Setiap manusia punya jalan kisah cinta sendiri, dimana ia tidak dapat memilih dengan siapa dan dimana Allah menyuratkan episode perjalanan kita.
Begitupula yang Aliza alami, ia tidak pernah menyangka jika sosok yang diam-diam ia kagumi teryata menaruh hati yang sama bahkan berniat menikahinya. Gus Asfhan Syarfiq Al Ghazali, putra Kyai Nya, yang menarik hati Aliza.
Tetapi, teryata sang maha cinta memiliki takdir lain dimana Aliza harus kehilangan Asfhan, namun tanpa di sangka Asfhan meninggalkan pesan kepada Alfhan untuk menikahi Aliza.
namun perjalanan mereka tak semulus yang di bayangkan di mana berbagai lika liku mengguncang hubungan Meraka.
hingga kedatangan pak Rahmad yang membuka semua rahasia dan merubah kebahagiaan mereka, bersama fitnah tentang kematian Sang pengasuh Ponpes Abu Abbas, hingga membuat Alfhan membenci Aliza.
Namun, di balik semua luka, sebuah kata masih terpatri di hati Aliza, bahwa dia tetap mengakui Alfhan sebagai suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anafitrotun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEMBILAN BELAS
Setelah siap dengan setelan sarung dan kemeja hitam kini Alfhan kluar dari kamarnya. Namun langkahnya berhenti di dekat Aliza yang tengah menyirami bunga anggrek di pintu belakang.
"Rajin amat ning," ucap Alfhan dan Aliza masih sibuk menyirami tanaman tanpa mengetahui sosok di belakangnya adalah Alfhan.
"Ning, cuek amat,"
Ujar Alfhan lagi.
"Iya Mas, kasihan kalau nggak dirawat takut mati,"
Jawab Aliza seadanya karena agak kesal orang di belakangnya terasa begitu genit.
"Ooo, kalau saya minta di rawat boleh nggak,"
"Emang Masnya siapa? Kok minta di rawat!"
Alfhan menahan ketawanya saat Aliza tidak kunjung menyadari dirinya.
"Loh nggak kenal saya Ning?"
Aliza menyiram bunga-bunga di depannya dengan kesal.
"Nggak,"
"Yaudah kenalan, nanti kalau udah kenal pasti sayang,"
Aliza membulatkan matanya mendengar gombalan sosok di belakangnya. Tangan Aliza menggenggam erat gayung di tangannya yang berisi air.
"Gombal banget ya kamu!," Aliza memutar tubuhnya dan terdiam saat melihat Alfhan yang tersenyum di belakangnya.
"Ka...kamu," ucap Aliza terbata-bata dan Alfhan hanya menyunggingkan bibirnya.
"Kenali Gua Alfhan,"nAlfhan menyentuh tangan Aliza mengajaknya bersalaman membuat Aliza terheran. Karena entah mengapa Alfhan begitu senang berdrama.
"Maaf udah kenal,"
Aliza mencium tangan Alfhan yang langsung menariknya.
"Malah lo cium,"
Gumam Alfhan merapikan pecinya lalu melihat ke arah taman.
"Semenjak ada lo taman ini rapi juga ya," ujung mata Alfhan melihat Aliza.
Aliza hanya tertawa pelan mendengar ucapan Alfhan karena tidak sesuai realita. sebenarnya yang rajin membereskan taman adalah Kang Rahman bukan dirinya.
"Yang rajin itu Kang Rahman bukan aku,"
"Emang iya, berati lo pemalas dong,"
Dan sebuah cubitan melayang di lengan Alfhan.
"Sakit woy!"
"Bodo! Salah siapa tu mulut nggak di saring," Cerca Aliza membuang pandangannya dari Alfhan.
"Ya katanya yang rajin Kang Rahman, yang Gua analisis lo pemalas lah," ucap Alfhan polos membuat Aliza semakin mendatarkan wajahnya.
"Kalau aku males siapa yang siapin makan? Yang bangunin kamu sahur, yang ngaji waktu kamu tidur, siapa? Badak!,"
Alfhan tertawa pelan saat mendengar omelan Aliza yang justru terlihat lucu di matanya.
"Kalau itu istri Gua tu rajin," puji Alfhan yang membuat Aliza sedikit nge-fly.
"Mana istrinya?"
"Nih, cantik banget,"
Alfhan membuka HP nya lalu menunjukkan foto pernikahan mereka yang ia jadikan wallpaper HP.
Aliza tersenyum, tidak bisa menahan perasaannya saat melihat wallpaper layar HP Alfhan.
"Itu kenapa kamu jadiin wallpaper?"
Tanya Aliza melihat HP Alfhan.
"Ini, ya pertama karena lo istri Gua, kedua, biar orang-orang tau kalau Gua udah beristri jadi nggak ada yang gangguin Gua lagi,"
Jelas Alfhan dan Aliza mengangguk mengerti.
"Ya udah Za Gua ke pondok dulu ya, udah siang nanti keburu males," ujar Alfhan melihat jam di tangannya lalu mengusap kepala Aliza dan berlalu pergi.
"Assalamualaikum," ucap Alfhan menghentikan langkahnya lalu melihat Aliza yang berada di belakangnya.
"Walaikumsalam," sahut Aliza tersenyum lalu mengambil HP nya dan merubah wallpaper ponselnya menjadi foto pernikahan mereka .
***
Suasana dapur pesantren terlihat ramai oleh para santri yang tengah memasak persiapan buka puasa. Namun kegiatan itu sempat berhenti saat Alfhan memasuki dapur di temani Kang Abi. Membuat beberapa Crewe masak melongo karena tidak biasanya Alfhan berkeliling masuk ke dapur.
"Ini masak apa Mbak?" tanya Alfhan kepada seorang santriwati yang tengah sibuk menggoreng mie tahu atau akrab di sebut MITA.
"Ini MITA Gus," jawab santriwati itu ramah.
Alfhan mengeryit heran, dia menanyakan nama makanan itu kenapa malah di jawab nama orang.
"Saya nanya nama makanan, Mbak, bukan nama Mbak nya,"
Karena berisik suara parutan kelapa dan riak minya santriwati itu tidak terlalu mendengar ucapan Alfhan. Dan malah menyangka jika Alfhan menanyakan namanya.
"Nama saya, Zuzy Gus,"
Alfhan terbengong mendengar ucapan santriwati itu yang malah memperkenalkan dirinya.
Alfhan menunjuk Mita yang beru saja turun dari serok.
"Ini namanya apa?"
"Owalah itu, mie tahu Gus atau biasa di sebut MITA," jelas santriwati itu dan Alfhan mengangguk paham. Alfhan mengambil satu butir Mita.
"Saya boleh minta buat buka puasa Mbak,"
"Lah masih pagi Gus, buka puasanya masih lama,"
Alfhan memicingkan matanya.
"Lah terus ini kenapa di goreng sekarang?"
"Ini setengah matang Gus, nanti sore di goreng lagi,"
Jelas santriwati itu.
"Kalau Gus Alfhan mau, nanti bisa Saya hantar ke ndalem," tawar santriwati itu.
"Iya-iya, boleh nanti sore kamu antar ya, saya lanjut ke atas dulu," ucap Alfhan seraya berjalan menuju lantai atas, ruang laundry.
...****************...
"Kang Abi, ini laundry nya tutup apa gimana kok sepi?"
Kang Abi mendekat kearah Alfhan yang tengah melihat mesin pengering Otomatis.
"Maaf Gus kalau puasa Laundry tutup, kan ini juga sudah mendekati perulangan,"
"Lo Aliza itu sudah pulang dari hampir 2 bulan yang lalu lo?"
"Lah Ning Aliza sudah lulus Gus, jadi pulang awal 2 bulan sebelum yang masih sekolah," jelas Kang Abi
"Ooo, gitu, ya sudah kang, kita turun saja," timpal Alfhan mulai menuruni tangga.
"Nanti habis Dzuhur kita lanjutkan lagi sekarang saya pulang dulu ya," ujar Alfhan yang di jawab anggukan Kang Abi lalu mengantar Alfhan sampai ke ndalem.
...****************...
Suasana kamar Alfhan terasa lenggang hanya suara murotal yang terdengar menemani Aliza yang tengah membereskan lemarinya. Dan saat itu mata Aliza menangkap sebuah kertas laminating yang berisi kaligrafi pemberian Asfhan.
"Gus Asfhan, Aliza kangen sekali sama Gus Asfhan," gumam Aliza mengusap kertas itu lalu memeluknya tanpa menyadari Alfhan yang baru saja pulang dan sudah berdiri di belakangnya.
"Teryata kamu masih cinta Asfhan Za, harusnya aku sadar kalau aku sebenarnya hanya pengganti jadi nggak berharap secepat ini untuk kamu cintai,"
Ujar benak Alfhan dan segera berlalu kluar dari kamarnya, menghindari pemandangan yang membuat sumbu cemburunya terbakar.
semangat terus nulisnya kakak😁/Smile/
bisa gak si it adi pa haji di karungin dulu
semangat nulisnya kakak☺