NovelToon NovelToon
The Second Wife

The Second Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Poligami / Cinta setelah menikah
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gilva Afnida

Pergi dari rumah keluarga paman yang selama ini telah membesarkannya adalah satu-satunya tindakan yang Kanaya pilih untuk membuat dirinya tetap waras.

Selain karena fakta mengejutkan tentang asal usul dirinya yang sebenarnya, Kanaya juga terus menerus didesak untuk menerima tawaran Vania untuk menjadi adik madunya.

Desakan itu membuat Kanaya tak dapat berpikir jernih hingga akhirnya dia menerima tawaran Vania dan menjadi istri kedua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gilva Afnida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Setelah pertemuannya dengan Kevin kala itu, Kanaya sering berbalas pesan dengan Kevin bahkan sesekali mereka saling menelepon. Kanaya yang tadinya bosan dan seperti tidak bersemangat kini merasa sedikit bergairah dan senang saat menjalani aktivitas. Rasa-rasanya, Kanaya seperti mendapatkan harapan baru jika dirinya telah selesai urusan dengan Adnan dan Vania nanti.

'Tetapi, apa Kevin akan tetap menerimaku setelah aku menceritakan tentang apa yang aku lakukan sebenarnya saat ini?'

Kanaya mengubur rasa keraguan itu di hatinya dalam-dalam. Entah bagaimana dia akan menceritakan kisahnya nanti pada Kevin, yang jelas dia akan menjalani apa yang terjadi sekarang. Urusan itu akan dia pikirkan nanti setelah kondisinya siap dan memungkinkan.

Ponselnya kembali berdering panjang saat dia hendak membaringkan diri di atas ranjang. Kanaya menengok layar ponsel, menampilkan nama Kevin yang tertera. Senyum tipis terbit di wajah Kanaya. Kevin meneleponnya rutin setiap malam di jam sepuluh tepat.

Seperti biasa, saat mereka saling mengobrol di ponsel, Kevin selalu yang paling aktif saat bercerita. Sedang Kanaya hanya merespon cerita dari Kevin seperlunya saja. Sejujurnya, lama kelamaan Kanaya merasa sedikit bosan melakukan hal seperti itu setiap mengobrol dengan Kevin. Sesekali Kanaya ingin didengarkan juga oleh Kevin. Sesekali Kanaya juga ingin ditanyai kabar seharian ini. Bukan hanya Kevin terus yang selalu menumpahkan cerita pada Kanaya lalu segera menutup panggilan begitu sudah merasa puas.

Hal itu membuat Kanaya mengabaikan panggilan dari Kevin di malam berikutnya. Ponselnya terus berdering panjang namun Kanaya tak mau peduli. Dia memilih fokus untuk menyiapkan segelas minuman beserta cemilan untuk menemaninya nonton TV.

Suara langkah kaki dari kejauhan membuat Kanaya mengarahkan pandangan ke arah pintu dapur, tadinya dia mengira itu adalah Vania yang belum terlelap. Namun dia terkesiap saat melihat Adnan yang memasuki pintu dapur.

"Kenapa kamu? Kok kayak lagi ngeliat hantu?" tanya Adnan berjalan santai ke arah kulkas yang letaknya di belakang Kanaya.

"E.. enggak apa-apa." Kanaya kembali fokus pada minumannya. Berpura-pura bersikap biasa saja padahal degup jantungnya berdegup tidak beraturan. Dia sudah cukup lama tidak melihat Adnan.

Hampir satu bulan lebih Adnan pergi ke luar kota. Entah kapan kepulangan Adnan, Kanaya sendiri tak tahu karena Adnan tak pernah mengatakan apapun padanya. Kanaya menjadi teringat dengan pesan singkat di secarik kertas yang ditinggalkan di atas nampan sebelum Adnan pergi ke luar kota.

Betulkah itu memang pesan yang ditulis oleh Adnan, mengingat sikapnya yang tidak sehangat tulisan yang dibuat olehnya?

"Kevin? Siapa itu Kevin?" tanya Adnan tiba-tiba.

Kanaya terkesiap. Dia kembali tersadar dari lamunannya. Rupanya ponselnya kembali bergetar meski sudah tak terdengar nada deringnya. Kembali ada nama Kevin yang tertera di layar ponsel. Kanaya menatap wajah Adnan yang nampak dingin.

"Kenapa gak diangkat?" tanya Adnan lagi. Kali ini dia melipat kedua tangannya di depan dada. Seolah menunggu Kanaya mengangkat panggilan tersebut.

"Bukan siapa-siapa. Gak penting kok." Kanaya mencoba mengabaikan ponselnya dan berpura-pura mengaduk minuman yang sudah siap.

Ponselnya kembali bergetar, Kanaya hendak meraih ponsel untuk mematikan namun kalah cepat dengan Adnan yang sudah mengambil ponsel tersebut.

"Halo." Rupanya Adnan menjawab panggilan tersebut.

"Kok diangkat sih, Mas?" ujar Kanaya setengah memekik. Dia berusaha meraih ponselnya namun gagal karena Adnan mengangkat ponselnya ke atas.

"Sini! Balikin ponselku!" Kanaya bahkan sampai berjinjit agar tangannya sampai untuk meraih ponsel.

"Ambil aja kalau bisa." Adnan terus mengerjai Kanaya dengan memegang ponselnya semakin menjulang ke atas.

"Naya? Itu suaranya siapa?" Suara Kevin di ponsel terdengar nyaring karena Adnan sengaja menyalakan speaker.

Kanaya pun panik. "Bu-bukan siapa-siapa, kok. Itu cuma suara di TV aja."

Adnan pun mengangkat tinggi alis sebelah kanannya. "Bukan siapa-siapa katamu?"

Kanaya pun memasang wajah memohon pada Adnan dan mengisyaratkan pada Adnan agar tidak memberitahu Kevin soal status Adnan. "Please, jangan kasih tahu dia ya," bisik Kanaya dengan mengatupkan kedua tangannya.

Mendengar itu, terlintas ide nakal Adnan untuk mengerjai Kanaya. Adnan dapat menebak jika seseorang yang bernama Kevin pasti seseorang yang disukai oleh Kanaya. "Hmm... aku bisa aja diam tapi dengan satu syarat." Adnan mendekatkan bibirnya di telinga Kanaya lalu berbisik, "Cium aku sekarang."

"Kamu gila?" bisik Kanaya dengan ekspresi marah yang tertahan. "Ini bukan saatnya kita berciuman."

Adnan tersenyum mengejek. "Fine." Ponsel Kanaya langsung di turunkan lalu didekatkan di bibirnya. "Sebenarnya dia itu-"

Dengan panik Kanaya meraih wajah Adnan lalu menciumnya.

Adnan langsung mengabaikan ponsel Kanaya dengan menaruhnya asal di atas meja. Adnan menikmati bibir Kanaya yang lembut menempel cukup lama di bibirnya. Hingga Kanaya melepaskan bibir lalu menatap Adnan dengan canggung, Adnan meraih wajah Kanaya lalu memagut bibir Kanaya dengan lembut.

Awalnya Adnan hanya ingin menggoda Kanaya saja karena ingin melihat seberapa jauh wanita itu akan mau menuruti perintahnya demi seseorang yang bernama Kevin.

Gairah Adnan yang sudah lama tidak tersalurkan kembali bangun saat dia mendengar erangan lirih yang keluar dari mulut Kanaya. Ciuman mereka semakin memanas, kedua tangan Adnan sibuk bergerilya di seluruh tubuh Kanaya.

Saat tangan Adnan menelusup ke dalam baju Kanaya dan hendak memainkan buah dadanya, Kanaya menjadi tersadar lalu berusaha menjauhkan diri.

"Kenapa?" tanya Adnan terlihat kecewa.

"Aku takut kalau ketahuan Mbak Vania," bisik Kanaya seraya melihat ke sekeliling.

"Dia sudah tidur sehabis minum obatnya."

Kanaya menghela napasnya lega. Dia sudah berjanji untuk tidak terlihat menggoda Adnan saat di depan Vania. Terdengar aneh memang, padahal Vania lah yang meminta Kanaya untuk segera hamil anak Adnan. Namun dia sendiri malah takut jika Kanaya akan merebut Adnan.

Adnan kembali mendekati Kanaya dan merapatkan tubuhnya. "Vania sudah mengatakan padaku untuk segera membuatmu hamil. Jadi kita harus sering-sering melakukan hubungan suami istri."

Kanaya menatap tak suka pada Adnan yang seperti orang mesum. Padahal dulu saja dia selalu mengejek Kanaya kurus dan tidak bergairah saat menatapnya. "Bukannya dulu gak mau sama aku karena kurus? Kenapa sekarang malah jadi nagih?"

"Ini bukan saatnya bertanya tentang semacam itu."

Tangan Adnan kembali meraih leher Kanaya lalu memagut bibirnya lembut. Merasakan bibir Kanaya yang sangat manis dan begitu candu, membuatnya selalu terngiang-ngiang saat dia pergi dinas ke luar kota. Kanaya tak akan tahu jika Adnan sebenarnya lebih merindukan saat-saat bercinta bersama Kanaya dibanding dengan Vania meski keduanya memiliki kecantikan yang cukup kontras.

Adnan lebih bisa ekspresif saat bermain dengan Kanaya di atas ranjang karena tidak perlu memikirkan kehati-hatian agar tak melukai lawan mainnya. Seperti saat ini, Adnan terlihat beringas memainkan bibir atas dan bibir bawah milik Kanaya.

1
Muhammad Malvien Laksmana
Luar biasa
Muhammad Malvien Laksmana
Biasa
Endah Windiarti
Luar biasa
Jessica
ceritanya bagus penulisan nya juga tertata g bikin jenuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!