NovelToon NovelToon
Nikah Sama Anak SMA

Nikah Sama Anak SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Qumaira Muhamad

bagaimana jadinya jika Haga pria yang luruh selalu direcoki sama Zizi yang suka bawel.

Haga adalah pria yang lurus yang terpaksa menerima perjodohan dengan anak sahabat ayahnya yang namanya Zizi.

Gadis itu tidak sesuai dengan wajahnya yang cantik. sikapnya yang bar bar dan tingkahnya yang membuat orang sakit kepala membuat hidup Haga berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qumaira Muhamad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selalu saja gak peka

Tepat jam tiga sore, Zizi baru saja sampai di rumah. Saat membuka pintu tidak ada tanda tanda kehidupan. Itu artinya sampai saat ini Haga masih juga belum pulang. Gadis remaja itu mendesah pelan.

Zizi melangkahkan kakinya menuju kamar. Membuang tas ke atas meja belajar lalu menghempaskan bokongnya di tepian ranjang. Ia mengeluarkan ponsel dari dalam saku. Membuka aplikasi hijau chat room bersama Haga. Tidak ada pesan apapun darinya. Entah kemana pria itu pergi.

Zizi ambruk ke belakang, membaringkan tubuhnya yang lelah. Menatap langit langit kamar kemudian menoleh ke luar jendela. Hari semakin sore saja.

Disisi lain, Setelah mengantarkan Dewi ke kontrakan Haga melajukan sepeda motornya kembali ke restoran. Namun di tengah jalan, ada panggilan masuk dari Permana, Haga menghentikan laju motornya di tepi jalan setelah menyalakan sen kiri.

"Papa!" Ujar Haga.

"Haga, apa yang kau lakukan? Cepat ke kantor dan temui papa." Ujar Permana dengan tegas tanpa memberikan ruang bagi Haga untuk menjawab. Pria paruh baya itu mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Haga memasukkan kembali benda pipih itu ke dalam kantong celana. Kemudian menyalakan mesin motor dan melajukannya menuju perusahaan Permana.

Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di sana. Haga memarkirkan motor kesayangannya di depan pintu loby. Para staf melihat Haga yang berjalan santai memasuki area perusahaan langsung memberi sapaan hormat. Karna mereka sudah mengetahui status Haga yang memang anak dari presdir mereka.

"Ada apa pa?" tanya Haga kini sudah berada di dalam ruangan presdir ruangan Permana. Dia kini duduk di salah satu sofa yang tersedia di ruangan itu.

"Haga, kamu jangan melakukan perbuatan yang tidak baik bagi perusahaan papa. Lihat ini." Permana melempar sebuah dokumen ke atas meja di hadapan Haga.

Pria itu menarik dokumen dan membacanya. "Bara Sudarsana telah melumpuhkan salah satu proyek papa. Dan itu membuat kerugian yang besar bagi perusahaan. Sekarang papa harus menanggung kerugian itu hingga miliyaran. Papa tanya ke kamu, apa yang kamu lakukan diluar sana. Hah!" bentak Permana yang sudah tidak bisa menahan emosinya.

"Aku gak kenal sama Bara pa, apa yang bisa aku lakukan selain mengelola restoranku." Ujar Haga setelah menutup dokumen di tangannya.

"Lalu kenapa orang seperti Bara bisa membuat masalah semacam ini jika bukan kau yang mengusiknya." tudingnya menunjuk wajah Haga.

Haga menghela nafas kasar. "Terserah papa." Ujar Haga tidak tau bagaimana lagi menjawab tudingan Permana terhadapnya.

"Haga! Papa peringatkan sekali lagi. Jangan mengusik pria yang bernama Bara. Sekarang, posisi papa mulai tidak aman. Dan kau menjauh dari apapun tentang Bara. Papa yakin kaulah satu satunya penyebab semua ini. Karna semua sepupumu berada di luar negeri sekarang. Atau bahkan paman dan bibimu juga berada di perusahaan cabang di luar kota." Ujar Permana sebelum putra sulungnya itu meninggalkan ruangannya.

Haga berjalan cepat keluar dari perusahaan Permana yang tampak megah itu. Ia pun memikirkan perkataan Permana tadi yang mana ia sudah tau jawabannya tapi ia enggan untuk mengatakan bahwa dia masih berhubungan dengan Dewi. Mungkin itulah penyebab Bara menyerang perusahaan Permana.

Haga pun kembali ke rumah. Saat memasuki rumahnya lampu di dalam sudah menyala terang. Tampak Zizi berada di dapur sedang menggoreng telur karna dari luar tercium aroma khas gorengan.

"Zizi! Apa yang kamu lakukan?" Haga berlari dengan panik memasuki dapur. Ia menarik Zizi ke samping lalu meneruskan menggoreng telur yang berada di atas wajan dengan kompor menyala.

Zizi sempat terkejut kala pria itu menarik tangannya ke samping. "Kak Haga! Aku hanya menggoreng telur." tukasnya menatap Haga yang tengah meniriskan telur ke piring.

"Kamu tidak perlu masak. Biar aku saja. Nanti tangan kamu melepuh kena cipratan minyak." Ujar Haga. Dan mata Zizi mulai berair. Karna suara Haga terdengar tengah memarahinya.

Terdengar isakan tangis dari balik punggung pria itu sehingga Haga membalikkan tubuhnya menghadap Zizi. Haga menghela nafas panjang.

"Zi, bukan maksud aku buat marahin kamu. Tapi aku terlalu khawatir sama kamu." tukasnya sedikit merunduk menyetarakan dengan tinggi Zizi. Suaranya yang datar sedikit melembut. Tangan kanannya terulur mengusap pipi Zizi yang basah.

"Aku tau. Tapi kakak gak tau bagaimana posisi aku sekarang!" tukasnya kesal. Lalu menyentak tangan Haga yang menyentuh pipinya.

Zizi pun pergi dari dapur dan kembali ke dalam kamar tidak lupa menguncinya.

Haga mendesah berat. Begitu banyak masalah yang membuat emosinya tidak stabil.

"Zi." panggilnya dengan suara lembut. Pria itu kini berada di luar kamar tepatnya di depan pintu kamar Zizi. "Sorry, bukannya aku memarahi kamu. Tapi...aku beneran khawatir terlebih terakhir kali tangan kamu melepuh." Ujar Haga di balik pintu.

Zizi di dalam kamar menangis tersedu. Entah kenapa hatinya saat ini sedang melow. Rasanya ia ingin menangis keras sekali.

"Zi." Panggil Haga lagi seraya mengetuk pintu.

Tapi tidak di respon sama sekali oleh Zizi. Haga memandangi pintu yang tertutup rapat itu dengan perasaan tak menentu. Entah kenapa dia menjadi emosional seperti ini.

Haga berbalik badan. Terdengar pintu terbuka dan tertutup dari arah kamar yang di tempati Haga.

Zizi menengok keluar jendela. Air matanya seolah tidak bisa berhenti keluar, entah berapa banyak stok air mata yang ia punya, ia tidak bisa berhenti menangis. Kenapa rasanya semenyakitkan ini padahal ia sendiri gak tau penyebabnya. Dan entah kenapa ia tiba tiba ingin menangis seperti ini.

Keesokan harinya Zizi sudah mengenakan seragamnya dan menuruni tangga menuju dapur. Namun anehnya Haga menemukan gadisnya itu tengah mengenakan kaca mata. Pria itu merunduk dan hendak menarik kaca mata yang bertengger di hidung mancung Zizi. Tapi di tepis oleh Zizi dengan kasar.

"Jangan sentuh." tukasnya ketus. Kemudian menarik kursi dan duduk memunggungi Haga. Haga terkekeh pelan. Lalu duduk di samping gadisnya itu.

"Yakin mau ke sekolah dengan seperti ini?" tanya Haga bahkan satu tangannya merangkul pundak Zizi.

"Paan sih, terserah aku lah." Sahut Zizi. Tapi hatinya juga tidak yakin akan mengenakan kaca mata hitam ke dalam kelas. Pasti Dian akan meledeknya habis habisan.

Haga terkikik geli. "Ya udah sarapan sono." Haga menarik tangannya dari pundak Zizi. Lalu menyodorkan sepiring nasi goreng ke hadapan Zizi. Aromanya terasa harum di indra penciuman gadis itu apalagi ia merasa lapar karna sejak semalam ia tidak makan malam.

Selama menghabiskan sarapannya, terdengar bunyi notifikasi masuk ke dalam ponsel Zizi. Gadis itu menengok sekilas. Lalu kemudian membacanya. Itu adalah pesan sebuah tranferan uang masuk ke dalam rekening Zizi yang tersambung ke dalam ponselnya.

"Kamu mengirimi uang lagi?" tanya Zizi dengan kening mengerut.

"Hm, sebagai permintaan maaf aku." tukasnya seraya meletakkan ponsel di atas meja.

Raut wajah Zizi entah kenapa berubah sedih kali ini. Bukannya senang seperti biasanya.

"Kenapa? Kurang?" tanya Haga ketika Zizi terlihat cemberut.

Zizi menggeleng sehingga Haga kebingungan dengan sikap Zizi yang seperti ini. "Lalu?" Ujar Haga menaikkan sebelah alisnya.

"Selama ini bisa gak menghargaiku dengan tidak pakai uang." tukasnya dengan menaikkan sedikit suaranya membuat Haga terjengkit kaget. Pasalnya ini pertama kalinya gadis itu meninggikan suaranya. Ada rasa kesal yang terselip di dalam suaranya. Bahkan air matanya mulai menggenang di pelupuk matanya.

Haga terkesiap dengan apa yang diucapkan Zizi. "Aku gak tau cara menyenangkan wanita dan hanya itu yang aku bisa." tukas Haga lembut di samping Zizi.

"Kamu bener bener menyebalkan." tukas Zizi lalu menyandang tasnya meninggalkan Haga di meja makan sendirian.

Kenapa pria itu selalu saja gak peka. Tetap saja bertingkah seperti itu seolah dia hanya ingin uangnya saja.

1
Reyhan Gaming
kok dak apdek lagi
Anonymous
Tq ceritanya
Rini
baik2 ya
Anonymous
Zizi cantik
Rini
lanjutkan , alon2 Bae
Rini
lbh percaya Nisa ternyata, duitmu buat apa Haga buat nyilidi istri aja nga bisa, mlh percaya Ama iblis
Rini
Haga pinter bisnis tp
Mudrikah Ikah
lanjut tan 27
Nana Rosdiana
lagi seru malah bersabung
mama De
aneh nemenin mantan peluk pelukan boleh eh istrindi anterin temen pulang sekolah Kalo GA mati jadibes Baru sebab keinginan.ih aneh. I I lah komunikasi ITU penting
Rini
kasar juga ya, punya duit kok nga bisa cari tau dulu haga
Try Dewi
bgus alur cerita ny.
Try Dewi
kpn lgi up ny thor... seruuu cerita ny
Rini
trus salah paham maneh 🤦
Tuti Hayuningtyas: lanjuuuuuut teruuuuus thooooooooor keren
total 1 replies
Rini
lanjutkan ☺️ yang manis gitu Lo
Rini
terimakasih Haga, tunggu Zizi pergi dulu baru sadar ya😁
Yuli Pujiastuti SPdSD
Sangat menarik
Rini
egois
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
masih nyimak KK thor
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
masih nyimak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!