NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling menyayangi

"Ayamnya di jual tidak dek? kalo iya ibu mau membelinya," tukas Bu Mimin ikut menimpali sambil tersenyum ramah kepada Randu.

"Iya Bu, tapi maaf paling hanya ada tiga ekor saja yang sudah agak besar," jawab Randu ramah sambil tersenyum dan menatap wanita paruh baya itu.

"Kira kira bisa di ambil sekarang nggak, harusnya ayam ayamnya sudah pada ngandang semua kan ?" ujar Mang Dadang.

Belum sempat Randu menjawab kehadiran bapak angkatnya langsung menyita perhatian mereka semua.

"Oh ada tamu rupanya, kenapa tidak dipersilakan untuk masuk nak ?" ujar Pak Priyatna sambil menyalami Mang Dadang dan Bu Mimin bergantian.

"Oh maaf Pak Priyatna kedatangan kami menganggu bapak, begini pak kedatangan kami ini untuk menanyakan ayam Dek Randu," ujar Bu Mimin sambil tersenyum ramah sementara Mang Dadang hanya tersenyum dan mengangguk anggukkan kepalanya saja.

"Tadi Ibu Mimin ini datang ke tempat saya pak sebelumnya, beliau butuh ayam untuk keperluan selamatan syukuran anaknya yang diterima kuliah di universitas Indonesia," sambung Mang Dadang mengutarakan keperluan mereka yang sebenarnya.

"Oh begitu, Randu gimana ada nggak ayamnya nak?" ujar Pak Priyatna sambil tersenyum pula menatap wajah Randu.

"Iya ada kok pak, mari Ibu Mimin !" ujar Randu yang enggan berlarut larut lagi dan tenggelam dalam urusan orang dewasa.

Ia segera bangkit dan beranjak diikuti Bu Mimin yang di bawanya ke belakang rumah lewat samping.

"Maaf Ibu Mimin butuh ayamnya berapa ekor?" tanya Randu setelah mereka sampai di belakang rumah kediaman keluarga Priyatna yang ternyata cukup lega.

Wanita itu secara tak sadar juga mengagumi konsep kandang ayam Randu yang cukup bersih dan tertata rapi dipagari jaring di sekelilingnya, jauh lebih bersih dan rapi dibandingkan dengan yang dilihatnya di rumah Mang Dadang.

Randu hanya cukup bersiul saja dan serentak ayam ayamnya yang berjumlah lebih dari tiga puluhan ekor itu serentak menghampirinya dan hal itu semakin membuat wanita paruh baya itu semakin terkesima.

Dengan gerakan ringan saja Randu menangkap seekor ayam jagonya yang terlihat paling besar dari lima ekor ayam jago lainnya yang lebih muda.

"Apakah yang ini cukup besar Bu Mimin ?" tanya Randu sambil menyerahkan ayamnya yang sudah ia pegang rapat kepada wanita paruh baya itu.

Bu Mimin langsung menerimanya dengan senang hati kemudian tersenyum gembira karena ternyata berat ayam itu melampaui dugaannya selain kondisinya yang sangat terlihat sehat dan baik itu.

"Iya Dek, yang ini ibu rasa cukup. Eh berapa harga ayam ini Dek ?" tanya Bu Mimin dengan wajah berseri seri karena tujuannya sudah tercapai melebihi ekspektasinya.

"Oh gimana kalo biar Mang Dadang saja yang menilainya Bu ?" ujar Randu yang kemudian dengan cekatan mengikat kedua kaki ayam itu jadi satu dengan simpul yang cukup kuat namun mudah di lepas.

Randu kemudian membantu membawakan ayam yang telah disepakati untuk dibeli Bu Mimin itu yang kebingungan menentukan harganya, karena sepengetahuan wanita itu ayam sejenis itu yang bahkan lebih kecil dia dapatkan di pasar jumat dengan harga dua ratus ribu lebih.

"Wah mantap bener ayam kamu Randu, ternyata kamu pintar juga pelihara ayam, harusnya ini bernilai sekitar dua ratus ribu lebih Bu Mimin," ujar Mang Dadang yang telah melihat dan menimbang ayam jago jenis lokal kampung itu persis seperti yang di duga Bu Mimin sendiri.

"Iya baiklah bagaimana kalo ibu beli ayamnya dua ratus dua puluh ribu Dek ?" ujar Bu Mimin mencoba menawar ayam itu.

"Baiklah Bu Mimin, karena kita bertetangga ibu cukup bayar dua ratus ribu saja, dan saya juga akan doakan semoga acara selamatan dan syukuran di rumah ibu nanti berjalan lancar," ujar Randu yang justru membuat para orang orang tua itu jadi merasa tak enak hati karena telah mencoba menawar sesuatu yang nilainya mereka sudah mengetahuinya dengan pasti.

"Wah kalo begitu ibu hanya bisa banyak mengucapkan terimakasih ya Dek, ibu doakan juga semoga ayam ayam Dek Randu berkembang biak baik dan sehat," ujar Bu Mimin.

"Amin ya Allah amin...!" jawab Randu sambil menengadahkan tangannya sebagai tanda berdoa.

Kemudian wanita paruh baya itu segera mengambil sejumlah uang dari dompet yang ia bawa dan menyerahkan uang sejumlah yang telah disepakati kepada Randu dan menambahkannya lagi selembar lima puluh ribuan.

"Dua ratus ribu saja Bu Mimin," ujar Randu sambil menyerahkan uang yang bernominal lima puluh ribuan kepada Bu Mimin.

Namun wanita paruh baya yang berprofesi sebagai pedagang sayur keliling itu berkilah dan tetap kekeuh dengan beralasan untuk menambah uang jajan Randu dan kemudian segera berpamitan kepada Randu dan Pak Priyatna yang masih menemani urusan mereka.

Wanita paruh baya itu sengaja melebihkan uang yang disepakati karena terketuk oleh ketulusan hati dan merasa malu karena telah berniat untuk mengambil keuntungan lebih banyak dari seorang anak yang diketahuinya hanyalah anak pungut di keluarga itu.

Randu masih mengantarkan kepergian kedua orang tetangganya itu sampai gerbang pagar dan kemudian menutupnya setelah keduanya berlalu.

Randu masih sempat mencuci tangan dan kakinya sebelum masuk ke dalam rumah bersama Pak Priyatna yang terlihat senang dengan aktivitas anak angkatnya itu.

"Mana duitnya ! bagi dong !" ujar Tiara sambil tersenyum manis sekali.

Sebenarnya ia telah menyaksikan semuanya dari balik jendela kaca dalam rumahnya jadi tahu benar uang yang diterima Randu.

Randu langsung mengeluarkan duit yang diberikan oleh Bu Mimin dari saku celananya dan kemudian memberikan selembar uang nominal ratusan ribu kepada Tiara, namun gadis itu justru mengambil yang sebaliknya.

"Bagian aku itu yang ini," ujar Tiara sambil tersenyum dan memeletkan lidahnya setelah merebut uang seratus lima puluh ribu dari tangan Randu.

Randu pun hanya bisa tersenyum nyengir melihat kelakuan kakak angkatnya itu, dan sama sekali tak memprotesnya.

Sementara Bu Yeni dan Pak Priyatna yang menyaksikan tingkah anak anak mereka itu hanya menyunggingkan senyum mereka. Mereka sangat bahagia mengetahui Randu yang begitu menyayangi dan sangat memanjakan Tiara.

"Mama !" ujar Randu yang kemudian mengagetkan Bu Yeni yang sedari tadi memperhatikannya.

"Iya nak, ada apa ?" jawab Bu Yeni sambil tersenyum.

"Ini uang hasil jual ayamnya," ujar Randu sambil menyerahkan selembar uang ratusan ribu tadi kepada mama angkatnya yang sangat menyayangi dirinya itu.

"Ga apa apa itu kamu simpan saja nak, itu hasil jerih payah kamu nak jadi kamu berhak untuk menikmatinya juga," ujar Bu Yeni yang terharu karena anak angkatnya itu ternyata juga sangat perhatian dan penyayang kepada mereka semua.

"Iya mama terimakasih !" jawab Randu dengan wajah senang, ia kemudian berlalu ke kamarnya dan sebentar kemudian keluar lagi dengan handuk kering melingkar di pundaknya.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!