YOU & ME IN NOVEMBER

...Apesnya tugas mata pelajaran itu kebetulan berada di les pertama dan bukan ada jeda dengan les pelajaran lain. Bel sudah berbunyi dan guru juga sudah memasuki ruangan. Livia pun sudah panik untuk menulis tugas dan membolak-balik buku paket Livia yang seingat dirinya jawabannya tertera di sekitar sana sedangkan Daris hanya menggunakan ponsel untuk mencari jawaban tersebut....

...Sepertinya les pelajaran hari ini tampak guru itu melanjutkan materi baru di kelas mereka dan tidak mengingat tugas yang kemarin ia berikan di kelas mereka. Sekejap Livia merasa tenang untuk sementara karena di jeda, tetapi salah seorang teman bernama Miska langsung mengingatkan gurunya kembali mengenai tugas pelajaran kemarin....

...Karena Miska baru saja selesai menulis tugas yang di berikan oleh Dina sehingga ia berani mengungkit masalah tugas kemarin. Guru pun mendadak baru ingat dan memberikan pujian kepada Miska....

“Untung saja Miska ingatkan, soalnya nilai tugasnya harus Ibu masukkan untuk laporan bulanan. Terima kasih ya, Miska memang anak yang pintar dan rajin,” ujar guru itu dengan senang.

“Nah sekarang, buka buku kalian di meja masing-masing dan biarkan Ibu memeriksa tugas kalian. Yang tidak siap akan dihukum berdiri dan dikurangi nilai!” ujar guru tersebut dengan tegas.

...Rata-rata teman-teman di kelas baik perempuan maupun laki-laki belum siap menulis dan akhirnya kesal dan menatap sinis perempuan egois itu. Karena sebelumnya, ada terjadi kejadian seperti ini. Yang membedakannya adalah Miska belum siap mengerjakan dan ada satu laki-laki yang iseng untuk mengingatkan tugas kepada Ibu guru....

...Tapi kemudian Miska marah-marah tidak jelas dan membentak laki-laki itu agar diam. Lalu sekarang guru pun berjalan untuk melihat tugas satu per satu dan memarahi murid yang belum mengerjakan atau belum siap menulis. Setelah melihat murid yang belum siap, guru tersebut dengan nada tinggi menyuruh murid-muridnya untuk berdiri di depan....

...Semua yang ia lewati dan kedapatan belum siap maka guru akan menunjuk di depan sambil menyuruhnya untuk pergi berdiri disana. Semuanya yang belum sampai giliran menulis dengan sangat cepat dan panik sekali termasuk Livia dan Daris....

...Sekali guru itu menatap murid yang sedang menulis itu maka namanya akan di panggil dengan keras dan menyuruh untuk berdiri di depan. Miska yang telah selesai di periksa oleh guru dan melihat teman lain yang berdiri atau panik menulis pun tertawa dengan terbahak-bahak....

...Ia bahkan sampai tertawa melihat raut wajah satu per satu. Bahkan ia menunjuk teman lain untuk ditertawakan bersama-sama. Tapi sampai di tengah jalan, Ibu guru itu pun menyudahi pemeriksaan berjalan....

“Gini saja, yang belum siap berdiri di depan langsung. Yang ketahuan menulis lagi Ibu coret nilainya!"

...Sebagian memilih untuk berdiri karena pasrah tugasnya masih banyak dan ada juga sebagian yang menulis tetapi jika ketahuan oleh guru tersebut maka akan di panggil keluar juga. Livia pun berdiri di depan karena ia orang yang jujur. Banyak yang menertawai Livia baik yang sedang duduk maupun sedang berdiri. Siapapun juga berbisik dan tertawa melihat sang juara kelas berdiri di depan dengan tidak berdaya. Bahkan bisikan dan tawaan Miska yang paling kedengaran di telinga Livia....

“Haha seorang Livia yang juara kelas, pft.”

...Tapi gadis itu hanya menatap saja....

...Menatap mata mereka yang sedang membisikkan namanya dengan mata sinis gadis itu. Cukup ia mengerti saja tentang karakter mereka dan tidak perlu merasa marah dengan hal itu. Sebab semuanya punya risiko masing-masing baik itu ranking 1 dari depan maupun belakang. Daris juga ikut berdiri di depan tetapi memotong teman yang berada di samping Livia agar berdiri di sisinya....

...Tidak hanya itu juga, Daris mulai memarahi teman di sampingnya yang sedang berbisik bahkan ada yang hanya di tatapi sekali oleh Daris yang sangat dingin pun langsung diam. Tetapi Livia tidak tahu tindakan Daris untuk membelanya. Bahkan sedang berdiri melamun pun Daris masih bertanya tentang dirinya....

“Lu sakit kemarin?” tanya Daris.

...Livia yang sedang dalam perasaan emosi yang tidak stabil pun hanya menjawab tidak dengan tatapan kosongnya. Daris kemudian diam kembali dan memutar bola matanya untuk berpikir mencari topik sedangkan Livia hanya berdiri melamun dengan wajah cemberut....

...Guru pun melihat banyak bangku menjadi kosong dan hanya tersisa kurang dari sepuluh murid saja. Lalu saat guru tersebut melihat sekeliling murid yang duduk, ia mendapati bahwa sang juara kelas si Livia tidak duduk di bangku. Guru tersebut menoleh dan melihat ternyata gadis kecil itu berada di ujung dan ditutupi oleh cowok-cowok tinggi dan berukuran besar....

...Lalu guru tersebut menghampirinya dan bertanya tentang dirinya mengapa tidak mengerjakan tugas. Guru itu masih tidak percaya bahwa buku yang di tulis Livia masih halaman awal. Lalu Livia hanya menjawab seadanya tentang keadaan kemarin. Guru tersebut sampai menasihati gadis itu untuk bertanya tentang tugas dan materi dari teman....

...Tapi kenyataannya? Nihil. Livia pun tidak berniat untuk mengajukan protes atau pembelaan apa pun terhadap dirinya. Lalu guru itu duduk kembali di bangkunya dan hanya memulai pelajaran selanjutnya. Gadis itu melamun, tetapi nampak sorot mata yang sedih sekaligus marah....

...Daris pun mencoba bertanya lagi mengenai gadis itu....

“Sakit apa kemarin?” tanya Daris.

...Tapi Livia hanya dengan tatapan kosong melihat lantai dan ia pun menjawab sakit maag. Tetapi Daris masih bertanya lagi,...

“Jadi sekarang uda baikan?”

“Ya,” ujar Livia.

...Kemudian mereka hanya lanjut diam mendengar guru menerangkan....

...Lalu 5 menit kemudian, guru itu yang melihat gadis itu berdiri pun tidak tega, sorot matanya seperti banyak mengandung unsur kebencian dan kemarahan. Guru pun menghampirinya dan menepuk bahunya....

“Duduk saja Nak,” ujar guru itu.

...Livia pun bertanya kenapa guru itu menyuruhnya duduk padahal ia tidak mengerjakan tugas....

“Ibu tahu kamu bukan orang yang seperti itu, kan Livia sakit kemarin jadi sudah duduk saja gapapa,” ujar guru itu.

...Teman laki-laki Livia sempat ribut....

“Loh Bu! Kok cuma Livia saja Bu. Mana boleh begitu!” ujar laki-laki itu yang bernama Adrian.

...Diikuti juga Miska yang membantu perkataan Adrian tetapi guru itu tidak memedulikannya dan melanjutkan pelajaran saja....

...Sedangkan teman lain berbisik tentang gadis itu. Mulai hari ini dan di detik ini, Livia memutuskan untuk tidak memberi mereka jawaban lagi. Ia menganggap semuanya adalah orang yang sama munafiknya tanpa terkecuali. Sejak hari itu, Livia sudah tidak mau lagi menjadi orang bodoh yang hanya di manfaatkan....