NovelToon NovelToon
The Promise

The Promise

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:51.1k
Nilai: 5
Nama Author: NonAden119

Demi memenuhi janjinya pada sahabatnya, King Cayden Haqqi, seorang mantan anggota marinir yang selamat dari ledakan bom di tempatnya bertugas, pergi mencari keberadaan seseorang yang sangat berarti dalam hidup sahabatnya itu. Berbekal sebuah foto usang di tangan, ia harus segera menemukan wanita dalam foto itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NonAden119, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Air mata King

Awalnya King kebingungan harus berbuat apa, karena ini pertama kalinya ia harus menenangkan seorang Mika yang sedih karena kembali teringat pada sosok Joe, sang kakak tersayang yang telah pergi untuk selamanya. Sosok lelaki satu-satunya yang selama ini selalu jadi pelindungnya. Bukan seperti penghiburan yang biasa ia lakukan pada teman wanitanya yang lain, karena kali ini kesedihan yang mereka alami sangat jauh berbeda.

“Mika mudah luluh setiap kali Aku memeluknya dan bilang kalau Aku sangat menyayanginya. Aku akan terus mengingatnya meski nanti raga kita berjauhan, karena hati tulus menyayangi.” King menahan napas saat mengingat ucapan Joe padanya waktu itu. Dan itu yang tengah dilakukannya kini. Memeluk erat Mika dan terus mengingatkan wanita itu kalau Joe sangat sayang padanya.

“Masih mau tetap di sini, atau ingin mencoba jalan-jalan ke tempat lain?” Tanya King setelah melihat Mika sudah berhenti menangis dan sedikit lebih tenang, dan perlahan-lahan melepaskan diri dari pelukannya. “Atau Kau mau makan sesuatu? Kita bisa makan es krim di sana, atau makan jagung bakar. Kelihatannya enak,” imbuh King lagi sambil mengarahkan tangannya pada gerobak pedagang juga kedai kecil yang berjajar tak jauh dari tempat mereka berada saat ini.

Mika memalingkan wajahnya sejenak, menyeka cepat pipinya yang basah dengan ujung jarinya lalu menoleh kembali menatap King sambil mencoba tersenyum. “Aku ingin di sini dulu sebentar lagi, bisa kan?”

Suara Mika terdengar serak, dan matanya berkilat penuh harap. King memutar tubuh, kedua tangannya berada dalam saku celana panjangnya. Ia menyandarkan punggungnya pada papan kayu tebal yang jadi pagar pembatas dermaga dengan pasir pantai di belakangnya.

“Bisa. Kenapa, gak? Kamu mau lama-lama berada di sini juga gapapa. Aku setia kok menunggu. Tapi Aku ingatkan kalau udara di sini itu dingin banget, takutnya kalau terlalu lama berada di tempat ini Kamu nanti bisa masuk angin.” Sahut King seraya tersenyum manis.

Mika meringis, membuat mata sembabnya menyipit. Ia tak menampik ucapan King, tapi untuk sekarang ia rasa masih bisa bertahan dengan cuaca dingin di sekitarnya. Mika bergumam pelan mengucap terima kasih, lalu kembali menengadah menatap langit. Begitu larut dalam suasana hingga ia tak menyadari King sudah melangkah pergi dan beranjak menjauh menuju mobilnya berada.

“King?” Mika tersentak dan spontan menyebut nama King saat merasakan air memercik mengenai kakinya dan embusan angin yang bertiup semakin kencang, menimbulkan rasa dingin yang menusuk hingga menembus ke tulang.

Mika bergerak mundur dan berbalik, gaunnya menyempit di bagian pahanya. Ia berjalan dengan tubuh menggigil. Giginya gemeletuk, bahunya mengerut kedinginan. Kedua tangannya terangkat memeluk diri sendiri, dibiarkannya angin mempermainkan letak gaunnya lagi. Mika menolehkan wajah, mencari-cari dan tidak mendapati King di sekitarnya.

“King!” jerit Mika lantang. Merasa kehilangan, dan matanya kembali berair. “Kamu di mana?” Mika berjongkok memeluk lutut, sambil matanya terus mencari-cari bayangan tubuh King.

“Hei, Aku di sini!” King muncul dengan mantel bulu di tangan, terkejut melihat Mika yang berjongkok di atas tanah. Mika langsung berdiri dan berhambur memeluk King, begitu melihat laki-laki itu muncul di depannya.

“Jangan pergi tanpa bicara apa-apa padaku,” ucap Mika sambil terisak. Ia terus memeluk King dan kembali menangis di dadanya. “Aku gak mau ditinggal sendirian lagi. Aku gak mau kehilangan lagi.”

Deg! King merasakan dadanya berdenyut nyeri, ia tak bermaksud meninggalkan Mika sendirian begitu saja. Ia berniat mengambil mantelnya di mobil karena melihat Mika hanya mengenakan gaun tipis tanpa lengan dan ia bisa kedinginan jika terus berlama-lama berdiri di sana. Tak menyangka akan melihat Mika menangis lagi karena merasa kehilangan dirinya.

King merasa bersalah, ia pun balas memeluk Mika. Berbisik lembut di telinganya dengan kata-kata menenangkan dan berjanji tak akan meninggalkan wanita itu sendirian lagi. Mantel bulu di tangannya ia selimutkan di bahu Mika, dan dibiarkannya wanita itu menangis lagi di dadanya hingga beberapa saat lamanya.

“Aku minta maaf, membuatmu menangis di kencan pertama kita.” King mengusap punggung Mika dan mengecup rambutnya. “Dua kali.” King menggeleng lemah sembari menghela napas panjang. “Bagaimana caranya agar Aku bisa membuatmu kembali tertawa. Please, Mika. Katakan padaku?”

Beberapa detik berlalu, Mika mendongak menatap King yang menunduk dan balas menatapnya lekat. “Aku teringat Joe, dia pergi begitu saja tanpa meninggalkan pesan apa pun. Lalu tiba-tiba Kamu datang, dan sikapmu selama ini padaku telah mengingatkanku lagi padanya.”

Tentu saja, Aku akan melakukan apa yang Joe lakukan padamu. Semua cerita Joe tentangmu, tersimpan baik dalam ingatanku. Meski acuh saat ia bercerita, tapi telingaku merekam dengan baik setiap kata yang ia ucapkan tentangmu. Kau akan melihat bagaimana Aku melakukannya dengan caraku, menjagamu dan membuatmu nyaman bersamaku.

“Aku sudah berjanji pada Joe untuk menjagamu, dan Aku akan melakukannya sekuat tenaga. Joe gugur saat menjalankan tugasnya. Dia sangat menyayangimu, dia pasti tak ingin melihatmu terus larut oleh rasa sedih yang berkepanjangan karena kepergiannya. Begitu juga Aku.”

Mika mengangguk sambil mengatupkan bibirnya, berusaha menahan isak yang masih terdengar sesekali. “Terima kasih sudah mau menemaniku malam ini. Sudah lama Aku menahan diri, berusaha bersikap tenang di hadapan semua orang agar terlihat kuat dan tegar. Tapi nyatanya Aku tak bisa berpura-pura terus tegar di depanmu. Melihatmu seperti melihat sosok Joe hadir lagi dalam hidupku.”

“Tapi Aku bukan Joe. Aku King Haqqi, dan Aku datang untuk memenuhi janjiku pada almarhum sahabatku.”

“Aku mengerti,” sahut Mika, ia melepaskan pelukannya tanpa melepas pegangan tangannya di lengan King. “Boleh Aku minta sesuatu padamu, sekali ini saja.”

“Katakan padaku, Aku akan melakukannya untukmu.”

Mika menarik leher King agar mendekat padanya, wanita itu lalu berbisik di telinga King. “Apa Kau yakin ingin datang dan melihat mereka di sana?”

King mengernyit melihat Mika menganggukkan kepala, dilihatnya wanita itu tampak lebih tenang sekarang. “Menangis setidaknya bisa membuatku bernapas lebih lega, beban yang mengimpit dada seolah terangkat begitu saja. Terima kasih, King. Sudah lama Aku tidak merasa selega ini.”

“Secepat itu perubahannya?” King menatap Mika lama, merasa heran dengan perubahan sikap Mika yang begitu cepat. Apa benar menangis bisa membuat hati lega? Apa ia harus mencobanya juga, mengingat mimpi tentang Joe yang masih saja kerap menghantui tidur malamnya, dapat membuat sesak dalam dadanya akan terasa jauh lebih ringan bila ia melakukannya?

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, Mika duduk tenang sambil menyandarkan kepalanya dan beberapa kali terus melirik pada King yang berada di sampingnya.

“King,” panggil Mika, lalu duduk menyamping menghadap King. “Ceritakan padaku apa yang terjadi pada Joe malam itu sebelum ia tewas tertembak senjata musuh.”

King menepikan mobilnya, jalanan yang lengang membuatnya dengan mudah melakukannya. King diam sejenak, menelan lu dah dengan susah payah. Tak mengira akan mendapatkan pertanyaan itu dari Mika. Tak mungkin menceritakan soal dirinya dan Joe yang harus bertukar tempat tidur karena wanita itu akan menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa Joe. Tak mungkin pula menceritakan pada Mika tentang keadaan dirinya yang setengah mabuk, hingga Joe terkena sasaran peluru musuh saat berada di kamarnya.

“Kami semua sedang beristirahat malam itu, lalu tiba-tiba musuh datang menyerang membabi buta dan membakar tempat tinggal kami. Aku berusaha menolong Joe yang saat itu terkena tembakan musuh, berusaha membawanya keluar dari kepungan api. Kami melewati hutan dan jatuh ke jurang, lalu tim penolong datang dan berhasil menemukan kami. Tapi nyawa Joe tidak tertolong. Sebelum mengembuskan napas terakhir, Joe memberikan selembar fotomu padaku dan memintaku untuk pergi menemuimu.”

King menoleh perlahan pada Mika, ia menduga wanita itu akan menangis lagi setelah mendengar ceritanya. Tapi dugaannya itu salah, Mika tampak tenang dan tersenyum padanya.

“Terima kasih sekali lagi, King. Kamu ada bersama Joe di saat-saat terakhirnya.”

Kali ini mata King yang berkaca-kaca, tangannya yang memegang kemudi tampak bergetar. “Boleh Aku menangis?”

Sekali lagi Mika tersenyum. “Menangislah, King. Jika itu bisa membuat hatimu lega.”

Dan King melakukannya, ia menangis tanpa suara. Tertunduk dalam dengan tangan mencengkeram kuat setir mobilnya. Bahunya berguncang hebat. Air matanya tumpah, dadanya sesak oleh rasa yang sulit diartikan setiap bayangan kematian Joe melintas dalam benaknya.

“Menangislah, King.” Mika mengusap bahu laki-laki itu, dan ia melihat bagaimana King menegakkan punggungnya lalu menatapnya dengan mata basah. Mata itu seperti menyimpan luka, dan Mika tak menolak saat King menarik tubuhnya dan lelaki itu menangis di pelukannya.

☆☆☆

1
Dany atmdja
👍👍👍
Adi Nugroho
😁😁😁
Deni Rustam
lanjut thor
Anggi
lanjut kak
Yeni Nuril
🤗🤗🤗🤗
Dewi tanjung
😅😅😅
💕 yang yang 💝
😮😮😮
chaira rara
🤭🤭🤭
Hiro
👍👍👍
Brav Movie
next up
🎆 Mr.Goblin ✨
semangat
Allent
👍👍👍
Evans
😆😆😆😆
Moba Analog
lanjut up
Seo Ye Ji
sebut saja nama joe, seketika beres urusan dengan mika 🤣🤣🤣🤣🤣
Seo Ye Ji
akting maksimal king meyakinkan mika biar percaya tak ada komplain dari kekasihnya soal barang pilihannya, salut 👍
Kim Ye Jin
semangat say 😙
Kim Ye Jin
otw kerja and nginap di rumah baru, semangat 💪
❤ Kinan 💙
Hari pertama kerja di rumah king banyak perubahan terjadi di depan mata, semua perubahan merujuk pada selera dan kesukaan mika, pertanda apa ini? kebetulan atau memang direncanakan jauh jauh hari?
Rizky Ramadhan
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!