NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rosalyne Imogene

Charmila Erundil mencintai pria lain. Perubahan diri Erundil mulai tampak satu persatu. Erundil sering sekali keluar dari Mansion setiap malam hari.

"HUMPH! HUEKKKK!!"

Di setiap kali Chaiden Agha mengajak Erundil sarapan bersama, penciuman Erundil menjadi sensitif dan dia sering kali mual.

"Erundil, kau kenapa?" Chaiden Agha begitu keras kepala akan pikirannya. Chaiden Agha, memberatkan hatinya.

Mata biru Erundil yang berusia 19 tahun gemetar. "Jangan pedulikan aku" Ucapnya sambil berdiri dan meninggalkan Chaiden Agha di ruang makan itu, sendirian. "

...♧♧♧...

Lucian menatap Andralia yang belajar menyulam. "Membosankan~ Putri.... Ayo bermain~" Rengek Lucian sambil mengambil keranjang benang milik Andralia.

Andralia menatap Lucian lalu dia mengusap kepala Lucian dengan penuh kasih sayang. "Mau bermain apa?" Tanya Andralia sambil menelengkan kepalanya.

"Bermain apapun" Jawab Lucian.

Andralia tersenyum kepada Lucian. "Bagaimana dengan, main jujur tantangan!?" Tanya Andralia dengan nada bersemangat.

"Jujur tantangan?" Tanya Lucian sekali lagi.

Andralia mengangguk dengan cepat.

"Hu'um baiklah!" Tegas Lucian.

Andralia melihat kearah dua pelayan di belakangnya. "Apa kalian akan tetap disini?" Usir halus Andralia.

Pelayan itu tersenyum. "Kami akan menunggu Anda di luar" Jawab Silvia sambil membungkuk dan diikuti oleh rekannya.

Andralia mengambil botol mainan miliknya. "Yang dapet tutup botolnya, harus pilih jujur atau tantangannya...." Ingatkan Andralia sambil meletakkan botol tersebut di lantai.

Lucian belum pernah bermain seperti ini. Di masalalunya, Lucian bisa kejar-kejaran itu sudah sangat menyenangkan. Dia tersenyum tipis. "Aku tidak menyangka, akan ada permainan yang tidak membuang banyak energi" Batin Lucian sambil melihat botol itu mulai berputar.

Tutup botol itu menunjuk kepada Lucian.

Andralia tepuk tangan. "Lucian! Pilih jujur ya!" Tegasnya dengan wajah yang girang.

Lucian terkekeh, "Ini namanya bukan pilihan, kalau aku sudah dipilihkan untuk mengambil jujur" Batinnya sambil mengangguk.

"Lucian, jujur ya.... Apa menurutmu bermain denganku membosankan? Apa aku terlalu memaksamu?" Tanya Andralia.

Lucian mengeleng. "Itu tidak benar~ Aku selalu senang bisa disebelah Putri dan aku selalu menantikan Pagi hari untuk bisa bermain dengan Putri" Jawab Jujur Lucian.

"Hihi!" Andralia terkekeh dengan senang. "Aku juga suka bermain dengan Lucian. Lucian tidak terlalu banyak menolak. Mangkanya, aku selalu kepikiran tentang hal itu" Jawab Andralia sambil memberikan botol itu kepada Lucian untuk memutarnya.

Lagi-lagi tutup botol itu, mengarah pada Lucian.

"Aku akan mengambil jujur lagi" Ucap Lucian melihat Andralia dengan senyumannya.

"Um, apa ya?" Andralia terlihat berfikir.

"Aku tidak terkejut kalau kamu pintar. Ah iya! Lucian. Kenapa kamu sering muncul di mimpiku dan kamu di sana sangat menyebalkan?" Tanya Andralia kepada Lucian.

Lucian mengangah. "Uh? Mimpi? Aku? Menyebalkan?" Tanya Lucian.

Andralia mengangguk. "Iya, kamu selalu meninggalkanku di tempat yang sama dan kamu selalu membuntutiku seperti anak anjing. Aku tidak suka seperti itu. Jadi, kenapa kamu seperti itu dimimpiku?" Jelas Andralia sekali lagi.

Lucian tertawa. "Dia tetaplah anak-anak. Begitulah."

"Itu hanya mimpi, Putri. Apa aku sekarang terlihat menyebalkan?" Tanya Lucian sambil memajukan wajahnya.

Andralia menatap iris merah Lucian. Kemudian, Andralia langsung mengalihkan matanya. Dia mengeleng.

"Aku tidak akan meninggalkan mu, Putri. Sampai kapanpun itu" Ucap Lucian.

Andralia mengangkat jari kelingkingnya. "Bisakah, kamu berjanji Lucian?" Tanya Andralia.

Lucian mengangguk dan menerima jari kelingking itu.

...♧♧♧...

Sesuai janji Zarel. Dia datang bersama dengan sosok yang diduga sebagai Penjaga Ruh Iblis di wilayah Zephyr.

"Sungguh keberuntungan bagi saya bisa bertemu dengan Anda" Ucap perempuan berambut cokelat dan menggunakan jubah hijau putih, sambil berlutut di hadapan Lucian.

"Dia? Perempuan?" Pikir Lucian, penjaga yang Zarel maksud adalah laki-laki.

"Nama saya, Rosalyne Imogene. Anda bisa memanggil saya dengan sebutan apapun" Wanita itu berdiri dengan tegak dan dia membuka resleting jubah miliknya.

Rosalyne memiliki tubuh dengan tinggi 167 cm. Rosalyne memiliki tubuh yang seksi dengan dada yang sehat.

"Fyuu" Lucian bersuil dan mengalihkan pandangannya.

"Ya, kau memang perempuan" Ucap Lucian sekali lagi.

Rosalyne mendekat ke arah Lucian dan dia- "GREP!" Memeluk Lucian dengan erat.

"Aaaaaa! Saya sungguh tidak menyangka bisa bertemu dengan Anda! Di wujud seperti ini, Anda adalah anak paling imut yang saya temui"

Pipi tirus Lucian tengelam di payudara Rosalyne. Wajah Lucian dan Zarel memerah dengan bersamaan.

"Aku juga mau digitukan" Gumam Zarel dengan bibirnya yang manyun.

Rosalyne melepaskan Lucian dan duduk di sebelah Lucian sambil mengusap-usap rambut kepala Lucian yang halus.

"Saya sangat menyukai anak kecil. Mereka terlihat begitu ringkih bahkan mereka bisa mati hanya karena pelukan seseorang" Wajah Rosalyne memerah dan napasnya mengebu-gebu.

Lucian langsung pindah tempat duduk. "Ekhm! Kau wanita yang unik" Jawab Lucian memegang dadanya sendiri yang berdebar dengan kencang.

"Terima kasih, Tuan. Em,.... saya mendengar dari Zarel. Anda memanggil saya karena ada hubungannya dengan ruh Iblis yang mengamuk di wilayah saya, bukan?" Tanya Rosalyne sambil melepas jubah miliknya dan meletakkannya di sandaran sofa.

"Ya, sebagian kecil aku sudah mendengar alasannya dari Azkel"

"Azkel?" Rosalyne melihat ke arah Zarel sambil meletakkan jari telunjuknnya di bibirnya saat berfikir.

"....Kalau mereka mengamuk karena Iblis yang memiliki raga dipasung di massa" Lanjut Lucian.

Aura di sekitar Rosalyne langsung berubah. "Itu benar. Saya sungguh marah kepada Pemerintahan Zephyr. Mereka, membunuh orang-orang yang sangat berpengaruh bagi kami" Rosalyne menangis.

Zarel membuang wajahnya. "Hapus air mata buayamu itu. Pantas saja mereka memanggilmu buaya betina" Celoteh lirih Zarel sambil mengerak-gerakkan tangannya.

Rosalyne langsung melihat ke arah Zarel. "Apa yang kau katakan? Aku sungguh sedih. Tuan kecil! Apa saya terlihat seperti menipu Anda?" Tanya Rosalyne sambil mendatangi Lucian dan duduk di lantai sebelah kaki Lucian.

Rosalyne meletakkan kepalanya di paha Lucian dan Zarel langsung menarik lengan Rosalyn untuk tidak dekat-dekat. "Hei, sudah ku peringatkan untuk tidak bersikap seperti itu kepada Tuan" Ingatkan Zarel.

Rosalyne menatap Zarel dengan matanya yang memiliki garis mata seperti mata duyung. Bibirnya menyeringai. "Kenapa aku tidak boleh mendekati Tuan kecil, Zarel?" Rosalyne berdiri dan memegang dada Zarel dengan kedua telapak tangannya yang berkuku panjang dan berkutek merah.

Rosalyne mendekatkan tubuhnya pada tubuh Zarel. Dia mengusap pipi Zarel dengan tangannya yang berjari lentik. "Kenapa kamu marah? Padahal, kita tidak memiliki hubungan apapun selain rekan?" Rosalyne mengusap bibir Zarel dengan ibu jarinya.

Lucian memandangi mereka dan memperhatikan apa yang Rosalyne lakukan kepada Zarel. Rosalyne, menggunakan sihir penghipnotisnya.

Pandangan mata Zarel menjadi sayu. Tangan kiri Zarel memegang tengkuk Rosalyne dengan sepontan dan tangan kanannya memegang pipi Rosalyne. Dia memajukan wajahnya hingga hidungnya menyentuh hidung Rosalyne.

"CTACK!" Lucian mematikkan jarinya untuk menghilangkan sihir yang Rosalyne gunakan.

Zarel tersadar. Dia sangat terkejut atas apa yang dia lakukan dan dengan spontan dia melompat kebelakang.

"Sialan!" Umpatnya sambil mengusap hidungnya yang masih meninggalkan bekas aroma dari Rosalyne.

"Sihir yang bagus, sayangnya itu tidak pengaruh padaku" Ucap Lucian memegang dadanya yang terasa sakit. Tubuh Lucian, masih belum terbiasa dengan sihir.

Rosalyne tersenyum lebar. "Saya senang dengan pujian Anda" Jawab Rosalyne dengan manis kepada Lucian.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!