Misi balas dendam seorang Duda arogan plus gila, pada seorang gadis yang ada sangkut pautnya dengan target balas dendam nya.
Duda itu mengira dia sudah paling gila, namun ternyata gadis yang dinikahinya secara paksa lebih gila darinya.
"Aku sudah tahu kau lah yang sebenarnya menjebak ku tidur dengan mu! Lihat dan rasakan nanti, akibat kau berani menjebak seorang Denada...!" ancam gadis itu dengan wajah pongah, dia tidak terima menikah paksa dengan duda beranak dua, bahkan usia mereka terpaut jauh 15 tahun.
"Hei bocah! Kau kira aku takut dengan ancaman mu?! Aku...?! Seorang pebisnis yang bahkan tak kenal ampun pada pesaing-pesaing nya! Jangan mimpi kau bisa membalas perbuatan ku! Sekarang, aku adalah suamimu! Kau harus patuh padaku! Akan ku pastikan pernikahan kita adalah neraka bagimu...!" Arjuna seorang duda berusia 34 tahun menyeringai licik.
Karakter keduanya sama-sama kuat dan keras, siapakah yang berhasil menaklukan pasangan nya lebih dulu dalam jeratan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Akhirnya Devan Membuka Matanya.
Terdengar perdebatan antara Juna dan Amrita, saat Dena kembali ke ruangan setelah pamit menerima telepon dari Gea. Ketika Dena memaksimalkan pendengaran untuk menguping, seseorang menarik-narik gaunnya dari arah bawah.
“Mommy," rengek Reine, gadis mungil itu sesekali menguap dan menggosok-gosok mata.
Dena berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi putri sambung nya, “Ya, sayang. Apa Reine mengantuk?“
Reine mengangguk, “Rei nggak pernah bobok ditemani Mommy, hanya ditemani Grandma and Daddy. Malam ini... Mommy temani Rei bobok ya.“
Anak kecil itu ditinggal Renata saat berusia 3 tahun, jadi wajar kedua anak Juna tidak mengingat wajah ataupun mengingat interaksi dengan Renata sebagai ibu kandung mereka.
Dena mengelus rambut panjang putrinya dengan sayang, mulai saat ini dia tidak akan menganggap Reine sebagai putri sambung nya namun sebagai putri kandungnya. Dena melihat suaminya masih berdebat dengan Amrita, akhirnya dia menggendong tubuh kecil Reine.
“Ayok, Mommy temani Rei bobok. Tapi, Mommy harus ganti baju dulu di kamar Mommy. Gimana... kalau Rei bobok nya di kamar Mommy di lantai atas?“
Tadi Dena memang bertelepon dengan Gea di kamar nya yang dulu sempat ia tempati, ada beberapa helai baju tidur yang baru dibeli sebelum pengusiran oleh Mommy Elise. Bahkan barang-barang Dena masih utuh di kamar nya, serta kunci mobil pun berada di sana. Kini, semua yang pernah Dena beli sudah menjadi miliknya kembali sesuai janji Juna padanya.
“Mau!“ jawab Rei antusias.
Satu lagi anak datang dengan wajah mengantuknya.
“Mommy, Rey nggak diajak?“ wajah Reynard merenggut cemburu.
“Diajak dong, Rey kan baru datang jadi Mommy belum ngajak. Yuk!“
Dena mengulurkan sebelah tangannya yang bebas, karena satu tangannya menopang tubuh kecil Reine.
“No! Rey nggak mau nyusahin Mommy, biar Rey jalan sendiri ke atas.“ Benar saja, anak kecil itu berjalan lebih dulu.
Dena tersenyum, ternyata Reynard lebih peka. Sepertinya anak kecil itu mengerti jika ia sedang menggendong saudara kembarnya dan akan kesulitan jika harus sambil menggandeng tangan nya.
.
.
(Bagi yang tidak terlalu suka adegan h-ot, skip aja yang dibawah ini ya 🤭)
Sekitar tengah malam, tiba-tiba ada sesuatu yang terasa meng-himpit tubuhnya membuat Dena membuka kelopak mata beratnya.
“Uhhggg!“ lengu-haaaan terdengar dari bibir bengkak Dena.
Ya, bengkak! Ulah dari suami h-ot nya yang mencuum-bu Dena disaat dia masih terlelap. Bahkan kondisi tubuh Dena lebih menge-naskan lagi, baju tidurnya sudah hilang entah kemana dan banyak tanda-tanda merah kepemilikan hampir di seluruh tubuh putih milik Dena. Dari leher, dada, perut hingga pa-ha ke area bawah.
Akhirnya mata Dena terbuka sepenuhnya, dia terkejut suaminya sedang menngh1-saap uj-ung da-da nya seperti bayi.
“Om!!!" pekiknya.
Juna menghentikan sejenak kegiatan me-ssum nya, kepala lelaki itu menengadah. “Akhirnya kamu bangun juga sayang, Om udah nggak kuat ini...“
“Heh! Apa-apaan ini Om! Disini ada anak-anak...!!" seingat Dena dia memeluk kedua anaknya saat tertidur tadi.
“Coba perhatikan sekeliling mu, Baby...“
Dena merotasi pandangan nya, tidak ada anak-anak. Kamarnya pun bukan kamarnya, nuansa kamar begitu terkesan maskulin dan ia pun mengenali jika itu adalah kamar Juna.
“Aku memindahkan mu ke kamarku, anak-anak tidur sama Nenek mereka di kamar kamu. Enak aja! Aku nggak terima anak-anak mau memo-nopoli kamu, sayang. Kalau malem... kamu milikku seutuhnya!“
Juna pun kembali mengu-lumm permen kecil milik Dena, bagian tubuh istrinya yang paling dia puja karena begitu cantik berwarna merah muda dengan ton-jolaan agak besar meski memiliki ukuran da-da mungil.
“Om! Ughh!“ Dena ingin protes tapi keenakan, jadi gimana dong?
Akhirnya keduanya melanjutkan aktivitas di atas ranjang, dengan Juna melanjutkan cum-buan nya. Suhu kamar cukup dingin karena penyejuk ruangan on, Dena begitu terhanyut dalam buaian sentu-haan li4r suaminya itu.
Tak ingin kalah dengan Juna, Dena membalikkan posisi. Kini Dena sudah bangkit dari baringan, membalikkan tubuh Juna hingga posisi nya sekarang berada di atas tubuh suaminya.
Dengan sekali sen-takan, Dena melepaskan baju rumahan yang dipakai suaminya memperlihatkan otot-otot di perut, lantas tangannya mulai masuk menyelusup ke dalam bo-xer Juna. Tangan Dena mulai mere-maass serupa ular Amazon yang bee-saar dan pann-jang di dalam sana.
Jangan membayangkan nya gaeess!
Tangannya mengelus-elus milik Juna, hingga sang empu ular mende-ssaah beberapa kali.
Tanpa babibu Dena melorotkan bo-xer suaminya menariknya sampai lepas, kini keduanya pun sudah sama-sama polos.
HAP!
Dengan membuka lebar mulutnya, Dena mema-sukaan si ular Amazon ke dalam mulut. Di issa-pan pertama tubuh Juna tak bisa menahan kenik-matan nya, tubuhnya mengge-linjaang hebat.
“Shhhhh... ahhhh...“ Juna menikmati setiap hisa-paan demi hisa-paan permainan mulut istrinya di asetnya.
Setelah merasa puas, Dena mensejajarkan tubuhnya kini bibirnya mencum-bu bibir Juna.
Permainan diambil alih oleh Juna, dia membalikkan tubuh Dena dan mulai meng-huj4mkan aset berharganya yang sudah tegang maksimal ke inti milik Dena.
“Ahhhhhh....“ keduanya mende-ssah bersamaan.
Juna menggeraakan ping-guul nya, jepi-taan istrinya di dalam sana membuat Juna terus mengeraa-nng nikmat. Jepitan istrinya begitu mengigit, mence-ngkram kuat hingga dinding otot-otot nya yang ber-denyut dapat Juna rasakan.
Juna semakin mempercepat laju gerakannya, Dena sampai merin-tiihh nikmat, desah-aan manja lolos dari bibir istrinya itu semakin membangkitkan gai-raah Juna.
Dan akhirnya.... Ahhhhh!
.
.
Sementara di ruang ICU, pelan namun pasti akhirnya Devan membuka matanya.
___
Maaf ya kalau ada yang kurang srek dengan ade-gan ranjang, wkwk. Cuma pemanis buat si Hot Uncle 🤭
happy ending buat semua nyaa