Kevin nama pemuda berusia 19 tahun itu,ia tinggal sendiri di dalam rumah sewa yang kecil,hal itu tidak masalah baginya.selagi tempat itu bisa melindungi nya dari panas matahari dan tetesan air hujan,itu sudah cukup.harga sewa per bulan juga terbilang murah banget.
Mengandalkan gaji tak seberapa sebagai pelayan di kedai kopi,setidaknya dengan begitu,dia masih bisa membayar biaya sewa per bulan dan kebutuhan sehari-hari.kendati dia kerap kali merasa perutnya mendadak parik karena terlalu sering mengonsumsi mi instan
Kevin berniat berjalan di sekitar taman.daripada hanya diam - diam rumah tanpa melakukan apa-apa.itu sungguh membosankan.hari ini,jadwal kerjanya masuk pagi,pulang siang.setelah istirahat sejenak,ia pun jalan - jalan.ia pria yang tidak banyak bicara.ya,bisa dibilangin pria yang dingin banget.terkadang dia bisa menjadi pria yang hangat dengan sekitar
Entahlah,dia memang sulit ditebak.
Tumbuh dia tengah-tengah keluarga yang berantakan
membuatnya merasakan jika hidup t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ade ramadhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karena cinta kepada ade dan kevin
Ade,dengan napas bergemuruh,degup jantung-jantung beradu membuat langkah-langkah nya semkin kencang-kencang di tengah ber antara. Ini
Gelap disekelilingi tidak menyurutkan niatnya lari -lari lebih -lebih jauh ini.arah yang acak -acak hanya mengikuti insting perih akibatnya goresan duri di kaki dia abaikan.hanya satu tujuannya.
Sekarang.lepas dari mereka yang masih -.masih mengejar kamu.
Sesak di dada sudah membalut.cahaya rambulan
Mengarahkan dirinya mencari cela.untuk bergerak.terus memaksakan diri makin jauh -jauh dari derap langkah -langkah empat pria yang menyusul di belakang.sesekali menengok, menajamkan pendengaran dari suara kecil sekecil apapun memastikan dia tidak tersusul dan aman
Sesaat meraup udara sekitar,dengan tangan kiri bertumpu di barang pohon agar-agar tetap berdiri, mencondongkan badan agar bisa bernapas lebih mudah.tidak ingin ade membuang.waktu ,setelah merasa cukup baik,gadis ade itu lanjut mempercepat langkahnya.waktu sekarang sudah tidak berlarian dia tidak ingin berhenti selama -lama masih ada tenaga.seorang diri di tengah hutan-hutan ,mengabaikan rasa takut,karena baginya lebih mengerikan tertangkap.di tangan mareka.ade akan mati walaupun badan masih hidup.dengan apa yang telah terjadi.
Dia rasakan selama masa penyekapan.lebih memiliki tersesat di hutan-hutamhutan-hutan dibanding bertemu dengan mareka jahat.
Di bawah sinar rembulan gadis itu bersandar disebua pohon.pohon rasa lelah yang menggerogoti tak mampu lagi bergerak melangkah kan kakinya rasa was-was-was masih menyelimuti rasa takut membuatnya tetap terjaga.setelah merasa aman. Seakan remuk -remuk sekujur tubuh kaku.....
Ia memaksa bangkit kembali.tertatih menyeret langkah dengan gontai, bertahan dari rasa sakit.ini yang sudah diambang batas.perih banget dibagian kaki mulai terasa sakit yang sudah tangan kanan nyeri nyut-nyutan.dia tidak memiliki waktu lagi untuk mengecek keluhannya itu .remang membuatnya tak bisa memastikan luka yang dideritanya
Malam semakin beranjak,cahaya bulan yang lolos dari kerumunan daun.daun membimbing gadis itu.badan yang dipaksa bergerak terus menerus membuatnya ambruk seketika.penat dan rasa sakitnya-lah tak bisa berhalau lagi.merangkak ke sebuah pohon besar terdekat,bersandar dengan kaki terentang .pelu bercucuran membasahi badan nya senyap mengelilingi, membuat hilang ke alam mimpi
Sakit ya kembali terasa membuat tersadar.kerumunan semut menggerogoti lengan kanan yang robek.
Dia bergegas membebaskan lengan dari kerumunan hewan -hewan itu diri bangkit.waktu tubuh linglung........
Cahaya pagi sudah memancarkan,kabut hitam yang melayang perlahan sinar di udaranya.perih kedua kaki nya seakan melangkah di jalan yang penuh duri.duri pakaiannya pun sobek sana.sini .sambil mengedarkan pandangan mencari pertolongan siang makin terik, perut kerongkongan membuat makin lemas dan lambat.doa dan harapan lirih ade lantunkan.berharap allah masih memberikan kesempatan untuk tetap hidup aku makasih ya allah
Air mata tak mampu dia .tahan.menganak sungai dalam diam sambil menyusuri kolong hutan.sesekali menyibak tumbuhan liat dan ranting yang menghalangi langkahnya.meringis dan terseok,daun menjadi kudapan untuk mengganjal perut yang makin melilit.suasana terang tak ingin dia sia -siakan untuk tetap bergerak,berharap menemukan seseorang .
Keinginan untuk tetap kuat melangkah harus dia lupakan. Saat tubuhnya ambruk seketika.meringis, hanya itu yang mampu dia lakukan.bahkan untuk bersuara pun sangat sulit.
Senja yang memudar.menggiring mentari ke ufuk barat hutan yang tak tentu ujungnya mengecilkan semangat hidup aku ade yang tersisa.beringsut perlahan,mencari tempat berlindung.andai maut sudah tiba.dia berharap tempat itu bisa memberi nya rasa nyaman walaupun setitik.
Ade bersandar pasrah dengan mata yang sesekali
Terbuka .la raih pucuk daun yang bisa terjangkau dan menguranyah dengan perlahan.sesekali memudahkan cairan hijau itu ke tangannya yang mulai terlihat mengerikan.dia berharap,dengan cairan itu walaupun tidak mampu mengobati,paling tidak bisa menahannya untuk tidak makin parah.satu
Yang dia syukuri,sampai sekarang dia tidak dipertemukan dengan hewan yang bisa menang sanya dengan mudah.
Walaupun dengan kondisi itu dia juga tak punya harapan untuk melewati hari lebih banyak.
Pasrah dalam situasi yang tak mampu bergerak,gadis itu ikhlas dengan apa pun yang akan berakhir disini penolong yang memberikan kehidupan yang baru.dalam kepasrahan,dia kembali hilang pada alam mimpi seiring malam menutup alam.
Senyup suara percakapannya memasuki kesadaran nnya.di antara rasa sadar.naluri meminta air untuk menuntaskan dahaga yang entah sejak kapan dia tak rasakan.setelah kesegaran itu melewati kerongkongan, kembali ade tidur dalam Damai.
*******************************************
Kilau cahaya dari cerah atap,menariknya ke alam sadar.perlahan mengerjapkan mata. Menyesuaikan pandangan yang masih silau.memperhatikan sekeliling,asing yang dia jumpai.atap yang terbuat dari daun kelapa dengan dinding anyaman bambu,tempat berbaring terbuat dari bilah -bilah
Bambu yang diikat membangunkan diri.ingin memastikan keberadaan dirinya sekarang.namun rasa sakit yang masih mendera membuat tak mampu bangkit...........
Tirai gorden terkuat.seorang wanita tua melangkah masuk. Dengan tenang mendekati saat dia melihat si gadis sudah sadar.ade memaksa bangkit kembali,tatapi dengan cepat ditahan.tangan hangat itu menempel dia dahi kemudian tersenyum lebar....
"Berbaringlah,nak.kamu masih belum sembuh....
Suaranya sangat lembut dan menenangkan.dia meninggalkan tempat itu lagi sebelum ade menjawab.di mangkuk beralih ke mulut dengan penuh kasih sayang....ade meneteskan bola air mata sambil memandang wanita tua itu dengan tatapan penuh terimakasih
Seminggu telah berlaku ade sembuh dari keseluruhan luka.bahkan sekarang sudah menganggap si penolong sebagai neneknya sendiri.kampung yang terjemah oleh kehidupan Modern.hidup sederhana dengan alam.jarak antara rumah yang satu dengan yang lain berjauhan.tanpa singnal dan peralatan modern yang sering di jumpai di dunia luar.
"Nenek.kapan ke pasar lagi?".tanya ade yang masih memasaknya di dapur.dengan tungkul alami dan kayu bakar. Membuatnya sesekali mengibaskan tangan untuk menghalau asap
Wajah si arbia mengilap dengan kering menggerakkan sudek dengan lincah, memindahkan masakan ke piring plastik berwarna hijau
"Besok,nak ade mau ikut?kalau mau kita bertiga berangkat bareng -bareng."" Jawab nenek yang sedang duduk menunggu hidangan.rumah yang hanya terdiri dari dua sekat,tetapi kehangatan tesebut
Ade tersenyum mendengar jawaban itu.menaiki sebuah tangan terbuat dari bambu dan ruang utama.di samping sepuluh tahun.seseorang anak perempuan lainnya.umur sekitar sekitar manis.mareka menyantap makanan yang telah wajahnya yang dengan nikmat walaupun hanya nasi dan lalapan sayur hasil kebun pekarangan rumah
...............*******************.....................******..
Hari masih gelap.ade dan nenek beserta cucunya sudah siap kerajaannya di punggung masih-masih . Berjalan dengan obor sebagai pelita menyusuri jalan setapak menuju sungai