Ronan Adgar. Dia kecelakaan saat berusia 13 tahun dan berakhir koma selama 5 tahun.
Setelah sekian lama koma, akhirnya dia kembali sadar dan menyadari banyaknya perubahan pada dunia.
Keluarganya yang sebelumnya kaya raya kini hancur.
Kedua orang tuanya meninggal, menyisakan adiknya yang bekerja sebagai pelayan di kafe pinggir jalan.
Tidak ada lagi bisnis besar.
Sahabatnya bahkan kini mengabaikannya dan menjauh dari dirinya membawa tunangannya yang juga telah kehilangan minat pada dirinya.
Melihat semua perubahan itu, Ronan merasakan perasaan kecewa, kesedihan dan penderitaan.
Dalam penderitaan itu tiba tiba sesuatu muncul di udara yang kosong.
-Host Dengan Kriteria Terbaik Telah Ditemukan.
-Apakah Host Menginginkan Balas Dendam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Setelah menyelesaikan urusannya dengan keluarga Ludwig, tidak ada banyak hal istimewa yang terjadi pada hidup Ronan.
Saat itu sekitar dua bulan telah berlalu.
Proses pencarian keluarga Richard masih berlangsung, dan Ronan juga hanya menghabiskan waktunya untuk bersekolah.
Apa yang berubah dalam beberapa bulan itu mungkin adalah status yang Ronan miliki, begitupula dengan keterampilannya.
Tidak sampai disana.. benda benda yang Ronan dapatkan dari sistem telah menumpuk sangat banyak hingga Ronan meletakkan semuanya di dalam mansionnya yang luar biasa.
Untuk saat ini Ronan masih belum mengungkapkan kekayaannya, Ronan berniat mengungkapkannya nanti ketika dia akhirnya membuat Richard berada di pihak.
“Oh..“
Mungkin satu satunya hal yang berubah cukup drastis pada hidup Ronan saat ini adalah fakta bahwa akhirnya Ronan mendapatkan seorang teman di sekolahnya.
“Ronan.. kamu tidak membawa bekal? Kalau begitu ayo kekantin bersama.“
Dia adalah teman sekelas Ronan, Rudy.
Dengan perawakan sederhana, tubuhnya kecil dengan wajah yang memiliki bintik serta mengenakan kacamata.
Dia terlihat seperti seorang pemuda yang selalu menerima perundungan, anehnya hal itu tidak terjadi.
Rudy entah bagaimana memiliki sangat banyak koneksi disekolah itu dan terkenal karena dia sangat mudah bergaul.
Karena itulah murid murid disekolah tidak terlihat heran dengan sifat Rudy yang mendekati Ronan.
“Hm.. baiklah.“
Karena Ronan memang jarang membawa bekal, dia menyetujui ucapan Rudy untuk pergi ke kantin bersama.
Keduanya akhirnya berjalan menuju ke kantin.
Selama perjalanan, Rudy menyapa sangat banyak orang dan mendapatkan respon positif, sebaliknya, Ronan ditatap tajam dan diabaikan layaknya angin lalu.
Keduanya sampai di kantin, memesan makanan dan duduk di salah satu meja.
“Hey Ronan.. apakah kamu akan lanjut untuk kuliah?“
Ronan mendengarkan kemudian mengangkat bahu.
Saat ini Ronan telah menyelesaikan ujian akhir semester ganjil dan bersiap untuk awal dari semester genap.
Dalam sebulan terakhir, Ronan juga telah mengerjakan beberapa ujian tambahan dan menyelesaikannya dengan mudah berkat bantuan dari sistem.
Kurang dari sebulan lagi, Ronan akan menyelesaikan semester genap nya, tentunya bagi Ronan ini akan terasa begitu cepat.
Mau bagaimana lagi? Ronan kembali bersekolah ketika UTS telah selesai lebih dulu.
Tahun juga telah berganti dan Ronan masih sedikit terasa asing, seperti dia sedang melompati waktu dalam sekejap mata.
Adapun kuliah.
Ronan memiliki kekayaan yang memadai untuk pergi kuliah dan Ronan juga tidak menolak datangnya pendidikan, maka dari itu Ronan memutuskan untuk mendaftar kuliah di kemudian hari.
“Ngomong-ngomong, apakah kamu senggang nanti?“
Ronan menatap Rudy, pemuda itu menatapnya dengan tatapan santai.
Apakah dia senggang nanti? Sejujurnya Ronan tidak memiliki kesibukan tertentu dalam dua bulan ini, jadi tentunya Ronan senggang.
“Ya. Aku bebas, memangnya kenapa?“
Ronan menjawab dengan tenang, menikmati makanan ringan yang dia beli dari kantin sebelumnya.
“Itu.. aku ingin pergi membeli hadiah untuk adikku tapi aku tidak tau apa yang harus aku belikan..“
Ronan melirik Rudy, pemuda itu terdiam sejenak lalu melanjutkan:
“Kamu punya adik kan? Jadi harusnya kamu tau apa yang mereka sukai, ah adikku juga perempuan.“
Ronan mengangguk mengerti, lalu memiringkan kepalanya bertanya dengan tersenyum:
“Kapan kamu punya adik? Aku baru tau.“
Rudy terlihat tersentak sejenak kemudian tersenyum dengan canggung sembari menggaruk rambut bagian belakangnya:
“Ah..haha sebenarnya aku merahasiakannya.. aku punya alasan sendiri.“
Karena dia tidak berniat untuk membicarakan tentang adiknya itu maka Ronan juga tidak mempermasalahkannya.
“Begitu. Baiklah, aku akan.. membantumu.“
Saat Ronan mengatakan kalimat itu, Ronan tersenyum tipis dengan misterius.
Rudy tidak memperhatikannya karena dia diliputi dengan kesenangan.
'Aku berhasil! Sekarang aku akan menggiringnya ke tempat yang sepi!.'
Ronan tidak tau apa yang Rudy pikirkan jadi dia hanya dengan tenang tersenyum sambil menikmati makanan ringan ditangannya.
Selanjutnya hanya ada percakapan ringan.
***
Sepulang sekolah, akhirnya Ronan dan Rudy berjalan bersama.
“Jadi.. dimana kita akan mencari hadiah?“
Ronan bertanya dan Rudy membalas dengan tenang.
“Ada toko di lorong sana, biasanya aku selalu membeli barang disana.“
Rudy menunjuk kesebuah lorong yang terlihat panjang dan mencurigakan, bukannya takut Ronan menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
“Yang benar? Aku baru tau jika ada sebuah toko di tempat terpencil.. luar biasa..“
Rudy menatap Ronan, kemudian Rudy tersenyum dalam hatinya.
'Dia benar benar anak ajaib? Mengapa dia sebodoh ini? Apakah aku yang terlalu pintar hingga dia bahkan tidak mampu berkutik?'
Rudy merasakan perasaan superioritas.
Dia telah berhasil menjebak seorang anak yang dijuluki sebagai anak ajaib dengan mudahnya.
Meski membutuhkan banyak waktu, tetap saja Rudy berhasil.
Setelah berjalan cukup jauh di dalam lorong, Rudy akhirnya melihat sebuah tembok yang menghalangi jalan.
Tentunya lorong ini adalah jalan buntu.
“Hmm? Jalan buntu?“
Rudy mendengar Ronan bergumam kemudian dalam diam Rudy menyeringai dan melangkah kedepan beberapa langkah dan menjauh dari Ronan.
'Aku lebih cerdas darinya.'
Setelah itu Rudy membalik badannya menatap Ronan dengan seringai diwajahnya, merentangkan kedua lengannya ke kanan dan ke kiri.
“Ah.. sepertinya aku salah jalan.. bagaimana ini..?“
Rudy menyeringai, memperlihatkan jelas niat jahatnya kepada Ronan dengan sedikit bercanda.
Tapi reaksi Ronan tidak seperti yang dia harapkan.
Ronan mengantongi kedua tangannya sendiri.
Ronan tersenyum polos lalu berkata dengan kepala yang sedikit miring;
“Benarkah? Kalau begitu, dimana jalan yang benar?“
Ronan tidak takut, dia malah menjawab pertanyaan Rudy dengan sebuah pertanyaan.
'Apa? Kenapa dia tidak takut?! Aku berhasil memanipulasimu! Kamu harusnya takut!'
Rudy terdiam dengan wajah bingung, berpikir sejenak kemudian wajahnya menjadi pucat pasih dan muram.
'Tunggu.. apakah aku benar benar memanipulasinya?'
Rudy berpikir.
Selama ini dia terus mendekati Ronan tapi dia sama sekali tidak pernah mendapatkan informasi khusus dari Ronan.
Disisi lain Ronan menanyakan banyak hal padanya dan demi mendekati Ronan, tentunya Rudy menjawab.
Selama ini.. apakah Ronan telah mengetahui niatnya lebih dulu?
Wajah Rudy terdistorsi dalam kegelapan namun disaat itu dari belakang jalan yang mereka lalui sebelumnya.
Beberapa sosok datang dengan masing masing peralatan berbahaya mereka.
Rudy menyeringai.
'Lalu kenapa? Bahkan jika akulah yang dimanipulasi, tetap saja dia akan mati karena berani datang ketempat ini.'
Penasaran dengan reaksi Ronan, Rudy menatapnya tapi wajahnya masih acuh tak acuh saat melihat kedatangan sosok sosok itu.
'Dia benar benar sombong bahkan disaat dia akhirnya akan mati.'
Ronan berbalik dan meliriknya, Rudy mendapati dirinya membeku ketakutan saat Ronan menatapnya dengan dingin.
Senyuman kecil terlihat di wajah Ronan saat itu, senyuman kecil diwajahnya yang tak berekspresi membuatnya ketakutan.
“Ini… hadiah yang luar biasa, aku akan menangkapnya untuk adikmu.“
Setelah itu, Rudy tidak tau apa yang terjadi setelahnya karena dia terjatuh dan menolak untuk melihat apa yang terjadi.
***
alurnya t3pat