Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
Ponsel Naira berdering di tengah perbincangan mereka. Naira tersenyum saat ia melihat Bagas yang menghubungi nya.
"Iya Mas." Naira menjawab telefon.
"Kau sudah pulang?." Tanya Bagas.
Naira melihat jam di pergelangan tangan nya. Sudah pukul 5 ia akan segera tutup.
"Iya, Sudah mau pulang." Jawab Naira.
"Kalau begitu, Ayo pulang bersama, Aku sudah di depan." Ucap Bagas.
"Apa?."
"Aku tunggu!." Ucap Bagas mengakhiri sambungan telefon nya.
"Kenapa Nai?, Suami mu di depan?." Tanya Erika saat melihat Naira melihat ke arah depan.
"Iya."
Naira pun segera menutup toko nya, keluar bersama kedua sahabat nya, Tampak Mobil Bagas terparkir tidak jauh dari toko Naira berada.
"Aku pulang dulu ya Rik, Na." Ucap Naira.
"Iya Nai, bye."
Ketiga nya pun berpisah saat itu juga, Naira berjalan ke arah mobil Yang terparkir itu.
"Anda seperti nya sangat perhatian pada Nona Naira Tuan." Ucap Sekertaris Ken tersenyum.
"Menurut mu begitu?." Tanya Bagas menatap Ken dengan tajam.
"Saya melihat anda sudah jatuh hati pada Nona Naira, Apa karena dia cantik Tuan?." Tanya Ken. terdengar seperti Godaan bagi Bagas.
"Kau mengejek ku?." Tanya Bagas.
"Tidak tuan."
"Tapi setelah anda dapat melihat, apa anda tidak melihat kalau Nona Naira bukan hanya cantik di hati nya saja, tapi di wajah nya juga." Ucap Ken.
Bagas tersenyum melihat Naira yang melangkah menghampiri mobil nya.
•••
Bagas sudah bisa melihat?. Itu benar.
Beberapa hari lalu, setelah mendengar kalau Naira menangis karena dia, dan mendengar Kata Naira yang begitu pede kalau Bagas akan terpesona kalau melihat kecantikan nya, Membuat rasa penasaran untuk melihat yang selama ini telah hilang dalam daftar keinginan Bagas pun muncul lagi. terlebih nasehat ayah nya hari itu membuat Keputusan nya semakin bulat.
Alasan Bagas keluar Kota kemarin adalah untuk mengoperasikan mata nya, Selama beberapa hari Bagas beristirahat dan tak bisa menghubungi Naira, meski sebenarnya ia sangat ingin.
Malam saat Bu Citra mengatakan akan menginap beberapa hari di rumah Bagas dan Naira, Kedua orang tua itu di kejutkan dengan kedatangan Bagas ke kamar mereka dan menuturkan keinginan untuk dapat melihat lagi.
"Aku ingin bisa melihat lagi Ma, Pa." Ucap Bagas.
Saat itu, Bu Citra dan Pak Anwar saling melihat satu sama lain, mereka sangat senang akhir nya keras kepala Bagas mencair juga.
"Apa ini karena Naira?." Tanya Bu Citra.
"Iya." balas Bagas tanpa menepis apa yang ia rasakan.
"Papa sudah nyakin, Naira bisa membuat mu luluh." Ucap Pak Anwar.
"Tapi aku tak ingin Naira tahu akan hal ini, Papa dan Mama pergi lah lebih dulu, Aku akan menyusul keesokan hari nya." Ucap Bagas.
Bu Citra dan Pak Anwar lansung setuju tanpa menanyakan apa alasan Naira tak boleh tahu. Karena mereka tak ingin putra nya kembali berubah pikiran.
•••
Setelah seminggu berada di rumah sakit. Operasi Mata Bagas berjalan dengan lancar, Kini ia sudah dapat melihat meski masih harus terus kontrol ke rumah sakit.
Karena tak sabar melihat sosok Naira yang selama ini begitu berisik di telinga nya dan terus berusaha untuk mendapatkan hati nya, Bagas pulang subuh-subuh. Saat ia kembali, ia melihat Naira tertidur pulas.
Wajah yang begitu hangat dan cantik Membuat Senyum Bagas semakin lebar pagi itu, untuk pertama kali ia melihat Sosok Naira yang memberikan Warna warni di hidup nya.
Meski sikap Konyol Dan mulut Naira yang sangat bawel menurut nya dan kadang membuat Bagas kesal, tapi selama di rumah sakit, itu lah yang di rindukan Bagas.
Bu Citra dan Pak Anwar dari luar pintu melihat Bagas memandangi Istri nya membuat kedua nya merasa senang bercampur haru. Akhir nya putra mereka bisa melupakan kepahitan masa lalu kecelakaan itu, yang membuat hidup nya tak berwarna beberapa tahun ini.
Bagas belum mencintai Naira, masih memiliki sang mantan kekasih di hati nya, namun Bagas perlahan telah menerima Naira sebagai Istri nya. Meski ia belum bisa memberikan semua untuk Naira, Tapi Bagas sedang berusaha bersikap baik Pada Naira seperti layak nya seorang teman.
bukan pak Cipto