seorang murid SMA biasa yang belajar seni bela diri dari seorang pria tua yang sebenarnya pembunuh bayaran terbaik di dunia.misi barunya adalah pergi ke sekolah untuk melindungi seorang gadis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Semua orang di sana terkejut. Vincent dari keluarga Carver di kalahkan oleh Muchen hanya dengan dua pukulan.
"Astaga dua pukulan untuk mengalahkan ayah Glen. sedangkan Muchen mengalahkan Glen dengan tiga pukulan, jangan-jangan kemampuan Ayah Glenn tidak setinggi itu ?"
"Apakah dia sengaja kalah"
" Dia adalah perwakilan terkemuka dari generasi pertengahan keluarga Carver! Mengapa tidak kompeten ?"
Seketika keriuhan pun memenuhi area pertandingan
"Ayah" Glen terkejut kemudian Dia mendekati dan membantu ayahnya berdiri, " Ayah Apakah kamu tidak apa-apa ?"
"Uhuk uhuk" Vincent berusaha berdiri, wajahnya penuh dengan debu dan tanah. Dia merasakan amarah yang tinggi di dalam hatinya, dia tahu dirinya sudah tidak memiliki muka lagi untuk tetap berada di sini, " Glen panggilkan mobil kita pulang sekarang"
"Iya ayah" Glen juga tahu jika dia tetap berada dia di sana dia hanya akan mendapatkan komentar negatif, jadi lebih baik dia pulang sekarang. lagi pula reputasinya hari ini sudah hancur
Tidak lama kemudian mobil datang, Vincent dibantu oleh Glenn untuk masuk ke dalam mobil tetapi mereka masih bisa mendengar cemoohan dan hinaan dari orang-orang sekitar
"Muchen kamu sungguh luar biasa! Kamu berhasil mengalahkan Vincent dari keluarga Carver hanya dengan dua pukulan saja, haha muchen nama mu akan menjadi terkenal" Ucap Andi sambil berjalan mendekati Muchen
"Ayo kembali ke kelas" Muchen yang melihat tatapan pujian dan iri hati orang-orang di sekitarnya tidak merasakan apa-apa. Dia sudah terbiasa dengan pandangan meremehkan ataupun pandangan memuji orang di sekitarnya
Sedangkan di rumah keluarga Carver
Vincent dan Glenn berjalan dengan perlahan menuju ruangan kerja Tomi
Sedangkan Tommy yang melihat mereka sudah kembali langsung bertanya dengan senang, " Semua sudah selesai bukan? akhirnya kita bisa mengembalikan nama baik keluarga Carver. Oh ya apa anak itu terluka?"
"Uhuk uhuk" Vincent yang mendengar perkataan Tomi langsung terbatuk.dia tidak tahu harus berkata apa
"Apa yang terjadi jangan-jangan kamu membuat anak itu terluka parah?" Tomy mulai khawatir,
" Bukan kah aku sudah mengingatkan berkali-kali untuk kendalikan kekuatanmu, kenapa kamu bisa.." Ucap Tomy yang menatap Vincent dengan marah
"Ayah, tidak. Tidak seperti itu, Aku dikalahkan oleh anak itu !" Ucap Vincent yang tidak bisa menyembunyikan masalah ini
".." Wajah Tomy seketika menjadi pucat Pasi, dia terdiam sejenak lalu melihat ke arah Glen, " Glen apakah yang di katakan ayahmu itu benar?"
Tubuh Glen menjadi gemetaran Dia hanya bisa mengangguk dan berkata," iya kakek "
"Hah!" Setelah mendengar itu Tomy benar-benar terkejut. Bagaimana bisa Vincent bisa di kalahkan oleh anak itu! Dia sangat percaya akan kemampuan Vincent. Ini adalah suatu hal yang tidak bisa di percaya
Wajah Tomy berkedut, dia merasa sangat marah, awalnya dia berpikir Setelah dia sudah tidak ada usaha keluarga Carver akan diberikan kepada Vincent namun hari ini dia tidak menyangka Vincent tidak bisa mengalahkan seorang anak muda, " Berapa pukulan yang di gunakan untuk mengalahkan mu?"
"Ehm" Vincent benar-benar takut akan kemarahan ayahnya
"Bicaralah" Ucap Tomy dengan penuh amarah
"Dua, dua pukulan ayah" Ucap Vincent dengan cepat
Tomy yang Mendengar hal itu tidak bisa berdiri tegak Dia berjalan mundur beberapa langkah.glen yang melihat kakeknya sudah mau jatuh langsung bergegas menopang tubuhnya, " Kakek, apakah kamu baik-baik saja?"
"Glen, apakah benar anak itu hanya menggunakan dua pukulan untuk mengalahkan ayahmu?" Tanya Tomy kepada Glen dia ingin memastikan kebenarannya
"Ya kakek, dua pukulan" Jawab Glen apa adanya
" Kalau begitu kemampuan ayahmu tidak sebanding denganmu " Ucap Tomy
"Tidak, itu tidak mungkin kakek " ujar Glen dengan tergesa-gesa
Tomy tahu betul kemampuan Vincent, " Jurus apa yang di gunakan anak itu?"
"Tidak ada yang istimewa kakek Tapi tampaknya kecepatan dia jauh lebih cepat dari sebelumnya" Jawab Glen yang melihat dengan jelas kecepatan Muchen lebih cepat dari sebelumnya.
"Kecepatan " Tomy tampak terkejut dan kemudian berkata lagi, " Dia mampu mengalahkan ayahmu dengan dua pukulan pasti karena kecepatan, Sepertinya kita harus berhati-hati dengan anak ini. Glenn awasi baik-baik anak ini "
"Iya kakek aku tahu, tapi kakek ayah juga di kalahkan olehnya, apakah kita akan membiarkan itu begitu saja?" Tanya Glen
"Tahan dulu, kau harus periksa latar belakang anak itu. kita lihat siapa gurunya, beberapa bulan lagi pertemuan besar seni bela diri kota Wister akan diselenggarakan. Meskipun sekarang kita merasa terhina tapi yang terpenting kita harus mendapatkan juara di acara itu " Ujar Tomy dengan nada sedikit putus asa
"Baik kakek aku akan mengawasi anak itu, aku akan cari tahu siapa orang yang di belakangnya" ucap Glen
"Iya kalian keluarlah" Ujar Tomy sambil melambaikan tangannya
Vincent dan Glen saling memandang kemudian mereka berjalan keluar dari ruangan itu
Sementara di sekolah sma Wister
"Sial, Muchen sungguh luar biasa! Dia bisa mengalahkan ayah Glen hanya dengan dua pukulan saja. sangat hebat ! Oh ya Hendri apa kamu sudah tahu siapa guru Muchen?" Tanya lukas dengan menatap tajam ke arah Hendri
"Eh, hehe bos belum, aku belum tahu. Aku terus mengawasi Muchen tapi aku hanya melihat terus bersama seorang gadis cantik dan ibunya saja. setelah itu aku tidak melihat orang lain lagi." Ucap Hendri dengan ekspresi yang memelas
"Apa? Belum ketemu juga! Sialan kamu sungguh tidak becus di suruh" Lukas menepuk dahi Hendri keras
Hendri merasa kesakitan namun dia segera berkata," Bos meskipun kita belum menemukan gurunya itu tapi aku merasa sebenarnya gurunya itu adalah orang biasa"
" Sial, berhenti bicara yang tidak berguna, katakan saja poin utamanya ?" Ucap Lukas dengan marah
"Bos, Kalau dugaanku benar, bisa jadi ibunya adalah guru yang kita cari" Ucap Hendri langsung
"Ibunya " Lukas terdiam sejenak kemudian dia kembali berkata, " kamu harus pastikan dulu baru beri tahu aku"
"Iya bos ,kamu tenang saja itu sudah menjadi tanggung jawabku " Ucap Hendri yang memang sudah memiliki rencana untuk memastikannya.