NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Tersiksa

Pembalasan Istri Tersiksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor jahat / Menantu Pria/matrilokal / Penyesalan Suami / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: BI STORY

MONSTER KEJAM itulah yang Rahayu pikirkan tentang Andika, suaminya yang tampan namun red flag habis-habisan, tukang pukul kasar, dan ahli sandiwara. Ketika maut hampir saja merenggut nyawa Rahayu di sebuah puncak, Rahayu diselamatkan oleh seseorang yang akan membantunya membalas orang-orang yang selama ini menginjak-injak dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BI STORY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesona Rahayu Dengan Identitas Barunya

Pintu villa yang sudah rapuh itu jebol dengan sekali tendangan. Bukan polisi, bukan pula penyelamat yang datang, melainkan dua sosok wanita yang melangkah masuk dengan wajah penuh kegembiraan yang gila.

​"Jangan dimulai dulu! Mama gak mau melewatkan bagian terbaiknya!" seru Bu Citra sambil tertawa renyah.

Di belakangnya, Santi, adik tiri Rahayu, berjalan dengan gaya angkuh, memegang ponselnya yang sudah dalam mode kamera siap merekam.

​"Kak Rahayu, lihat siapa yang datang," ejek Santi sambil mendekat. Ia meludahi lantai tepat di samping wajah Rahayu.

"Kasihan sekali, ya. Dulu kamu punya segalanya, sekarang kamu hanya sampah di kaki kita."

​Penyiksaan yang sesungguhnya pun dimulai.

​​Atas perintah Andika, kelima preman itu mulai menghujani tubuh Rahayu dengan pukulan dan tendangan. Suara tulang yang retak beradu dengan tawa melengking dari Bu Citra dan Santi. Tidak puas hanya menonton, Bu Citra mendekat dan mendaratkan tamparan keras di wajah Rahayu berkali-kali.

​"Ini adalah penderitaan yang pantas kamu terima!" teriak Bu Citra.

​Santi tak mau kalah. Ia menjambak rambut Rahayu, menyeret kepalanya hingga membentur kaki meja berkali-kali. Rahayu tidak lagi memiliki kekuatan untuk melawan.

Matanya yang bengkak menatap kosong, namun di sisa kesadarannya, ia terus merapalkan sumpah serapah dalam hati.

​Andika kemudian melangkah maju, mengambil sebuah balok kayu yang tergeletak di pojok ruangan. Ia menatap istrinya yang sudah bersimbah darah dan hampir tak bernyawa itu dengan tatapan jijik.

​"Selamat jalan, Rahayu. Sampaikan salamku pada Papa tersayangmu di neraka," desis Andika.

​BRAK!

​Hantaman keras balok kayu itu mengenai tepat di pelipis Rahayu. Tubuh wanita itu tersentak sekali, lalu seketika lemas. Matanya perlahan terpejam, meninggalkan kegelapan yang absolut. Dunia seakan berhenti berputar bagi Rahayu.

​"Aku yakin dia udah mati," ucap Andika sambil memeriksa denyut nadi Rahayu yang hampir tidak terasa.

"Cepat angkat. Kita selesaikan ini sebelum matahari terbit."

​Mereka membawa tubuh Rahayu yang dibungkus karung goni menuju sebuah jembatan tua di atas sungai yang arusnya dalam dan keruh. Warga sekitar tahu benar bahwa sungai itu adalah wilayah terlarang karena dihuni oleh koloni buaya muara yang ganas.

​"Satu... dua... tiga!"

​BYUR!

​Tubuh Rahayu terhempas ke dalam air yang dingin. Riak air yang besar muncul sesaat sebelum tubuh itu tenggelam ditelan arus deras.

​"Sempurna," gumam Bu Citra sambil merapikan pakaiannya.

"Besok gak akan ada sisa dari wanita itu. Buaya-buaya itu akan melakukan tugas mereka dengan baik." ucap Andika.

​Santi terkekeh sambil mematikan rekaman videonya. "Sekarang, semua harta Papa adalah milik kita Mas Andika sayang. Gak ada lagi penghalang."

​Mereka berbalik pergi, meninggalkan sungai sunyi itu tanpa menyadari bahwa di bawah permukaan air yang gelap, tubuh Rahayu tersangkut pada akar pohon besar yang menonjol di pinggiran sungai, melindunginya sejenak dari arus yang lebih dalam.

​Tak jauh dari sana, sepasang mata kuning dari predator air mulai mendekat, namun sebuah sambaran petir tiba-tiba membelah langit, menciptakan dentuman guntur yang menggetarkan air sungai.

​Rahayu belum benar-benar pergi. Di dalam kegelapan kematian yang mengincarnya, api dendam yang dijanjikan ayahnya mulai membakar sisa nyawa yang ada di dadanya.

​Tiga bulan berlalu sejak malam berdarah di mansion, villa tua, dan sungai itu. Sandiwara keluarga Andika berjalan sempurna. Di depan kamera televisi, Andika tampil sebagai suami yang hancur, sementara Bu Citra dan Santi terus memeras air mata buaya demi simpati publik.

Dengan lihainya, mereka mengarahkan opini bahwa hilangnya Pak Rio dan Rahayu adalah ulah mafia bisnis.

​Namun, di balik layar, mereka berpesta. Warisan Pak Rio yang bernilai triliunan kini berada dalam genggaman mereka.

​Di sebuah rumah sakit di kota, seorang wanita terbangun dari koma panjangnya. Wajahnya dibalut perban putih tebal. Matanya yang baru terbuka tidak memancarkan ketakutan, melainkan kekosongan yang dingin dan mematikan.

​Ia adalah Rahayu. Namun, hati Rahayu yang lembut dan penyabar telah mati di dasar sungai malam itu.

​Seorang pria tampan bernama Agung yang menemukannya tersangkut di akar pohon malam itu, masuk ke dalam kamar tempat Rahayu berada.

"Aku di mana?" tanya Rahayu dengan tatapan gelap.

​"Malam itu ada petir," ucap Agung pelan.

"Buaya-buaya itu gak jadi menyentuhmu."

​Rahayu mencoba berbicara, namun tenggorokannya masih terasa terbakar. Ia hanya bisa mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga kukunya melukai telapak tangannya sendiri.

"Kamu siapa Mas?"

"Kenalin, namaku Agung. Aku orang yang menolongmu. Jangan banyak tanya dulu ya, kamu harus benar-benar pulih."

"Namaku Rahayu. Iya, makasih Mas."

"Rahayu, waktu itu mobilku sedang melintas di dekat sungai. Pandangan mataku teralih padamu. Aku sangat shock melihat seorang wanita buta dalam keadaan yang sangat memprihatinkan sedang tergeletak pilu di tepian sungai. Aku segera menolongmu. Rahayu, kenapa hal itu bisa terjadi?"

"Ceritanya panjang Mas."

​Rahayu lalu menceritakan semuanya ketika dirinya sudah semakin pulih. Agung ikut geram mendengarnya. Agung berjanji akan membantu Rahayu untuk membalaskan dendam kepada keluarga psikopat itu.

Rahayu menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk memulihkan fisiknya. Dengan bantuan Agung Rahayu mendapatkan donor mata dan Rahayu siap membangun identitas baru.

​Rahayu tidak ingin mereka mati dengan cepat. Ia ingin mereka merasakan kehilangan yang perlahan, seperti oksigen yang ditarik sedikit demi sedikit dari paru-paru.

​Andika akan kehilangan kehormatan dan kejantanannya.

​Santi akan kehilangan kecantikan dan popularitas yang sangat ia puja.

​Bu Citra akan kehilangan harta dan kewarasannya.

PADA SUATU MALAM

​Pesta Peresmian "Rio Group" yang Baru

​Malam itu, di aula mewah hotel berbintang, Andika mengadakan pesta besar untuk merayakan pengambilalihan penuh perusahaan Pak Rio. Ia tampak gagah, berdiri di samping Santi yang kini terang-terangan bertingkah seperti nyonya rumah, mengabaikan statusnya yang merupakan adik tiri Rahayu.

​"Terima kasih atas dukungan kalian," ucap Andika dengan senyum kemenangan di depan para kolega bisnis.

​Pintu aula terbuka lebar. Semua mata tertuju pada sepasang manusia yang melangkah masuk dengan aura yang begitu mendominasi. Agung mengenakan setelan tuksedo hitam yang elegan, sementara di lengannya, seorang wanita berdiri dengan keanggunan yang dingin.

​Wanita itu mengenakan gaun silk merah darah yang memeluk tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya disanggul modern, dan separuh wajahnya tertutup topeng mata bertahtakan berlian. Namun, yang paling mencolok adalah tatapan matanya tajam, jernih, dan penuh rahasia.

​"Siapa mereka?" bisik para tamu undangan.

​Andika menghentikan pidatonya. Ia merasa debaran aneh di dadanya, seperti ada alarm bahaya yang berbunyi jauh di dalam sanubarinya. Namun, melihat Agung, ia segera memaksakan senyum lebar.

​"Ah, ini dia! Tamu kehormatan kita," seru Andika melalui mikrofon.

"Putra tunggal dari Pak Rangga Adiguna, pemilik Artha Finance. Selamat datang, Mas Agung Adiguna!"

​Agung menjabat tangan Andika dengan remasan yang sedikit terlalu kuat, membuat Andika meringis kecil.

"Selamat atas peresmiannya, Andika. Kenalkan, ini tunanganku... Ayu."

​Rahayu yang kini menggunakan nama Ayu mengulurkan tangannya yang terbungkus sarung tangan renda hitam. Andika mencium punggung tangannya, tidak menyadari bahwa wanita di depannya adalah orang yang ia siksa hingga sekarat enam bulan lalu.

​"Senang bertemu denganmu, Pak Andika," suara Ayu terdengar serak namun merdu, hasil dari pita suara yang sempat rusak namun pulih dengan karakter yang berbeda.

"Sepertinya anda sangat menikmati... 'warisan' ini ya Pak?" ucap Ayu sembari memegang lengan Andika.

​Santi mendekat dengan wajah penuh kecemburuan. Sebagai wanita yang haus perhatian, ia merasa kecantikannya tenggelam oleh kehadiran Ayu.

"Tunangan Mas Agung cantik sekali ya, tapi sayang wajahnya ditutup topeng. Apa ada luka yang disembunyikan?" ejek Santi dengan nada manis yang berbisa.

​Ayu tersenyum tipis, sebuah senyuman yang tidak sampai ke mata.

"Hanya sebuah pengingat, mba. Bahwa terkadang, apa yang terlihat di permukaan tidak selalu sama dengan apa yang ada di bawahnya. Sama seperti sungai yang tenang... terkadang di dalamnya ada predator yang menunggu."

​Santi tersentak. Kalimat itu terasa sangat familiar, namun ia segera menepis rasa takutnya.

"Mas Agung, kok bisa kenal sama perempuan ini? Setahu saya Mas Agung lama di luar negeri."

​"Oh, kita bertemu di tempat yang sangat berkesan," jawab Agung sambil melirik Ayu dengan penuh arti.

​Acara berlanjut dengan sesi dansa. Agung membawa Ayu ke tengah lantai dansa, tepat di samping Andika dan Santi.

​"Rencanamu mulai berjalan," bisik Agung di telinga Ayu.

​"Ini baru permulaan, Gung," sahut Ayu dingin.

"Malam ini, aku akan memberikan mereka 'hadiah' pertama."

​BERSAMBUNG

1
Ariany Sudjana
ini ga ada ceritanya gimana agung bisa menemukan Rahayu? tahu-tahu Rahayu sudah sadar dari koma
Anonymous: ada kak baca lagi di episode 30
total 1 replies
Anonymous
makin seru thor pembalasan dendam dimulai
Ara putri
semangat nulisnya kak.
jangan lupa mampir juga keceritaku PENJELAJAH WAKTU HIDUP DIZAMAN AJAIB🙏
Ariany Sudjana
semoga ada yang datang menyelamatkan Rahayu dan pak Rio
Ariany Sudjana
he citra kamu beneran yah iblis berwujud manusia, sudah jelas kamu salah, masih juga mau berkelit dan mau membunuh pak Rio, jangan coba-coba kamu yah citra. sudah pa Rio bawa saja semua orang yang terlibat dalam penganiayaan Rahayu, biar hukum dunia bawah yang bertindak
Anonymous
makin gregetan thor
Ariany Sudjana
mampus kalian Andika dan citra, siap-siap saja kalian menghadapi papanya Rahayu
Anonymous
apa yg akan terjadi selanjutnya😍
Anonymous
seruu
Anonymous
mkin seru👍
Anonymous
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!