Hidden Baby Triplets Mr. Shane

"Eughhh..."

Nabella mengeluh di atas pembaringan hotel. Rasanya, ia baru terpejam tapi sudah di ganggu saja oleh suara bel di pintu sana. Mana matanya susah sekali untuk di buka saking ngantuknya.

"Astaga... " Nabella menggerutu pelan karena bel itu terus-menerus berdering. Terpaksa, ia menarik tubuhnya untuk bangun. Matanya masih setengah mengantuk di antara langkahnya menuju pintu.

Sadar dirinya adalah buronan Shane, Nabella tidak langsung membuka pintu. Ia lebih dahulu mengintip melalui akses yang tersedia di pintu itu. Oke, hanya seorang pelayan hotel yang terlihat di depan sana.

Ceklek.

Baru juga membuka pintu, dari arah samping, sudah ada tangan yang langsung mencekal lehernya.

"A--" Nabella yang di cekik, tidak bisa bersuara. Mata nya yang masih mengantuk itu, mendadak membola menatap Shane yang mencekiknya.

"Tuan, jangan main hakim sendiri!"

Liam dan para polisi yang sejak tadi bersembunyi di tangga darurat, berlari membantu Nabella yang dicekik Shane tampan ampun.

Liam beserta dua polisi berusaha payah baru bisa mengimbangi kekuatan Shane yang sedang di landa emosi.

"Uhuuk...uhuuk.."

Nabella sampai terbatuk-batuk parah karena cekikan itu. Wajah putih nya sampai terlihat merah bak udang rebus. Hampir saja nyawanya berpindah alam ulah Shane yang kejam.

"Bawa dia!" Suara Shane pelan tapi sangat dingin. Air mukanya pun masih menyimpan amarah yang luar biasa.

"Jangan! Jangan! Anak-anak, tolong Mommy!"

Karena Edgar dan lainnya begitu lelah. Suara Nabella yang digeret paksa oleh dua polisi, tak di dengar oleh si triplets yang tertidur pulas.

"Pak Polisi, saya bukan penculik. Saya bukan penculik!"

"Anda bisa menjelaskannya di kantor polisi, Nona!"

Shane dan Liam masih mematung di depan pintu sembari menonton Nabella yang terus meronta, berusaha lepas dari cengkraman-cengkraman kokoh polisi. Kedua kaki wanita itu sampai melayang, di angkat karena terus menahan tubuhnya untuk di bawa.

"Lepas! Aaargh...! Lepas!" jeritnya yang saat ini digeret masuk ke dalam lift. Sebelum pintunya tertutup rapat, mata tajam Nabella menghunus netra Shane, penuh kebencian.

"Tuan, bagaimana dengan anak-anaknya?"

Saura Liam membuyarkan atensi Shane yang masih setia menatap pintu lift yang sudah tertutup rapat beberapa detik lalu.

Tanpa menjawab, Shane segera masuk ke dalam unit. Liam pun mengekori Shane.

Empat pasang mata itu langsung disuguhkan tiga bocah yang terpulas nyaman diselimuti kain tebal. Sejurus kemudian, Shane dan Liam spontan saling menatap penuh kekagetan karena melihat ada dua Lucas.

"Tu-tuan kecil yang mana?" cicit Liam tergagap.

Saking bingungnya, Shane sampai terduduk lemas dengan mata tak henti-hentinya menatap Lucas dan Edgar bergantian. Ia seakan tidak percaya dengan penglihatannya sendiri.

"Bos, apakah Anda punya anak kembar?"

Itu pulalah yang menjadi pertanyaan Shane dalam diam penuh keshockannya.

Sebenarnya, apa yang tidak ku ketahui? batinnya merasa dibodohi oleh Zoya atau Nabella?

"Liam, tolong jaga mereka semua di sini. Biarkan mereka istirahat sampai pagi. Saya akan ke kantor polisi."

Tidak ingin berasumsi liar, Shane memutuskan menghampiri Nabella.

***

"Nona, Tuan Shane ingin bertemu dengan mu."

Nabella yang terduduk melipat ke dua lututnya di pojok ruangan jeruji besi itu, mengangkat wajahnya yang basah karena tangis ke arah polisi perempuan di depannya. Jujur, ia tidak takut di penjara, ia cuma mengkhawatirkan keadaan dan masa depan si kembar jika ia terlalu lama mengisi bui tersebut.

"Bilang kepadanya, saya tidak mau bertemu siapa pun sebelum pengacara saya tiba." Beberapa menit yang lalu, Nabella yang butuh bantuan, terpaksa mengabari Agam, pria yang sudah baik padanya dari dulu itu kebetulan berprofesi sebagai pengacara. "Lagian, ini sudah dini hari. Setahu saya, tidak ada jam besuk di malam hari," sambungnya yang membuat polisi tidak bisa membantah.

"Tunggu!" Saat sang polisi sudah melangkah pergi, Nabella yang berubah pikiran, berseru menghentikan sembari bangkit dari duduknya. "Saya mau menemuinya!" katanya penuh maksud.

"Silakan!"

Hingga sampailah langkah Nabella diruangan yang tersekat oleh jaring besi. Di sebelah sana, ada Shane yang sudah menunggu, berdiri dengan kedua tangan masuk ke saku celana. Seperti biasa, ia terkesan sombong tapi berwibawa.

Nyaris lima menit, mereka hanya berperang dengan tatapan mata yang dingin.