NovelToon NovelToon
Inikah Cinta Itu

Inikah Cinta Itu

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda / duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: puja yanti

"Suatu saat aku akan bisa mengubah takdirku jadi lebih baik!"
April bermonolog sendiri.Dia begitu yakin kalau dirinya tidak akan selamanya miskin.
Apakah takdir April akan sesuai dengan apa yang di harapkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon puja yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Pembalasan Dendam Erica

Rencana Erica agar Edwin mau menikahinya semuanya gagal total.Karena Edwin tidak peduli sama sekali dengan kehamilannya.Jangankan mau menikahi Erica,bahkan mengakui janin yang ada dalam kandungannya saja Edwin menolak.

Walaupun Erica mengakui dalam hatinya, memang benar kenyataannya kalau janin itu bukan darah daging Edwin.Erica sudah hamil dari semenjak dia di luar negri.Tapi karena usia kandungannya masih muda sehingga perutnya juga masih terlihat rata.

Dengan emosi Erica membayar tujuh orang pria bertubuh besar dan kekar, di perintahkan nya untuk menghajar bahkan kalau bisa membunuh Edwin sekalian.Dia begitu tertekan dengan penolakan laki-laki yang di harapkannya akan menjadi ayah janin yang di kandungnya.

Dengan tersiksanya Edwin setidaknya dapat melegakan hatinya atas penghinaan yang telah Edwin berikan.

Perkataan Edwin yang mengatai kalau dia bak seorang pela*cur dan dengan yakinnya mengatakan kalau janin yang di kandungnya jelas-jelas bukan darah daging dia,terus saja terngiang di telinga Erica.Maka dari itu Erica menyusun rencana untuk pembalasan dendamnya.Pernikahan di tolak,preman bertindak.itulah mungkin yang bisa di umpamakan pada Erica sekarang.

Kali ini tepat pukul 01.00 dini hari.Edwin baru saja pulang lembur dari kantornya.Jalanan pun terasa sepi

Edwin dan satu orang sopirnya di cegat di perjalanan pulang dari kantornya setelah dia kerja lembur.

Edwin menyadari kalau saat ini situasinya sulit.Pria itu lantas mencari senjata untuk berjaga-jaga kalau kemungkinan mereka akan berbuat jahat.

Sialnya,tidak ada senjata apapun di dalam mobil.

Tujuh orang pria mengelilingi mobil Edwin dengan membawa senjata masing-masing.

Sadar nyawanya sedang terancam Edwin dan sopirnya tidak lekas turun dari mobil yang mereka tumpangi.

"Bagaimana ini,pak! Mereka mengepung mobil kita!" ujar sang sopir.

"Tentu saja kita akan melawannya'' jawab Edwin dengan tegas.

Dia bukan peng*cut yang hanya berdiam diri gemetaran meringkuk bersembunyi di dalam mobil.Edwin keluar dari pintu sebelah kiri.Tidak lupa dia memberi pesan terlebih dahulu pada Bagus tentang kondisi nya saat ini.

Edwin berdiri tepat di samping mobilnya,di susul oleh supirnya.Dia tidak ingin majikannya bertarung sendirian.Untuk itu sopir itu mengumpulkan keberaniannya untuk ikut gabung dengan majikannya demi harga diri nya sebagai seorang laki-laki.

"Apa yang kalian inginkan?" tanya Edwin

"Tentu saja nyawa anda" jawab sala satu dari ke tujuh pria itu.

"Siapa yang telah memerintahkan kalian?" tanya Edwin lagi.Walaupun dalam situasi terancam Edwin tetap terlihat tangguh tidak ada raut wajah takut sedikitpun.

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Edwin malah membuat mereka mencibirkan bibirnya.

"Kamu tidak perlu tau hal itu" ucap salah seorang yang kini mulai datang menyerang.

plos!

Edwin mengelak dari tendangan pria itu.Dan satu pukulan tangannya mendarat tepat di perut pria tersebut.

Melihat majikannya sudah melancarkan satu pukulan,sopir pun mulai memasang kuda-kudanya.Dua pria maju ke depan dan mulai menyerang sopir itu.Dua pria yang lainnya pun menyerang Edwin.

Edwin dan sopir itu melawan serangan demi serangan yang menghujani mereka.

"Mati kau!"

Bugh!

Pria bertato itu memukulkan tinjunya tepat di wajah Edwin.Darah segar pun terlihat keluar dari sudut bibir Edwin saat itu.

Edwin semakin waspada sejak itu.

Dengan gerakan cepat kaki Edwin melayang menendang satu persatu lawannya bahkan Edwin ikut membantu sopir yang terlihat mulai kewalahan untuk mengalahkan semuanya.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Tinjuan dan tendangan terus di layangkan.Kemampuan bela diri Edwin saat itu tidak di ragukan lagi.Walaupun lawannya menyerang nya secara membabi buta,Edwin bisa mengalahkan nya satu persatu.

Mereka mundur beberapa langkah ke belakang,Mereka tidak ingin mengambil resiko dengan terus menyerang Edwin dan sopirnya.Dengan mengambil langkah seribu semuanya lari kocar kacir.

Edwin mengatur napasnya yang saat itu ngos-ngosan.Sedangkan sopir terduduk letih di tanah.Luka lebam yang di alami sopir itu terlihat lebih parah dari pada yang di alami Edwin.

Tiga mobil datang dan berhenti tepat di depan keduanya.Iringan mobil itu ternyata Bagus dan beberapa orang yang berkemampuan bela diri datang untuk menolong Edwin.

"Kamu tidak apa-apa bos?" tanya Bagus.

"Seperti yang kau lihat saat ini" jawab Edwin dengan senyum tipisnya.

"Percuma dong,aku buru-buru ke sini!" ucap Bagus dengan kesal.

"Itu derita,lo!" ucap Edwin seraya berlalu menaiki mobilnya.

Setelah masuk ke dalam mobil,Edwin menurunkan dulu kaca mobilnya dan memberi pesan pada Bagus."Tolong kau bawa dia dan obati lukanya! Aku pulang duluan"

"Beres!" jawab Bagus seraya membopong sopir Edwin di masukan ke mobil di bantu oleh salah satu dari orang-orang yang ada di sana.

Mobil yang di bawa Edwin sudah melaju dan tak terlihat lagi.

***

Edwin masuk ke dalam kamarnya,Dia menuju cermin yang ada di sana.Terlihat di cermin itu luka di sudut bibirnya yang kini terasa perih.Edwin merabanya pelan."Mungkin kalau ada April sekarang, dia akan segera mengobati atau mengompres lukaku ini".ucap Edwin bergumam sendiri.

Lantas Edwin duduk di kursi rias yang biasa April duduki.Suasana malam yang masih terasa sepi membuat Edwin terhanyut dalam lamunan.

Bayang-bayang ayahnya ketika ayahnya masih ada pun kini muncul.

"Kerjaan saja yang kamu pikirkan!,kapan kamu menikah dan memberi ayah cucu?"Ucapan singkat yang selalu dia dengar dari almarhum ayahnya.

"Bisa gak ayah gak bahas masalah itu?! Aku bosan mendengarnya!" jawab Edwin saat itu.

Sesak hati Edwin mengingat hal itu.Sebagai seorang anak laki-laki satu-satu nya,dia belum mengabulkan permintaan ayah nya saat itu.Bahkan malah dia duluan meninggal dunia sebelum keinginannya terwujud.

Praay..

Edwin membantingkan salah satu riasan yang terbuat dari kaca yang ada di meja.

"Aku sungguh anak yang tidak berguna.Bahkan untuk mengabulkan hal yang sepele saja,aku tidak bisa"

Kilas masa lalu yang kembali terbayang di mata Edwin,membuat moodnya jadi tidak karuan.Di tambah lagi dengan kepergian istrinya yang membuat dia semakin hari semakin kangen padanya.

"April kenapa kamu tidak pulang-pulang?" gumam Edwin.Bagian dalam rongga dadanya terasa berdenyut nyeri.Sesak di dadanya pun mulai terasa.Edwin harus menganggap apa yang terjadi padanya sekarang.Cobaan atau hukuman dari Tuhan.

Edwin juga ingat kejadian yang tadi menimpanya."Siapa mereka? Mungkinkah mereka suruhan dari saingan bisnis-bisnisku?" Edwin bermonolog sendiri tanpa memperoleh jawaban pasti.

Malam pun berlalu Edwin masih dalam posisi yang sama.Dia tidak memejamkan matanya sama sekali.

1
Suanti
semoga aja setelah ketemu edwin ingatan nya bisa cpt kembali
Suanti
rasain erica beri hukuman setimpal untuk untuk erica sama ibu tiri nya
Suanti
semoga cepat ketemu April
Asri Hajani
cepat ketemu suaminya
Suanti
semoga cepat ingatan nya kembali
Suanti
semoga cepat ketahuan erica dan ibu tiri edwin kerja sama dlm penculikan april
mudahan ibu sukma kena karma berserta ank nya toni
Yanti: terima kasih sudah mampir kak🙏 mohon dukunganny ya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!