Cinta beda usia namun murni bukan karena embel embel mencari materi tapi karena kesalahpahaman membuat kisah keduanya harus berakhir tanpa kata selesai. Hana yang merasa kecewa karena penolakan sepihak yang diberikan ibu si pria membuat hana memutuskan pergi membawa buah cintanya bersama pandu. Sementara pandu kelimpungan mencari hana sampai membuat hidupnya berantakan.
Penasaran sama kisahnya?
Yuk mampir, baca dan jangan lupa like serta dukungannya yaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranimukerje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Kehilangan
Pulang dengan rindu yang membuncah. Pandu menaiki taksi bandara dan langsung menuju kost kost'an hana tinggal namun kenyataan hana yang pindah membuat pandu bak disambar petir tanpa hujan. Pandu sempat linglung beberapa saat karena kenyataan yang ia dapat. Pantas saja nomor hana tak aktif sejak seminggu yang lalu dan pandu yang memang sangat sibuk tak menganggap hal itu merupakan hal yang aneh. Fokus pandu saat berada diluar negeri adalah menyelesaikan semua urusannya dengan cepat agar ia bisa kembali secepatnya ke tanah air.
"Ditelpon saja pak, apa hana lupa kabarin pak pandu ya." Teman sebelah kamar hana masih berdiri didepan pintu kamarnya.
"Nomornya ga aktif dari hari selasa kemarin. Saya sibuk sekali seminggu ini jadi ga curiga sama sekali kalau hana akan pergi tanpa pamit begini." Pandu berucap sangat lihir karena ia benar benar shock sekali.
Karena pandu belum bisa mengontrol dirinya, ia memutuskan untuk meminta kunci kamar kost hana pada penjaga kost dan meminta ijin untuk beristirahat disana. Didalam kamar pandu menatap sekeliling dengan tatapan kosong. Bayang bayang hana berkeliaran di kepala pandu, air mata tak bisa dibendung bahkan isakan lihir pandu sampai menggetarkan pundaknya ditambah pandu mendapati sebuah alat tes kehamilan yang ada didalam tong sampah kamar mandi.
Gelisah, kemana hana pergi. Kenapa hana pergi. Masih banyak lagi pertanyaan dalam benak pandu yang menyesakkan dadanya. Kenyataan hana pergi membawa buah cinta mereka yang paling membuat pandu nelangsa. Kehamilan hana memang disengaja oleh pandu agar mereka bisa bersatu tapi nyatanya hana menghilang entah kemana. Saat mendapati alat tes kehamilan itu pandu langsung mengecek semua akun sosial media milik hana bahkan mencoba menghubungi nomor ponsel hana dengan nomor baru tapi lagi lagi kenyataan pahit yang pandu dapatkan. Hana sudah menonaktifkan semuanya, hana pergi dengan sengaja.
"Pasti karena hinaan yang mama lontarkan sampai membuat hana nekat pergi. Apakah hana menggugurkan janinnya? Tapi aku yakin hana tak mungkin setega itu."
Air mata pandu tak berhenti menetes, jiwanya hampa dunianya hancur. Hanya tangis saja yang pandu lakukan untuk meluapkan luka dihatinya.
"Hanya ingin bahagia saja aku harus berjuang sampai begini, padahal hana tak seburuk yang mama tuduhkan. Bahkan anak anak saja nyaman saat bersama dengan hana lalu kenapa mama bisa menilai hana buru. Bahkan mama belum mau mencoba untuk mengenal hana terlebih dulu."
Terus bermonolog sendiri, pandu menyesali kejadian dimana maya menghina hana dengan keterlaluan. Memberi tuduhan tuduhan padahal maya belum sama sekali mau mengenal hana lebih dulu.
.
.
.
Banyak diamnya, apalagi saat pandu mengetahui hana mengundurkan diri secara sepihak bahkan sampai rela membayar denda sebanyak tiga kali gajinya. Seniat itu hana pergi sampai semuanya begitu terencana.
Berusaha mencari? Sudah, pandu mencari hana melalui orang orang yang pandu kenal menjadi teman hana tapi pandu tak melakukannya secara terang terangan karena sampai saat ini pandu tak mempublikasikan dirinya dan hana yang pernah memiliki hubungan spesial.
Satu bulan dua bulan bahkan sampai satu tahun berlalu dalam diam. Pandu tertutup khususnya pada keluarga kecuali ketiga putranya. Bagaimana arga arka dan ardan saat pandu menceritakan kalau hana pergi? Ketiganya kompak menangis dan bersedih dalam waktu yang cukup lama. Khususnya arka yang paling banyak diam dan murung karena diam diam akra yang memiliki sikap pendiam jauh lebih sayang kepada hana.
"Yah"
"Hmm" pandu berdehem saat arka mendekat.
"Apa ga ada kabar tentang kak hana sampai sekarang?"
Deg
Setahun berlalu dan arka masih mengingat hana batin pandu.
Pandu menatap sendu kearah putra keduanya ini.
"Yah, apa ayah ga berusaha cari kak hana lagi?"
Pandu diam tak menjawab, hatinya kembali sakit. Luka yang sebenarnya tak pernah kering kembali dikoyak dan jadi semakin basah.
"Aku rindu kak hana. Rindu sekali." Cicit arka dengan mata berkaca kaca.
Pandu tetap diam tapi air matanya berhasil lolos melewati pipinya.
"Nenek pernah bilang ga suka dengan pacar ayah dan minta ibu kami untuk kembali."
Lagi lagi pandu hati pandu nyeri bak dihantam batu ribuan ton. Tak menyangka kalau anaknya mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
"Kalau boleh, aku mau kak hana saja yang jadi bunda ku. Karena orang yang nenek minta untuk jadi ibu ku entah siapa dan pasti ga sebaik kak hana."
...****************...
senang bgt bikin bumil ngereog 🤣🤣🤣
jadi banyak nih 🤣
Anabelle perempuan ga punya malu
semoga pandu dan Hana bisa mempertahankan keluarga dan anak-anak Dr mak Lampir