Yan Kai seorang pemuda sebatangkara sekarat karena menolong temannya saat pulang setelah membeli sebuah ponsel.
Disaat sedang koma dia dikirim ke dunia lain, menghapi pedang dan sihir dan musuh yang kuat untuk menyelesaikan misinya di dunia itu agar bisa menebus kehidupannya kembali.
Dengan wajah tampan dan kekuatan dia mendominasi dunia itu, dia mampu untuk meningkatkan kekuatan orang lain yang dia inginkan.
Lalu dia bertemu dengan seorang gadis yang tanpa dia sadari adalah seorang putri raja, mereka saling jatuh cinta namun hubungan mereka tidak direstui raja karena perbedaan status, dia direndahkan dan dipaksa meninggalkan putri, karena itulah dia bersumpah akan membuat semua raja bertekuk lutut di kakinya.
Ikuti petualangan Yan Kai di PENDEKAR PEDANG KABUT
by: Rendy_Tbr
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendy_Tbr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTARUNGAN HARI HARI TERAKHIR
Dulo menatap Yan Kai dengan tajam namun Yan Kai membalas tatapan itu dengan santai.
"Apa kau ingin pamer kekuatan disini?" tanya Dulo
"Seharusnya kau tanya dulu apa yang mereka lakukan pada murid akademi Douluo, mereka menindas lebih dulu, bukankah wajar jika dia ditindas balik?" ujar Yan Kai
"Sepertinya kau merasa sok kuat disini, bagaimana kalau kita bertarung? Yang kalah akan menyerahkan semua hartanya?Aku Dulo dari akademi bintang, sebutkan namamu" saran Dulo
"Itu ide yang bagus, aku Yan Kai dari akademi Douluo"
"Yan Kai, dia putra raja ras iblis, kau harus hati-hati" ucap Rui
Lalu semua orang memberi ruang untuk pertarungan mereka. Dulo mencabut pedangnya lalu mengangkatnya ke atas, petir keluar dari pedangnya dan menyerang Yan Kai dengan pedang itu.
"Pergerakannya sangat cepat" gumam Yan Kai
Yan Kai langsung mengeluarkan pedangnya untuk menangkis pedang petir Dulo namun ketika pedang mereka beradu, aliran petir mengalir ke pedang Yan Kai yang membuat tangannya mati rasa.
"Tidak ada senjata yang bisa menahan pedang petirku, menyentuh dan disentuh bagiku sama saja" ujar Dulo
"Sialan! Tanganku mati rasa, kalau terus terkena pedang itu, tanganku tidak akan bisa aku gerakkan" ucap Yan Kai dalam hati
Yan Kai segera mengganti pedangnya dengan pedang kabut, begitu Dulo menyerang, pedang Yan Kai berubah menjadi kabut yang melilit seperti tali, lalu pedang kabut mengikat pedang petir Dulo dan menahan Pergerakannya. Disaat itulah Yan Kai memberikan sebuah tendangan di perut Dulo.
"Oohkkk!" suara Dulo
"Masih mau dilanjutkan?" ujar Yan Kai meremehkan
"Ini hanya baru permulaan" jawab Dulo
Dulo kembali berdiri dan mengeluarkan jurusnya yang lain tapi masih jurus elemen petir, Dia melemparkan lima belati namun dapat dihindari Yan Kai dengan mudah dan belati itu tertancap di tanah, tanpa disadari belati itu membentuk formasi bintang.
"Kena kau!" ujar Dulo
"Apa maksudnya? Gumam Yan Kai
Begitu Yan Kai memperhatikan kelima belati itu ada percikan petir yang mulai keluar.
"Sialan, ini kurungan petir" ujar Yan Kai
Lalu kelima belati itu mengeluarkan petir yang besar, dengan cepat Yan Kai memutar pedang kabut mengitarinya hingga membentuk kurangan seperti bola yang menghalangi sambaran petir, kemudian putaran pedang kabut semakin besar hingga melemparkan kelima belati Dulo yang tertancap di tanah.
"Bocah ini tidak biasa, dia menyembunyikan kekuatannya" gumam Dulo
"Sekarang giliranku untuk menyerang" teriak Yan Kai
"Cukup! Aku mengaku kalah" ujar Dulo
Semua orang terkejut mendengar ucapan Dulo yang mengaku kalah.
"Ada apa ini? Tidak pernah sebelumnya kak Dulo mau mengakui kekalahannya" ucap murid akademi bintang
"Kak Dulo berbeda dari yang sebelumnya" ujar yang lain
"Kenapa kau menyerah begitu cepat tanpa menerima serangan ku?"
"Tidak ada gunanya dilanjutkan, karena aku kalah, ini aku berikan cincin ruangku, tapi maaf, aku bukan orang yang kaya jadi aku tidak punya banyak harta"
"Ini aneh sekali, kenapa dia mengatakan banyak hal padaku, lagipula dia putra raja ras iblis, mana mungkin tidak punya harta" ujar Yan Kai dalam hati
"Oh iya satu lagi, aku ini bukan musuhmu" tambah Dulo
"Dia memang banyak bicara, untuk apa mengatakan kalau dia bukan musuh? Dia benar-benar orang aneh" gumam Yan Kai
Beberapa saat kemudian murid perempuan yang selalu mendampingi Rui datang.
"Maaf putri, kami tidak bisa menemukanmu meski telah mencari sejak awal" kata murid itu
"Tidak apa-apa, aku juga baik-baik saja"
Setelah sore gerbang teleportasi pintu keluar langsung muncul, mereka segera keluar dan di teleportasi ke tempat pintu masuk awal, guru para murid sudah menunggu dan para murid langsung menemui para guru mereka.
"Yan Kai! Apa kau mendapatkan pengalaman di dalam sana?" tanya guru Shi
"Tentu saja guru, sayangnya waktu berada disana hanya tiga hari"
"Yan Kai! Terima kasih sudah menjaga ku selama di medan perang kuno" kata Xia Rui yang datang menghampiri
"Sama-sama, itu memang sudah kewajiban kita sesama murid akademi"
"Aku akan pergi duluan, guruku sudah menunggu, sampai ketemu lagi dan jaga dirimu" ucap Rui dengan wajah malu-malu"
"Kau juga jaga dirimu"
"Iya" jawab Xia Rui
Guru Shi yang melihat tingkah Xia Rui yang malu-malu mulai berpikir sesuatu tentang mereka berdua.
"Yan Kai, aku juga pergi duluan" ucap Xiao Chen
"Baiklah, sampai nanti"
"Mari kita pulang, aku ingin mendengar ceritamu selama di medan perang kuno nanti" kata guru Shi
Lalu Yan Kai pulang dengan naik pedang terbang bersama gurunya.
"Yan Kai! Apa kau punya hubungan dengan gadis yang barusan?" tanya guru Shi di perjalanan pulang
"Hehe! Memangnya hubungan apa yang bisa aku punya dengan dia?"
"Apa kau tau siapa gadis itu?"
"Yang aku tau dia murid inti akademi Douluo, itu saja"
"Dia itu adalah Xia Rui, putri raja Daxia"
Mendengar itu Yan Kai langsung terkejut, kakinya gemetar dan lemas hingga hampir tergelincir dari pedang dan langsung memeluk pinggul guru Shi dari belakang.
"Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin melompat?" ujar guru Shi
"Aku tidak terbiasa naik pedang terbang, kakiku gemetar?" jawab Yan Kai
Sekarang jujur padaku, apa kau punya hubungan dengan Xia Rui?"
"Kami hanya bertemu dan saling membantu di medan perang kuno"
"Aku hanya mengingatkanmu, jangan macam-macam dengan Xia Rui kalau kau tak ingin dikuliti hidup-hidup"
Kemudian Yan Kai semakin gemetar karena teringat apa yang telah terjadi antara dia dengan Xia Rui.
"Mati aku! Aku sudah berakhir, misi menebus kehidupanku akan segera berakhir, Xia Rui adalah putri raja Daxia, kenapa tidak ada yang memberitahuku tentang itu, aku dan dia sudah.... Huuaaaaa!" ucap Yan Kai dalam hati
"Kenapa kau diam?" tanya guru Shi
"Sepertinya aku tidak enak badan guru, aku ingin segera istirahat" kata Yan Kai beralasan
Begitu sampai di puncak spiritual Yan Kai langsung mengurung diri semalaman dan besoknya baru menemui guru Shi dengan wajah lesu
"Kenapa wajahmu seperti itu? Apa kau belum makan?"
"Tidak apa-apa guru, aku lagi tidak selera makan"
"Tunjukan padaku apa yang kau dapat dari medan perang kuno?"
Lalu Yan Kai mengeluarkan semua yang dia bawa dari medan perang kuno termasuk puluhan cincin ruang murid lain yang dia rampas.
"Ini? Ini buah spiritual, inilah yang paling berharga dari semua yang kau dapat, jika kau beruntung kau akan mendapat warisannya"
"Iya guru" jawab Yan Kai dengan lesu
Tiba-tiba guru Shi memukul kepala Yan Kai hingga dia tertunduk kedepan.
"Jangan menyembunyikannya lagi dariku, apa sebenarnya masalahmu?"
"Tapi aku malu menceritakannya guru"
"Kau pilih malu atau hari-harimu seperti ini yang tanpa semangat, jika kau cerita mungkin aku bisa membantumu nantinya.
Tapi guru, aku tidak tau harus mulai ceritanya dari mana?"
"Tentu saja ceritakan apa yang sedang menjadi beban pikiranmu!" ujar guru Shi dengan kesal
"Iya guru, aku akan menceritakannya" jawab Yan Kai