cerita ini hanya karangan fiksi, jangan di plagiat!!
Alana adisty harus mengalami perjodohan akibat perjanjian konyol kakek nya di masa lalu. alhasil di usia nya yang ke delapan belas gadis itu terpaksa berstatus istri dari ihsan rain Fauzan.
ihsan sering membully nya, tanpa sebab hanya karena dia yang pendiam. dengan kondisi yang tak akur, bagaimana alana menghadapi pernikahan sma ini?
mengandung banyak kata kata ambigu dan frontal. untuk yang di bawah umur harap bijak, kalau masih nekad baca resiko tanggung sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
Ihsan segera membawa Alana ke uks. Tak peduli dengan orang lain yang menatapnya aneh bahkan pada avira yang juga ada di sana.
Kini yang dia pedulikan adalah Alana. Gadis itu baru saja sembuh dari demam nya kemarin dan sekarang pingsan gara gara bola basket.
Begitu masuk ke uks ada dua orang penjaga di sana. Mereka langsung membantu nya membaringkan Alana di brankar.
“Kenapa?”
“Pingsan kena bola basket” jawab ihsan.
Dua penjaga tadi mengangguk. Yang satu segera memanggil dokter sekolah sedangkan yang satu menjaga.
Ihsan hanya duduk menatap apa yang mereka lakukan sampai dokter tiba. Hatinya benar benar kalut, takut Alana kenapa napa.
“Gimana keadaannya?”
“Alhamdulillah tidak ada luka serius. Tinggal menunggu sadar saja” ujar dokter.
Ihsan mengangguk lega. Cowok itu mulai berani mendekati Alana dan duduk di sampingnya. Setelah petugas dan dokter tadi meninggalkan mereka berdua, barulah ihsan berani mengambil tangan Alana.
Akhir akhir ini gadis itu cukup dingin padanya. Tadi pun sebelum berangkat ke sekolah dia sempat meminta Alana untuk berangkat bersama. Tetapi Alana menolaknya dan memilih untuk berangkat menggunakan bus.
Seharusnya dia lega saat Alana memilih untuk berangkat sendiri, karena avira tak akan curiga. Tetapi kenapa dia malah merasa khawatir dan gelisah begini?
“Ceklek!”
Ihsan menoleh begitu pintu uks di buka. Tautan tangan mereka seketika ia lepas melihat kedatangan teman teman Alana. Dan sialnya, avira ada di sana.
“lho? Kok lo di sini?” yeri bertanya dengan sewot.
“Y-ya gue nungguin temen kalian. Masa di tinggal sendiri” jawab ihsan.
“oh. Yaudah keluar sana, kita udah disini” yeri mengusir nya dengan sengaja.
Ihsan mendengus pelan. “bilang makasih dulu kek, main usir aja” gumam nya tak Terima.
Ihsan segera keluar dari uks dan menyusul teman temannya. Tetapi baru saja dia di lorong menuju kelas avira memanggilnya dari belakang.
Dia menghembuskan napas lelah. Sepertinya akan ada keributan lagi untuk sekarang.
“ihsan!”
“Kenapa yang? Kamu disini?” ihsan mencoba baik baik saja.
Bukannya senang dengan pertanyaan pacarnya avira justru memicing tajam padanya.
“Kamu selingkuh dari aku?” todong nya.
Ihsan menggeleng sambil mengerutkan alisnya. “Selingkuh gimana? Aku gak selingkuh” dia membantah.
“Bohong! Terus tadi kamu pegang tangan Alana? Kamu pikir aku gak lihat?” pekik vira berkaca kaca.
“Tadi aku cuma ngecek suhu badannya aja. Gak lebih”
“Kamu pikir aku bodoh? Ngecek suhu bukan di telapak tangan ihsan tapi di dahi. Kamu gak usah ngelak, kamu suka sama dia?”
“Enggak!” sean menolak tegas. “Kamu gak usah nuduh macem macem ra. Aku gak selingkuh dan aku gak suka sama dia” jelas ihsan.
Vira terkekeh, sudut matanya sudah berair hendak menangis. “Harus banget ya kamu yang nolongin dia? Yang bawa dia ke UKS? Yang nungguin dia sampe yang pegang tangan dia?”
Ihsan menggeleng pelan, astaga! Melihat vira yang hampir menangis membuatnya merasa bersalah pada sang pacar.
“tadi dia pingsan, makanya aku tolongin”
“Ya tapi gak harus kan? Disana masih banyak loh yang lain. Emang kamu yang pengen nolongin dia kali?” gadis itu mulai terisak.
“Aku gak selingkuh yang. Aku harus apa supaya kamu percaya? Jangan kayak gini” ihsan meraih tubuh rapuh itu ke dalam pelukannya.
Untung di sekitar sepi karena sedang belajar. Ihsan lebih leluasa menenangkan pacarnya yang menangis.
….
“Alana, lo gak papa?”
Yeri segera meraih tangan gadis yang baru tersadar dari pingsannya. Beberapa saat setelah kepergian ihsan dan vira.
“Lho, emang aku kenapa?” dengan polosnya Alana bertanya. Gadis itu menatap sekelilingnya, dia berada di UKS sekarang.
“Lo pingsan tadi, gara gara anak anak ips yang lempar bola basket sampe kena ke lo” jelas yeri bersungut sungut.
“Hah?”
Ingatan gadis itu seketika kembali ke beberapa saat lalu. Seseorang yang berteriak memanggil namanya dan bola basket mengenainya.
“Ouh, aku baik baik aja. Cuma rada pusing kayak nya” Alana memegang pelipisnya pelan.
Duduk dari tidur nya dan menatap tiga orang yang menunggunya. Kepalanya sedikit berdenyut, jadi dia pijat pelan.
“yaudah kalau lo pusing, kita disini dulu sampe lo mendingan” usul yeri di angguki mereka.
Alana ikut mengangguk saja, dia disini memang pusing. Berbeda dengan tiga orang yang menemani nya ini karena mereka hanya ingin terbebas dari jam pertama mata pelajaran fisika.
lanjut thor