Heartbeat Because Of You

Malam ini ayra bertekad untuk memutuskan ajakan dari Gefano dan Lucas. Ayra sudah memutuskan untuk menerima semua ajakan mereka berdua dengan waktu yang berbeda tetapi sesuai dengan waktu ajakan yang terlebih dahulu ialah yang ia prioritaskan terlebih dahulu, maka dalam hal ini Gefano lah yang harus ia prioritas terlebih dahulu.

Di hari sabtu nanti Ayra memutuskan untuk jalan-jalan bersama dengan Gefano pada pukul Sembilan pagi yaitu ke museum, kemudian di jam satu siang Ayra jalan-jalan dengan Lucas yaitu ke acara aneka bazar seperti bazar buku, bazar makanan dan masih banyak hal lainnya. Ayra pikir akan lebih baik dan beresiko kecil jika memilih keputusan ini dan lagipula keputusan ini lebih baik dibandingkan keputusan hanya memilih salah satu di antara mereka berdua, sedangkan ia memang menyukai jalan-jalan atau beraktivitas di luar.

Ayra mengambil ponselnya yang ia taruh di atas laci kecil di sisi samping kasurnya sebelumnya, bermaksud untuk mengabari Gefano dan Lucas tentang ajakannya dua hari yang lalu.

Pertama-tama ia akan menghubungi Gefano sesuai dengan urutan waktu, “Halo Gef! Gue mau ngabarin lo, kalo gue terima ajakan lo waktu itu.” ucap Ayra secara blak-blakan.

“Oke makasih ya Ra, oh iya bisanya di jam berapa?” tanya Gefano dari balik ponsel Ayra.

“Gue bisanya pagi ya gef, gimana kalo jam Sembilan pagi?lo bisa gak?” Ayra balik bertanya.

“Harus jam sembilan pagi banget kah Ra?”

“Iya gue bisanya jam segitu, gimana? Bisa gak?” Ayra bertanya lagi untuk memastikannya dengan jelas.

“Oke deh kalo emang lo bisanya jam segitu, gue menyesuaikan lo aja,” ucap Gefano.

“Tapi emang beneran bisa kan? bukan karena kepaksa gue?”

“Enggak kok santai aja gak usah mikir macem-macem gue kepaksa segala Ra,” ucap Gefano mengingatkan.

“Oke, tapi gue gak bisa lama-lama ya Gef, cuma bisa minimal sampai sebelum jam dua belas siang, gak apa-apa kan Gef?” ucap Ayra memberitahukannya.

“Oke gak apa-apa Ra,” jawab Gefano pelan.

“Oke sip Gefano, makasih ya.. sampai jumpa di hari sabtu.”

“Oke makasih juga Ra, sampai jumpa,” sahut Gefano.

Setelah selesai menghubungi Gefano Ayra langsung menghubungi Lucas, “ halo brooo Lucas.”

“Halo..” sahut Lucas dengan suara sedikit serak-serak basahnya.

“Kenapa Ra?” tanya Lucas dari balik ponsel.

“Gue mau ngabarin lo, kalo gue bisa pergi di sabtu besok, tapi…” ucap Ayra terputus.

“Tapi kenapa?” tanya Lucas penasaran.

“Gue Cuma bisa di jam satu siang, gak apa-apa kan Lucas?”

“Loh kok gitu? Kenapa? Ada urusan ya?” tanya Lucas menginvestigasi.

“Ada deh, kepo deh.” kekeh Ayra.

“Oh gitu ya sekarang..main rahasia-rahasiaan ya lo Ra,” ledek Lucas.

“Gak apa-apa wleee! Emang masalah buat lo!” ejek Ayra balik.

“Iya masalah buat gue” canda Lucas.

“Udah dulu ah, sampai jumpa Lucas,” pamit Ayra hendak menutup telponnya.

“Yeee malah gitu, yaudah sampai jumpa di sabtu esok Ra!”

Ayra langsung mematikan telponnya dengan Lucas dan beristirahat sejenak karena esok ia masih harus bangun pagi untuk berangkat sekolah.

 ------

Di hari sabtu yang cerah ini, Gefano menunggu dengan setelan baju warna biru dongkernya menunggu Ayra keluar di depan rumahnya, Gefano sendiri termasuk orang yang tepat waktu bahkan sebelum jam Sembilan Gefano sudah bersiap untuk menghampiri ayra di rumahnya sehingga membuat Ayra sedikit terkejut dengan tindakan Gefano tersebut.

Ayra keluar dengan setelan warna putih dan rok biru langitnya dengan pita rambut berwarna yang juga berwarna biru langitnya, Ayra dan Gefano tanpa menunggu lama langsung berangkat menuju museum.

Museum yang mereka berdua datangi tampak sangat bersejarah namun artistic sangat menarik minat keduanya, tanpa pikir panjang tentu saja mereka berdua langsung bersemangat untuk memasuki museum.

Ayra dan Gefano mulutnya sedikit ternganga saat melihat megahnya museum, mereka berdua berjalan berdampingan menelusuri berbagai barang-barang antik tersebut salah satunya berbagai piring antik dari jaman sejarah dengan warnanya yang menawan di taruh dalam rak kaca supaya aman dan tidak pecah oleh pengunjung museum. Mereka berdua saling terfokus pada pandangannya masing-masing yang takjub dengan barang antik tersebut dan tidak saling berbicara untuk sementara waktu, keduanya sangat menikmati waktu yang berjalan.

Namun akhirnya Ayra membuka obrolan terlebih dahulu di antara mereka berdua, “Gef, menurut gue China jaman dulu sejarahnya keeren ya..liat bisa bikin piring cantik dan elegan disaat bersamaan di masa dinasti Ming, rasanya berasa mau ikut bawa pulang piringnya haha, gimana menurut lo Gef?” tanya Ayra yang diselingi oleh candaan saat mereka melewati rak kaca piring dari dinasti Ming tersebut.

“Iya gue setuju sama lo Ra, menurut gue emang teknologi dalam peradaban sejarah China tuh teknologinya udah keren banget dan maju peradabannya, di saat negara-negara mungkin teknologi atau peradabannya masih stuck di tempat.”

“Iya- iya bener juga kata lo, masuk akal. Yuk liat-liat bagian-bagian rak yang lain,” ajak Ayra pergi dari tempatnya berdiri saat ini.

“Iya ayo Ra, masih banyak bagian-bagian keren dan menarik lainnya dari negara-negara lain.” Sahut Gefano.

Tak lupa Ayra dan Gefano mengambil gambar dengan kamera ponselnya, mengabadikan momennya jalan-jalan di museum bersejarah serta momen jalan- jalan di masa putih abu-abu.

Setelah puas berkeliling museum, Ayra dan Gefano memutuskan untuk langsung pulang ke rumah masing-masing, tetapi sebelum pulang mereka saling mengambil gambar berfoto di depan meuseum untuk hanya di simpan di galeri ponsel saja atau mempostingnya di sosial media masing-masing.

“Udah ya Gef pulang!” ajak Ayra pulang setelah puas berfoto-foto di depan museum dan mengingatkan Gefano bahwa ia tidak bisa terlalu lama keluar.

“Ayo ra, udah mau siang juga.”

“Yuk!” sahut Ayra semangat karena nanti jam satu siang ia harus pergi berdua jalan-jalan dengan Lucas.

\=\=\=\=\=\=\=