapa saat lagi aku akan pergi… mau bagaimanapun tempat ini sangat gelap, mana mungkin kamu akan datang malam-malam begini dan menemui ku..”
Ternyata takdir berkata lain, kamu datang kepadaku.. Dan saat kamu memangil namaku hatiku seolah bergejolak, akhirnya kamu datang… rasanya aku sangat senang… sampai melupakan semua rasa kecewaku ” Ucap damar,,, raut wajahnya berbeda, dia seperti seseorang yang tampak berbeda, dia bukanlah damar menyebalkan yang dia temui di pertemuan pertama itu,,, dia tampak seperti orang lain..
~~Tidakkk,,, bukan orang lain,,, apakah ini sifat aslinya.. tapi aku saja yang belum mengetahui nya.. sepertinya aku terlalu menganggap nya buruk hanya dari pertemuan pertama kami yang kurang baik..” Batin Vivian … dia tampak menyesali perbuatannya kepada damar..
“Aku… maafkan aku damar…” Ucap Vivian seraya menundukan wajahnya..
“Saat kamu datang rasanya itu seperti sebuah keajaiban, kamu tidak perlu meminta maaf Vivian, ada juga aku yang berterima kasih.. aku tau kamu sangat takut, saat melewati lorong tadi, kamu memegang tanganku dengan erat… namun di balik rasa takutmu itu, kamu tetap memberanikan dirimu dan berinisiatif untuk menemuiku. kamu dengan berani berjalan sendirian ke lorong itu, dan pergi ke tempat rahasia, itu sebenarnya sangat berbahaya… aku tidak ada rasa kecewa sedikitpun pada mu Vivian.. aku senang kamu sudah datang..” Ucap damar
Vivian tampak terbelalak mendengar hal itu,,, hatinya seolah bergejolak.. damar terlihat menjadi seseorang yang berbeda… Tatapan wajahnya terlihat ramah seperti seseorang dengan sebuah harapan…
“Tetap saja aku harus meminta maaf kepada mu, karna telah membuat mu menunggu lama… aku akan mentraktirmu makan sebagai ganti dari rasa bersalah ku..” Ucap Vivian, setidaknya dia ingin menebus rasa bersalah nya.. dia berharap damar menerima permintaan nya ..
~~~Damar tampak berfikir keras…
~~”Apakah dia tidak mau..? “ Batin Vivian
“Hmm baiklah kalau begitu,,, kabari saja aku kalau kamu mau mengajakku pergi,,” ucap damar
“Iya.. baik ..” Ucap Vivian seraya mengangguk
~~Damar tampak tersenyum dan wajahnya sumringah…
“ Yasudah, ini sudah malam,,, ayo aku akan mengantarmu pulang…” Ucap damar
Vivian mengangguk dan kemudian melangkah berjalan kedepan …
Damar pun berjalan mengikuti Vivian di sampingnya…
Namun di hati Vivian saat ini masih ada hal yang membuat nya janggal dan penasaran, dia ingin menanyakan nya kepada damar…
“Hmm damar…” Ucap Vivian
“Ahh yaa, kenapa?” Ucap damar
“Kenapa kamu tidak bertanya padaku, mengapa aku baru sampai di sini. Kamu tidak bertanya kemana saja aku sedari tadi…” Ucap Vivian,,, Vivian seperti sedang menunggu jawaban apa yang akan damar berikan kepada nya …
~~Damar tampak menggaruk kepalanya,,,
“Aku juga penasaran sebenarnya, dan ada rasa ingin menanyakan hal itu kepadamu,, namun setelah melihatmu menangis, dan wajahmu sembab. Mungkin kamu telah melewati hari yang buruk. Aku tidak ingin membuat mu menangis dengan mengingat kembali hal yang membuat mu terluka.. aku tidak akan memaksa mu untuk mengatakan nya… aku hanya menunggu di mana kamu merasa sedikit tenang, dan menceritakan nya sendiri kepadaku..” Ucap Damar
Kata-kata damar membuat Vivian menghentikan langkah nya…
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*