"Kau gagal merusak rumah tanggaku, maka jadilah wanita simpananku, Azzalea Quinera."
~Tristan Sagara Kusuma~
Azzalea Quinera, gadis 23 tahun itu tidak pernah menyangka jika hidupnya akan serumit ini. Kakaknya kecelakaan, dan dirinya yang hanya seorang mahasiswa harus menjadi wanita simpanan, setelah gagal merusak rumah tangga pria dari masa lalunya demi mendapatkan uang pengobatan.
Berawal dari suruhan orang, namun berakhir membuatnya terjebak dalam perasaan tidak berujung dengan pria tampan sejuta pesona.
Lalu bagaimana kisah hidup Azzalea dan Tristan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cumbuan hari pertama
Alea sampai di apartemen elit dan mewah yang kedepannya akan menjadi tempat tinggalnya. Alea disambut oleh Tristan dengan penuh senyuman.
Percaya atau tidak tapi bagi Alea sambutan ini adalah sebuah gerbang pembuka untuk penderitaannya, dan gerbang pembuka untuk kesenangan Tristan.
Wajah pria itu yang tersenyum lebar tidak seperti biasanya seakan menggambarkan kemenangan, rasa bahagia karena telah membuat gadis tidak berdaya seperti Alea jatuh ke dalam rencananya.
"Kau tinggal disini, kau bisa keluar atas izinku. Aku akan memberikanmu libur satu hari dalam seminggu untuk pulang ke rumah kakakmu, lalu kembali lagi kesini untuk menjadi simpanan ku. Oh iya, mulai besok juga kembalilah bekerja di kantor seperti biasa." Ujar Tristan seraya meminum minuman kalengan di tangannya.
"Baik." Balas Alea tanpa berniat untuk membantah sama sekali.
"Aku akan sering datang kesini, terutama ketika aku menginginkan pelayanan darimu, Azzalea." Ucap Tristan lagi dengan suara pelan seperti bisikan.
Alea memejamkan matanya sebentar, ia menarik nafas dalam-dalam dan berusaha untuk membuat dirinya tenang.
"Baik." Balas Alea singkat.
Tristan menatap Alea dengan datar setelah mendengar ucapan gadis itu yang sangat singkat, bahkan tidak ada bantahan seperti biasanya.
Tapi Tristan tidak boleh banyak bersikap tidak nyaman, ia akan menjalankan rencananya mulai hari ini. Ia akan membuat Alea benar-benar merasakan penderitaannya dulu.
"Kau bisa pergi istirahat, aku harus pergi." Ucap Tristan seraya bangkit dari duduknya.
Tristan mengancingkan jas miliknya, lalu pergi dari hadapan Alea yang tidak mengeluarkan sepatah kata pun juga.
Saat sudah sampai di depan pintu, Tristan menghentikan langkahnya. Ia membalik badan dan melihat Alea yang berdiri diambang pintu dengan tatapan kosong.
"Hari pertama mu sebagai simpanan, bukankah seharusnya aku menikmati apa yang sudah ku bayar?" tanya Tristan dengan sedikit kekehan.
Alea menatap Tristan dengan tatapan terkejut. Matanya yang besar dan bulat terlihat semakin besar, ditambah lagi dengan mulut yang terbuka.
Alea mundur dari posisinya ketika Tristan mulai berjalan dan kembali masuk ke dalam apartemen. Alea takut, ia belum siap jika harus melayani Tristan untuk yang kedua kalinya.
"Apa yang anda inginkan, Pak?" tanya Alea dengan gugup.
Tristan tersenyum lebar, ia menutup pintu unit apartemen nya dan otomatis terkunci. Tristan melangkah semakin mendekati Alea yang makin mundur.
"Apa yang saya inginkan? Tentu saja pelayanan kamu di hari pertama ini." Jawab Tristan dengan seringai di wajahnya.
Alea menggelengkan kepalanya pelan, ia benar-benar belum siap jika harus melayani Tristan sekarang.
"Pak, saya–" ucapan Alea terhenti saat Tristan menarik tangannya dengan kasar.
Kepala Alea menabrak dada bidang Tristan yang masih tertutup oleh kemeja dan jas kerjanya. Jantung Alea semakin berdetak kencang ketika merasakan tangan Tristan berada di pinggangnya.
"Azzalea simpanan ku, bisa berikan pelayanan terbaikmu sekarang!" Ucap Tristan berbisik tepat di telinga Alea.
Alea memejamkan matanya, ia mengepalkan kedua tangannya yang ada di dada bidang Tristan. Alea tidak berani membuka matanya, ia benar-benar takut dan gugup sekarang.
"Buka matamu, Alea. Aku menjadikanmu sebagai simpanan bukan untuk memejamkan mata saja." Pinta Tristan dengan pelan.
Alea perlahan membuka matanya, ia menatap Tristan yang kini juga sedang menatapnya, sehingga pandangan mereka bertemu satu sama lain.
"Layani aku sekarang." Putus Tristan kemudian menggendong Alea ala bridal style.
"P-pak, saya belum siap." Cicit Alea dengan suara terbata.
Tristan tidak menyahut, pria itu membawa Alea masuk ke dalam satu-satunya kamar yang ada di dalam unit apartemennya.
Tristan merebahkan tubuh Alea di atas ranjang king size yang empuk dan sangat nyaman. Pria itu mulai membuka jas kerja miliknya, dan beberapa kancing kemejanya, sehingga dada bidang pria itu terlihat jelas.
"Pak, tolong jangan lakukan sekarang." Pinta Alea memohon.
"Diam dan menurut saja, Alea. Kau jalankan tugasmu, dan nikmatilah." Bisik Tristan seraya menggigit pelan telinga Alea.
Alea memejamkan matanya, ia meremat sprei di bawahnya sebagai pelampiasan rasa yang kini tengah diterimanya.
"P-pakhh." Tegur Alea dengan suara sensual.
Tristan tersenyum lebar, ia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah cantik Alea dan berganti mencium bibir gadis itu.
Alea menutup mulutnya rapat, ia tidak membalas ataupun menolak ciuman yang Tristan berikan saat ini.
Tristan geram, ia menggigit bibir Alea hingga gadis itu mau tidak mau membuka mulutnya. Tristan tidak menyia-nyiakan kesempatan, pria itu langsung menyusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut Alea.
"Mhhhh." Erang Alea saat merasakan ciuman Tristan semakin kasar.
Alea semakin memejamkan matanya, tangan yang awalnya berada di kasur kini berpindah ke bahu lebar Tristan dan meremat nya.
"Ahhh." Desahh Alea ketika ciuman Tristan beralih ke lehernya.
Tristan bukan hanya mencium, tapi juga menggigit leher itu hingga meninggalkan bekas.
Air mata Alea sudah keluar membasahi wajahnya yang cantik, saat ini ia benar-benar merasa sangat jijik kepada dirinya sendiri.
Alea merasa malu, saat ini dirinya sedang bercumbu dengan pria yang sudah beristri.
Tangisan Alea tidak membuat Tristan menghentikan aksinya, bahkan kini tangannya telah membuka satu persatu kancing kemeja yang Alea gunakan.
"Ahhh, Pak!!" teriak Alea saat tangan Tristan mendarat di dadanya dan memainkannya dengan kasar.
Air mata Alea semakin tidak terbendung, ia tidak menikmati ini. Hanya ada rasa sakit dan hina yang ia rasakan.
"Hiks …. Hiks, Pak tolong hentikan." Pinta Alea sambil menangis.
Tristan menghentikan cumbuannya, ia merapikan penampilannya sendiri dan tidak lupa memakai jas miliknya.
"Hari ini aku melepaskan kamu, Alea. Tapi hari-hari selanjutnya, jangan pernah coba menolak ku." Ucap Tristan kemudian segera keluar dari kamar itu.
Alea masih menangis, ia merapikan penampilannya sendiri dan sedikit mengusap lehernya yang entah mengapa sakit. Alea yakin saat ini lehernya ada tanda dari ciuman Tristan yang kasar tadi.
MASIH ADA HARI BESOK-BESOK YA, TRISTAN 😫
Bersambung..............................
sempet bingung sbnere /Facepalm/
atau justru sedang hamil muda trus fisiknya tidak tahan mendpt tekanan???