Wanita Bayaran

Setelah menelpon mom nya, Jasmin memutuskan kembali untuk menuju rumah sakit. Dan setelah beberapa jam menempuh perjalanan, kini Jasmin tengah berada di rumah sakit tempat di mana Ryan di rawat. Dengan langkah cepat, Jasmin berjalan ke ruang rawat sang anak, walau nyeri di bagian bawah terasa, tapi tidak membuat Jasmin mengeluh.

"Kau suduh datang? dari mana saja? kenapa kau baru tiba?" Banyak pertanyaan yang Tyas ucapakan pada Jasmin saat melihat Jasmin membuka pintu.

"Ryan, sayang ku. Maafkan ibu." Ucap nya lalu mengecup kening sang anak, dan duduk tepat di samping Ryan.

"Bagaimana dengan hasil operasi anak ku?" tanya Jasmin melirik sesaat pada Tyas.

"Semua berjalan dengan lancar, kita tinggal menunggu Ryan sadar." Jelasnya

"Terima kasih Tyas." Ucap Jasmin tulus, lalu menoleh ke arah sofa di mana adik Tyas, Faa sedang berbaring menutup mata. "Faa juga ada di sini?"

"Iya, semalam dia menemaniku menjaga Ryan."

Jasmin berdiri lalu memeluk tubuh Tyas, "terima kasih aku tak tahu apa yang terjadi jika kau dan Faa tidak ada di sini. Dan terima kasih karna selalu ada saat aku butuh." Ucap Jasmin tulus

"Ya Jasmin. Aku sudah menganggap mu adik ku dan Ryan sudah seperti keponakan ku sendiri. Jadi tidak perlu berterima kasih." Ucap Tyas lalu melerai pelukan nya dan menatap wajah Jasmin yang basah akibat air mata.

"Kau menangis?"

"Tidak." Jawab Jasmin lalu menghapus air mata yang membasahi pipinya.

"Jangan bohong!! Kamu yang sabar, aku yakin Ryan pasti akan baik-baik saja."

"Amin." Jawab nya dengan cepat, lalu kembali duduk di kursi yang bersampingan dengan tempat tidur Ryan.

"Kau berutang penjelasan padaku."

"Penjelasan?" ulang Jasmin.

"Ya, kau harus menjelaskan kemana semalam."

"Ouh itu, akan aku ceritakan jika Ryan sudah sembuh."

...🍃🍃🍃🍃...

Dave berjalan menuruni anak tangga berniat ingin pulang kerumah nya, namun langkah Dave terhenti kala Mika sang keponakan menarik tangan nya.

"Uncle." Panggil nya.

Dave menoleh dan membunggukkan badan nya agar bisa sejajar dengan Mika. "Hay sayang, ada apa?" tanya nya.

"Uncle ingin kemana?" tanya Mika. "Apa uncle mau nemenin Mika untuk jenguk teman Mika." Pinta nya memohon.

"Tapi uncle sibuk sayang "

"Uncle."Lirih Mika memasang mimik wajah sedih agar Dave merasa iba. Dan benar saja, Dave yang melihat wajah Mika seperti itu langsung tersenyum dan menggendong Mika, sambil berjalan menuruni anak tangga.

"Baiklah, uncle akan menggantar Mika."

"Yes ..." Teriak Mika bahagia.

"Mika sayang, ayo sini .." Eryna memanggil putrinya.

"Mom, Mika ingin menjenguk teman Mika, bersama dengan uncle. Boleh yah?"

"Tapi sayang, uncle mu lagi sibuk. Mom janji nanti mom yang mengantar Mika."

Mika memeluk erat tubuh Dave lalu menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak setuju dengan ucapan mom nya. Lalu Dave tersenyum dan berkata. "Biarlah aku yang mengantar Mika, lagian juga aku tidak sibuk hari ini" Jelas nya.

"Baiklah, tapi ingat jaga Mika baik-baik." Titah Eryna,

"Baiklah nyonya." Ledek Dave.

Dan ini lah sisi lain Dave, ia sangat sayang dan sangat hangat terhadap keluarga nya. Tapi jika sudah berada di luar rumah, sifat Dave berubah 180 derajat. Apalagi jika di hadapkan dengan seoranv wanita

"Kalau begitu, kami pergi dulu." Pamit Dave.

"Baiklah, dan ingat jaga anak ku baik-baik." Teriak Eryna karna Dave terus saja melangkah tanpa menoleh.

Beberapa saat kini merema telah tiba di rs, dimana teman Mika sedang di rawat.

"Ayo sayang .." Ajak Dave saat turun dari mobil.

"Tapi uncle, Mika tidak tahu teman Mika ada di ruang inap Mana."

"Tenang saja, nanti om Rifqi akan mencari nya, Mika tinggal sebut siapa namanya."

"Ryan Rezky." Ucap Mika

"Rifqi kau dengar itu .." Tanya Dave

"Ya tuan."

"Cari pasien yang atas nama Ryan Rezky, setelah itu antarkan Mika ke dalam ruang inap nya "

"Baik tuan." Jawab Rifqi