NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL

Calon TUMBAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / matabatin / Horror Thriller-Horror / Iblis
Popularitas:22.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kamu spesial, Jingga.. Kalo ada yang nanya wetonmu, jangan di kasih tau ya, nak."

"Kenapa, uti?"

"Karena mereka bisa menyakitimu, lewat hari lahirmu.
Weton kelahiran itu ibarat senjata mematikan bagi orang jahat yang mau berbuat jahat padamu, maka dari itu jangan beritahukan wetonmu pada sembarang orang!"

Jingga, memiliki nama panjang Radenaruna Jingga. adalah gadis spesial yang menjadi incaran makhluk ghoib. Dia lahir di detik - detik kematian ibunya, dan hal itu menjadikan dia memiliki kemampuan melihat hantu dan berkomunikasi dengan mereka (Indigo).

Sampai suatu hari dia di adopsi oleh majikan mendiang ayahnya saat akan menginjak SMP dan ikut tinggal di Jakarta. Dia mendapati kejanggalan dan keanehan di rumah orang tua angkatnya itu. Banyak Arwah - arwah yang menangis meminta tolong dan ada juga yang selalu mengganggu Jingga!

Apa sebenarnya yang terjadi di rumah itu?? Misteri apa yang tidak di ketahui oleh Jingga??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 19. Adik Raka.

Jingga turun kebawah setelah sholat subuh, bagaimanapun di rumah nya di kampung Jingga selalu berkegiatan setelah sholat subuh selesai. Aneh nya di rumah itu sangat suram saat Jingga keluar dari kamar Raka, ia berjalan menuruni tangga dan ia melihat pelayan tua yang sedang berjalan menenteng tas ransel di ikuti dua orang perempuan di belakang nya.

"Non Jingga sudah bangun?" Sapa pembantu rumah tangga Delima.

"Iya, bu." Sahut Jingga sambil tersenyum. Jingga juga tersenyum pada dua orang perempuan yang berdiri menunduk menatap Jingga.

"Bibi bawa mereka ke dalam dulu ya, non." Ujar pelayan tua itu.

"Iya, bi." Sahut Jingga, ia tak bertanya siapa dua perempuan yang di bawa itu.

Pelayan tua itu membawa dua perempuan tadi ke belakang, Jingga menatap kemana mereka pergi lalu dia duduk di karpet di ruang tengah yang biasanya di pakai untuk bersantai.

'MasyaAllah, karpet nya aja bulu - bulu, ini bulu apa ya?' Batin Jingga, dia yang baru merasakan duduk di karpet tentu terheran - heran.

Jingga mengusap - usap karpet itu, lalu ia merebahkan dirinya di sana, ternyata Jingga merasa nyaman dan malah ketiduran di karpet itu.

Pelayan tua tadi keluar mencari Jingga tapi ia tak melihat nya, sampai dia melihat kaki yang teronggok di lantai, ia pun menghampirinya. Pelayan tua itu hanya tersenyum aneh melihat Jingga yang tidur di karpet, lalu ia pun kembali pergi dari sana.

Dan sampai akhirnya hari semakin terang dan Delima bangun, pelayan tua itu memberi tahu Delima bahwa Jingga tidur di karpet ruang tengah, Delima pun menghampiri Jingga.

"Jingga.. Nak, kenapa tidur di sini?" Delima membangunkan Jingga.

"Hm.. Astaghfirullah, Ibu??" Jingga terkejut tentu saja, dia malah ketiduran di sana.

"Mama, nak. Masih susah membiasakan ya?" Ujar Delima.

"Ah, iya. Maaf ma, Jingga ketiduran." Ujar Jingga.

"Kenapa tidur di sini, nak? Abang ngusir kamu?" Tanya Delima.

"Enggak, Jingga keluar sendiri tadi." Ujar Jingga.

"Ya udah, ayo sarapan." Ajak Delima, Jingga pun mengangguk dan bangun.

Delima mengajak Jingga untuk duduk di meja makan, sudah tersedia roti dan beberapa jenis selai rasa di sana. Lalu terlihat pelayan tua itu keluar membawakan segelas jus dan di letakan di depan Delima.

"Kamu mau sarapan apa, nak?" Tanya Delima.

"Apa saja ma." Sahut Jingga, dia tidak mungkin menyebut.

"Biasanya kamu makan apa, bilang sama bibi biar nanti bibi masakin." Ujar Delima.

Jingga terdiam dengan hati tidak enak, ia tak pernah menyuruh orang tua. Jika di rumah nya sendiri, nenek Rumi sudah siap makanan apapun yang ada, entah itu nasi goreng atau singkong rebus.

"Kasih tau bibi, non. Nanti bibi masakin." Ujar pelayan tua itu.

"Nasi goreng aja, bi." Ujar Jingga, pelayan pun mengangguk.

"Njeh, bibi masakin dulu." Ujar pelayan tua itu.

"Makasih banyak, bi." Ujar Jingga, ia merasa tak enak. Pelayan tua itu hanya tersenyum dan mengangguk lalu pergi.

Tak lama muncul Raka yang sudah rapih dengan seragam sekolah nya menuruni tangga sambil bersiul, jangan lupa dia masih SMA. Raka terlihat keren dengan tas ransel dan baju seragam nya yang di keluarkan, anak badung memang.

"Pagi, ma." Sapa Raka, lalu memeluk Delima. Jingga yang melihat itu agak iri karena ia tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu.

"Sarapan, nak. Duduk di samping Jingga." Ujar Delima, Raka hanya melirik Jingga tapi dia tetap lebih memilih duduk di sebelah ibunya.

"Aku nggak bisa sarapan lama - lama, udah telat. Bilangin papa aku bawa motor papa hari ini, ma." Ujar Raka lalu meminum susu cokelat yang tersedia di meja.

"Lho, motormu kenapa?" Tanya Delima.

"Bocor, nginjek paku kayak nya. Aku berangkat ma, bye." Ujar Raka lalu bangun dari duduknya dan mencium pipi Delima.

"Roti nya, nak." Ujar Delima, tapi Raka hanya melambai tangan tanpa berbalik badan.

"Anak itu benar - benar." Gumam Delima sambil geleng - geleng.

Jingga sendiri agak terkejut dengan adab Raka, dia tidak menyalimi tangan ibunya bahkan tidak mengucap salam saat pergi. Yang lebih anehnya lagi Delima juga tidak menegur Raka, dan hanya geleng - geleng saja.

"Ma, maaf. Boleh nggak kalau Jingga minta kamar lain?" Tiba - tiba Jingga bicara.

"Kenapa, nak?" Tanya Delima terkejut.

"Jingga nggak nyaman, kan abang cowok, Jingga cewek. Kami bukan muhrim, ma." Ujar Jingga, mengutarakan isi hatinya.

Delima tampak sejenak terdiam tapi lalu kemudian dia tersenyum dan meraih tangan Jingga dan menggenggam nya.

"Gini, nak. Tujuan mama menempatkan kamu dan bang Raka di satu kamar, agar bang Raka bisa lebih disiplin lagi. Supaya bang Raka bisa berbagi kasih sayang sama adek perempuan, soal nya adek nya bang Raka cowok semua." Ujar Delima.

"Mama lagi hamil, dan mama lagi hamil anak perempuan sekarang. Mama takut bang Raka nggak bisa terbiasa sama adek perempuan, jadi mama tempatin kamu satu kamar sama bang Raka." Timpal Delima.

"MasyaAllah, mama lagi hamil ternyata?" Ujar Jingga tersenyum.

"Iya, nggak keliatan yah? Soalnya mama gemuk." Ujar Delima sambil terkekeh.

"Nggak kok, mama nggak gemuk." Ujar Jingga.

"Mau ya, nak? Sementara tinggal satu kamar sama bang Raka, sampe bang Raka bisa bersikap lebih baik, dia nakal banget soal nya." Ujar Delima.

Jingga terdiam sambil berpikir keras, bagaimanapun tidak wajar dia dan Raka tidur satu kamar walau beda ranjang sekalipun. Tapi mendengar ucapan Delima tadi, hatinya menjadi tak tega, apalagi Delima sangat baik padanya.

"Mau ya, nak? Nanti mama beli satu ranjang lagi, biar Jingga tidur di ranjang Jingga sendiri." Ujar Delima, akhirnya Jingga mengangguk.

"Iya, ma." Sahut Jingga, Delima pun tersenyum senang.

"Makasih ya, nak." Ujar Delima sembari mengusap tangan Jingga, Jingga pun mengangguk.

"Tadi mama bilang adek bang Raka cowok semua.. Tapi waktu itu mama bilang aku akan punya satu abang dan satu adek cowok." Ujar Jingga.

"Iya, harusnya bang Raka punya lima adek cowok, tapi yang hidup cuma satu, yang empat meninggal." Ujar Delima.

"Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun." Jingga terkejut mendengar nya.

"Dan satu yang masih hidup itu juga jadi anak special." Ujar Delima.

"Spesial?" Jingga Bingung.

Delima membawa Jingga ke sebuah kamar yang berada di sebelah kamar Delima. Ada kamar lagi rupanya yang tidak Jingga lihat, saat pintu di buka, terlihat seorang perempuan muda memakai baju baby sitter yang sedang menyuapi seorang anak laki - laki yang duduk di kursi roda.

Jingga melihat nya dan terkejut melihat kondisi anak laki - laki itu, Seperti penyandang down sindrom tapi ini lebih buruk lagi. Mulutnya sangat lebar dengan mata yang satu besar dan yang satu kecil, di kepalanya hanya ada beberapa helai rambut dan dari mulut lebarnya keluar liur terus menerus.

Kakinya lumpuh dan mengecil, dan jari tangan kanan nya ada enam, yang aneh nya satu dari enam jari itu berukuran dua kali lebih besar dari jari lain nya. Jingga sangat terkejut melihat kondisi anak itu, sangat memprihatinkan.

"Hnnngg.. Hnngg.." Anak itu bersuara.

"Namanya Riki, dia umur sembilan tahun tahun ini." Ujar Delima.

"Hai Riki, liat siapa ini.. Ini kak Jingga, kakak nya Riki, lho.." Ujar Delima pada putra nya.

"Hngg.. Hnggmm.." Riki tidak bisa bicara dan hanya bisa menggeram dan mengoceh seperti anak bayi.

"Assalamualaikum, Riki." Sapa Jingga, Riki menatap Jingga lalu dengan wajah lugunya dia tersenyum senang.

"Ngghehe.. hehehe.." Riki tersenyum senang, Jingga pun tersenyum dan menyentuh tangan Riki, sampai tiba - tiba..

"JANGAN SENTUH AKU!!" Jingga terkejut karena tiba - tiba seolah wajah Riki maju dan berteriak padanya, Jingga langsung jatuh terduduk karena kaget sekaligus takut.

"Kenapa, nak?" Tanya Delima heran.

Jingga menatap Riki dengan pias, tapi Riki masih tersenyum - senyum sambil mengoceh dengan wajah lugunya.

'Astaghfirullah, halusinasiku.' Batin Jingga.

"Nggak apa - apa, ma. Jingga hilang keseimbangan tadi." Sahut Jingga.

Jingga heran dan bingung, tapi tadi benar - benar seolah wajah Riki mendekat padanya dan berteriak dengan suara mengerikan. Jingga pun terus ber Istigfar di dalam hatinya.

'Astaghfirullahal 'adziim.." Batin Jingga.

BERSAMBUNG..

1
Susilawati
lanjut thor
Susilawati
jgn2 benar nih si Airlangga berkhianat atau mungkin kah Delima nya sendiri yg berkhianat.
baguslah Ilham nggak bilang kalo jingga tinggal di rumah nya, seperti nya jingga akan aman di sana
Irkham Maulana
kalo udah punya perjanjian dengan iblis maka seluruhnya sudah sama seperti iblis pula...hanya wujudnya saja yang manusia..hati jiwa dan pikiranya sudah sama kaya setan
Susilawati
orang kalo sdh gila harta lupa akan segalanya bahkan sdh tdk punya hati nurani lagi, sekarang bi Rokayah lagi yg di jadi kan kaki tangan nya, semoga aja sebelum bi Rokayah terlibat ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa cepat bertindak.
YNa Msa
pelayan Tua yg jadi pengganti Jingga, Makanan Kunkun Merah
Susilawati
makin seru 👍
di tunggu kelanjutannya Thor
Susilawati
nah kan, akhirnya Bu delima kena karma dari perbuatannya, kayaknya Bu delima bakalan ber nasib sama seperti adiknya Sari, tapi nggak adil kalo cuman Bu Delima aja yg kena harus nya pak Airlangga juga. ternyata benar si pelayan tua pun ikut terlibat dan akhirnya dia juga mengalami nasib tragis seperti korban2 yg di tumbal kan.
semoga aja ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa membantu menghentikan pesugihan nya ortunya Raka, biar nggak ada lagi korban2 berjatuhan
Ratna Jumillah: Tenang kak, akan ada masanya manusia serakah dapet karma.
total 1 replies
Susilawati
apa Bu delima terluka parah ya
Susilawati
pasti ustadz Sholeh kaget pas ketemu sama jingga.
YNa Msa
kemungkinan Mahluk Raksasa Teman Ny Jingga
YNa Msa
Luka Ny Buah Delima Jadi Busuk x
YNa Msa
Semoga Mahluk Raksasa ini Bisa Membantu Menjaga/ Menolong Jingga
Susilawati
apa mungkin yg di cari Bu delima keris milik nenek Rumi ya.
nah kan pada akhirnya si pelaku pesugihan juga di serang sama hantu nya
jingga beneran harus berhati2 nih, dan semoga aja ayah nya Ilham bisa bantu jingga.
YNa Msa
Karena ke Seringan d kasih Tumbal Jadi ketagihan Kunkun Merah Ny
YNa Msa
Nagih karena Tumbal Ny Telat,, knp ga Buah Delima Sendiri yg d Ambil
Susilawati
Tuh kan benar ortu nya Raka melakukan pesugihan dan jingga calon tumbal nya, jgn2 nanti bakalan di jadi kan penganten nya si gendoruwo dan Raka lah yg jadi titisan si gendoruwo nya, maka nya jingga di suruh satu kamar sama Raka.

Selamat hari raya Iduk Adha Thor, mohon maaf lahir batin 🙏
Ratna Jumillah: Selamat hari raya idul Adha juga, kak.. 🙏🏻😁
total 1 replies
Susilawati
jingga kan bisa ngaji, sering2 bawa ngaji/baca doa biar hantu2 nya pada takut mendekati jingga.
icha amelia
selamat idul adha
Ratna Jumillah: Selamat Idul Adha juga kak..
total 1 replies
lellytasya
k crazy up dong pokoknya love,,,, love,,,,lah
Ratna Jumillah: Akan Othor usahakan ya kak.. 😊💪🏼
total 1 replies
YNa Msa
buah Delima pura" baik x sm Jingga karena Mau d Jadikan Calon Tumbal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!