NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:366k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebohongan Samuel

Pagi-pagi sekali, Edward sudah bersiap untuk ke rumah sakit menemui Nana. Namun, baru saja hendak berangkat, keberadaan Samuel didepan pintu rumahnya membuat Edward terpaksa menunda rencananya lagi.

"Kamu ingin pergi, Ed?" tanya Samuel.

"Iya. Aku harus ke rumah sakit untuk menemani Nana," jawab Edward seraya mengembuskan napas dengan kesal.

"Bisa berangkatnya nanti saja?"

"Memangnya, ada apa?"

"Ada hal penting yang ingin aku diskusikan dengan kamu."

"Tentang?"

"Kita bicara didalam saja, Ed. Ya?" bujuk Samuel.

Terpaksa, Edward mempersilakan teman baiknya itu untuk masuk. Dari ekspresi wajahnya, Samuel tampak benar-benar serius.

"Silva dimana?" tanya Samuel.

"Masih tidur. Dia sedang tidak enak badan," jawab Edward.

"Syukurlah!"

Samuel mengembuskan napas lega. Untungnya, Silva masih tidur. Jadi, Samuel tak perlu merasa malu untuk bercerita kepada Edward.

"Ed, aku butuh bantuan."

Samuel memikirkan tentang masalah ini hampir semalaman. Tidak ada jalan keluar bagi dirinya.

Uang ratusan juta yang harus dia ganti, tidak mungkin bisa Samuel dapatkan dari orang lain. Mustahil, ada yang mau memberinya pinjaman. Kalaupun ada, pasti ada perjanjian yang harus Samuel penuhi.

Solusi satu-satunya yang bisa Samuel dapatkan hanyalah meminta bantuan kepada Edward. Hanya Edward yang bisa memberinya hutang ratusan juta tanpa perlu menandatangani perjanjian apapun.

"Bantuan apa?"

"Aku... dipecat," ucap Samuel.

"Apa!?" pekik Edward tak percaya. "Bagaimana bisa?"

Samuel menghela napas berat. Wajahnya dia buat semenyedihkan mungkin.

"Seseorang telah menjebakku, Ed. Dia menuduhku melakukan penggelapan dana proyek. Dan, bos bilang, jika aku tak bisa mengembalikan uang itu dalam waktu dua minggu, maka aku akan dijebloskan ke dalam penjara."

"Kamu tidak berusaha untuk membela diri?"

"Sudah ku lakukan tapi nggak ada gunanya, Ed," jawab Samuel berpura-pura frustasi. "Aku benar-benar terjepit. Nggak ada jalan keluar kecuali terpaksa mengakui segalanya."

"Jadi?"

"Tolong pinjami aku uang lima ratus juta!"

Edward mengepalkan tangannya dengan erat. Dia merasa kesal karena Nana membiarkan Samuel dipecat. Ditambah lagi, Samuel diberhentikan akibat adanya jebakan dari pihak ketiga.

Selain itu, uang lima ratus juta yang diminta Samuel juga membuatnya pusing. Kemarin, Silva juga meminta nominal yang sama kepadanya.

Apa orang-orang ini berpikir bahwa Edward adalah gudang uang yang bisa dimintai uang kapan saja dengan nominal berapa saja?

"Aku akan bicara dulu sama Nana. Dia yang membantu kamu masuk ke sana. Jadi, dia pasti bisa membujuk bos besar untuk nggak memecat kamu."

"Nggak perlu," geleng Samuel. "Nana sudah tahu, Ed."

"Lalu, apa tanggapannya?"

Samuel menggeleng dengan tampang memelas.

"Mungkin, karena kalian akan bercerai, Nana jadi menyimpan dendam dan juga ikut menyalahkan aku."

"Nana!!" Edward menggeram kesal. Nana benar-benar sudah kelewatan.

Meskipun, Nana marah pada Edward, seharusnya perempuan itu menargetkan Edward saja. Kenapa harus menyeret Samuel segala?

"Ed, nggak usah memikirkan soal Nana. Aku sudah memaafkan dia, kok. Yang terpenting sekarang, kamu harus bantu aku. Pinjami aku lima ratus juta. Ya?" bujuk Samuel.

Edward tak berkata sepatah kata pun. Ponsel dia keluarkan dari saku celananya kemudian mentransfer sejumlah uang ke rekening Samuel.

Begitu Samuel memeriksa rekeningnya, pria itu langsung tersenyum senang.

"Terimakasih, Ed. Kamu memang sahabatku yang paling baik."

Setelah Samuel pulang, Edward kembali melanjutkan niatnya untuk pergi ke rumah sakit. Dia ingin bertanya langsung kepada Nana tentang masalah ini.

Jika benar bahwa Nana mengetahui soal penjebakan Samuel dan Nana hanya diam saja, maka kali ini Edward akan benar-benar sangat kecewa kepada perempuan itu.

"Nana!" seru Edward begitu memasuki ruangan.

Nana yang sedang asyik bermain game di ponselnya sontak menoleh.

"Ngapain ke sini?" tanya Nana dengan nada cuek. Ia tetap fokus bermain game dan memperlakukan Edward layaknya orang yang tak berkepentingan.

"Apa kamu tahu soal pemecatan Samuel?" tanya Edward.

"Ya," angguk Nana. Matanya tetap fokus pada layar ponselnya. Seolah-olah, apa yang dikatakan Edward bukanlah hal yang berarti.

Grep!

Edward merebut ponsel Nana. Benda pipih itu kemudian dia lemparkan ke sofa panjang yang ada di ruangan tersebut.

"HPku!" pekik Nana kesal. "Ed, kamu ngapain sih?" protesnya dengan mata mendelik.

"Aku lagi bicara serius, Na!"

"Bukan urusanku."

Tatapan mata Nana begitu sengit. Dia memperlakukan Edward seperti musuh besar yang harus dia habisi.

Kehangatan yang dulu selalu terpancar di sepasang matanya jika sedang menatap Edward kini berganti dingin, sedingin kutub utara.

Namun, bukan hal itu yang harus Edward risaukan sekarang. Masalah Samuel jauh lebih penting.

"Kenapa kamu biarkan Samuel sampai dipecat?"

"Karena dia memang pantas."

"NANA!"

Edward menghardik dengan suara yang begitu keras. Sepersekian detik berikutnya, dia baru tersadar jika dirinya sedikit keterlaluan.

Tidak seharusnya dia meneriaki Nana sekeras itu. Karena, yang Edward dapatkan justru kebencian yang semakin mendalam di sepasang mata indah milik Nana.

"Samuel nggak punya salah apapun sama kamu, Na! Nggak seharusnya, kamu menargetkan dia juga. Kalau mau marah atau balas dendam, seharusnya kamu cari aku saja. Jangan kekanak-kanakan seperti ini!"

"Tuan Edward ngomong apa, sih?" tanya Nana tak mengerti. "Memangnya, siapa yang menargetkan Samuel, hah? Aku? Cih! Buat apa? Tanpa aku ganggu pun, laki-laki pecundang itu memang sudah dalam masalah."

"Aku kenal Samuel sejak jaman kuliah. Dia laki-laki yang baik dan jujur. Kamu nggak seharusnya menjebak dan memfitnah dia, Na."

"Aku menjebak dia?" Nana tersenyum tak percaya. "Nggak salah?"

"Aku tahu kalau kamu yang sengaja membayar seseorang untuk menjebak Samuel. Iya, kan? Dan, akibat perbuatan kamu, Samuel sekarang dipecat dan dipaksa membayar uang sebesar lima ratus juta oleh perusahaan."

"Aku nggak pernah melakukan itu."

"Jangan bohong!" tukas Edward dengan mata melotot.

Nana menyesal. Tidak seharusnya dia membela diri dihadapan Edward. Memangnya, sejak kapan Edward mau percaya kepadanya?

Sejak dulu sampai sekarang, Edward hanya mempercayai Samuel, Andro, dan Silva saja. Apapun yang dikatakan Nana, tidak akan pernah membuat Edward jadi membela Nana.

"Terserah Tuan Edward mau percaya atau tidak."

Edward tertegun mendengar jawaban Nana. Begitu saja?

Nana tidak berusaha untuk membela diri seperti sebelum-sebelumnya?

Entah kenapa, perasaan Edward jadi tidak tenang. Perasaan tak nyaman mulai menyusupi hatinya.

"Jadi, benar kalau kamu yang sengaja menjebak Samuel?"

"Mungkin," sahut Nana seraya tersenyum dingin.

Hal itu membuat Edward semakin tidak tenang. Sosok Nana yang sekarang sudah sangat berbeda dengan sosok Nana yang dulu Edward kenal.

"Kamu harus meminta maaf sama Samuel!"

"Nggak mau," tolak Nana cepat.

"Kamu harus minta maaf, Na!"

"Nggak." Nana bersikeras pada pendiriannya.

Hening sejenak. Hanya deru napas keduanya yang terdengar memburu karena emosi yang sama-sama naik.

"Aku akan telfon Samuel sekarang. Kamu harus minta maaf sama dia, Na!"

"Sudah ku bilang kalau aku nggak mau."

"Kamu sudah dewasa, Na! Sudah seharusnya kamu bertanggungjawab atas perbuatan kamu. Minta maaf nggak akan bikin harga diri kamu jadi jatuh."

Gigi Nana mulai bergemelatuk. Perempuan itu benar-benar marah kepada Edward.

"Nana nggak memiliki kewajiban apapun untuk meminta maaf sama pecundang itu!" teriak Rossa yang masuk ke dalam ruangan dengan wajah marah.

"Nana sudah..."

"Baca ini baik-baik, Tuan Edward!" Rossa memberikan beberapa lembar kertas ke tangan Edward.

"Itu semua adalah bukti penggelapan dana yang sudah sahabat baik Tuan Edward lakukan di perusahan keluargaku. Tidak hanya itu, ada laporan absen karyawan yang bisa Tuan Edward periksa juga. Disana, semuanya terlihat jelas kalau si pecundang itu juga sering datang terlambat dan bolos kerja sesuka hatinya."

Dengan teliti, Edward membaca semua itu. Penyesalan seketika menghantam kepalanya bak sebuah batu besar.

Dia sudah salah menuduh Nana.

"I-ini... apa ini semua benar?" tanya Edward dengan syok.

"Kalau Tuan Edward nggak percaya, bisa Tuan Edward periksa secara langsung ke perusahaan. Bahkan, bukti CCTV juga bisa Tuan Edward akses jika Tuan Edward masih kurang yakin," sahut Rossa.

Reflek, Edward langsung menatap Nana dengan perasaan bersalah. Dia benar-benar sudah melakukan kesalahan yang fatal.

"Masih untung sahabat Tuan Edward hanya kami mintai ganti rugi. Kalau masalah ini sampai kami bawa ke ranah hukum, Anda pikir, teman Anda itu masih bebas kemana-mana?"

Edward meremas kertas ditangannya kuat-kuat. Dia dan Samuel sudah lama bersahabat. Tak ia sangka, Samuel tega membohonginya sampai seperti ini.

"Tolong sampaikan pada teman baik Tuan Edward itu!" lanjut Rossa. "Katakan padanya, bahwa sekalipun Nana sudah keluar dari rumah Anda, tapi Nana nggak akan sampai jual diri hanya demi membeli makanan dan tempat tinggal. Masih ada aku yang sanggup menghidupi Nana. Jadi, minta si pecundang itu untuk berhenti bermimpi tentang membayar untuk meniduri Nana!"

"Apa?" pekik Edward dengan suara tercekat.

"Oh, si pecundang itu nggak ngadu soal itu, ya?" Rossa tersenyum sinis. "Beberapa hari yang lalu, Samuel berkata ingin membeli Nana untuk semalam."

Kata-kata provokasi dari Rossa sontak membuat Edward tak bisa menahan diri lagi.

1
Sulati Cus
cerita yg bagus walaupun ada typo dikit
Memyr 67
𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗌𝗂𝗁 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾?
Memyr 67
𝖺𝗅𝗂𝗄𝖺 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇 𝖺𝗍𝖺𝗎 "𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝗋𝖺𝗌" 𝗁𝖺𝗋𝗍𝖺 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗈𝖻𝖺𝗍. 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗋𝗂𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖻𝗈𝗁𝗈𝗇𝗀𝗂 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗅𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖺𝗐𝖾𝗍 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖽𝖺𝗇𝗂 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖻𝖺𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺.
Memyr 67
𝗂𝗇𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗂𝗄𝗎𝗍?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗂𝗍𝗎 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾? 𝖺𝖽𝖺 𝗁𝗎𝖻𝗎𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗉𝖺 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾 𝖽𝖺𝗇 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖾𝖻𝗎𝗍 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝖻𝖾𝗋𝗌𝗂𝗄𝖺𝗉 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺.
Memyr 67
𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝖻𝖺𝗇𝗍𝗎𝖺𝗇 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗋𝗂𝗅𝗂𝗎𝗇𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇.
Memyr 67
𝗌𝖾𝗍𝗎𝗃𝗎 𝖺𝗄𝗎, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖽𝗂𝗍𝗎𝗋𝗎𝗇𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗉𝗈𝗌𝗂𝗌𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝗂 𝖽𝗂 𝗉𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺𝖺𝗇.
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗌𝖺𝖽𝖺𝗋 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝗈𝖿𝗈𝗁?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗄𝗎𝗂 𝗇𝖺𝗇𝖺 𝗒𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗁𝖾𝖻𝖺𝗍, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺? 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗒𝗀 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖽𝗂 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝗒𝖺? 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗒𝖺𝗇𝖺, 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗁𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗅 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽. 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗅𝖺𝗅𝗎, 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗅𝗂𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗐𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗅𝗂.
Evy
Dapat ATM zonk...emang enak?
Evy
Teman yang tidak tahu diri memang harus digituin...
Evy
Apa Silva pura pura hamil ya...
Evy
Pasti ketemu mantan tuh...
Evy
Uang yang sudah dipinjam Samuel... mungkin tak akan dikembalikan... yang ada. cuma capek nagihnya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!