"Aku mau kita bercerai mas!." ucap Gania kepada Desta dengan sangat lantang.
"Aku dan adikmu tidak mempunyai hubungan apa-apa Gania?." Desta mencoba ingin menjelaskan namun Gania menolak.
"Tidak ada apa-apa? tidur bersama tanpa sehelai kain apapun kamu bilang tidak ada hubungan apa-apa, apa kamu gila?."
"Bagaimana kita akan bercerai, kamu sedang hamil?."
"Aku akan menggugurkan anak ini!." Gania yang pergi begitu saja dari hadapan Desta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
"Di mana dia? ayah juga ingin melihatnya." ucap tuan Maxim yang juga penasaran dengan laki-laki yang bernama Paijo.
"Dia ada di depan rumah yah." ucap Gania.
Tuan Maxim seketika berjalan keluar dari dalam rumah untuk mencari keberadaan Paijo dengan di ikuti Gania di belakangnya.
"Di mana dia?." tanya tuan Maxim lagi sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
Saat tuan Maxim dan Gania sedang mencari sosok Paijo, kini datanglah pak Joko selaku suami dari mbok Yem dari arah gudang.
"Joko." panggil tuan Maxim. "Namamu Joko kan?."
Pak Joko yang mendapat panggilan dari majikannya seketika berjalan mendekat."Iya tuan."
"Di mana Paijo?."
"Paijo? Paijo sedang berada di dalam gudang tuan, untuk merapikan gudang." jawab pak Joko.
"Suruh dia ke sini sekarang." perintah tuan Maxim.
"Baik tuan." pak Joko seketika berjalan pergi kembali ke gudang untuk memanggil putranya.
"Paijo.. Paijo.." panggil pak Joko.
Paijo yang sedang merapikan beberapa besi seketika menoleh. "Nggeh pak, ada apa?." tanya Paijo.
"Kamu di panggil tuan Maxim, dan di suruh menghadap ke sana."
"Loh.. lha ada apa pak?." Paijo yang seketika terkejut, pasalnya baru saja sehari bekerja, ia sudah di panggil oleh majikan kedua orang tuanya.
"Ndak ngerti aku, sudah langsung kesana saja, ndak usah lama-lama, sudah di tunggu." pak Joko yang menyuruh Paijo segera menemui tuan Maxim.
"Njih pak." Paijo seketika meletakan besi yang ia pegang, lalu mengibaskan tangannya dari debu.
Kini pak Joko dan Paijo berjalan keluar dari dalam gudang secara bersamaan, sambil berjalan menuju ke arah tuan Maxim dan juga Gania.
"Iya tuan.. tuan memanggil saya." Paijo yang sedikit menunduk berdiri di depan tuan Maxim dan juga Gania. Sedangkan pak Joko berdiri di belakang putranya sambil menunduk.
Tuan Maxim yang melihat wajah Paijo seketika menjadi percaya dengan ucapan putrinya. Memang benar Joko benar-benar mirip dengan Desta mantan menantu yang menyakiti putrinya.
"Benar kan yang Gania katakan.. Gania tidak salah lihat, ayah." ucap Gania secara pelan di samping ayahnya.
Tuan Maxim yang mendengar ucapan putrinya hanya diam. "Apa kamu yang namanya Paijo?." tanya tuan Maxim.
"Njih tuan.. saya Paijo." jawab Paijo dengan sangat sopan.
"Siapa nama panjang mu?." tanya tuan Maxim lagi.
Gania yang mendengar ayahnya bertanya soal nama panjang Paijo seketika menatap ke arah sang ayah.
"Nama panjang saya.. Paijo Wicaksono tuan." jawab Paijo.
"Apa benar kamu anak kandung pak Joko dan mbok Yem?."
"Njih tuan.. saya anak satu-satunya pak Joko dan mbok Yem." jawab Paijo dengan nada yang begitu lembut dan pelan.
Gania yang melihat logat Paijo bisa menyimpulkan bahwa Paijo dan Desta sangat lah beda dari segi tutur kata dan perilaku, walaupun mempunyai wajah yang sama. Paijo tampak lemah lembut, mungkin karena asalnya dari jawa, pikir Gania.
"Ya sudah kalau begitu, kembali lah bekerja, saya hanya ingin melihat kamu pertama kali bekerja di rumah saya." ucap tuan Maxim.
"Njih tuan.. permisi." Paijo seketika sedikit menunduk untuk memberi hormat lalu membalikan tubuhnya untuk kembali ke gudang.
Tuan Maxim seketika kembali masuk ke dalam rumah dengan di ikuti Gania di belakangnya. "Ayah merasa ada yang aneh." ucap tuan Maxim lalu duduk di sofa ruang tamu.
Gania seketika juga menjatuhkan tubuhnya untuk duduk di depan sang ayah. "Maksud ayah apa?." tanya Gania.
"Ayah tidak asing dengan laki-laki itu?."
"Maksud ayah, Paijo?."
"Hem.. siapa lagi?." tuan Maxim yang menatap ke arah putrinya.
"Siapa tahu pak Joko.. Gania juga merasa aneh yah.. tapi itu mungkin hanya perasaan Gania saja, karena Paijo sangat mirip dengan mas Desta."
"Ada bedanya." sahut tuan Maxim.
"Iya.. dari segi logat mereka berbeda yah. Ya mungkin karena Paijo orang jawa. Bahkan tutur kata dan perilaku sangat berbeda dengan mas Desta."
"Bukan itu." sangkal tuan Maxim.
"Lalu?." tanya Gania. "Gania tidak melihat perbedaan apapun dari Paijo dan mas Desta. Dari wajah, warna kulit, dan bentuk badannya sama, bahkan rambutnya pun sama. Kok bisa ya mereka begitu sama."
"Itu yang ayah maksud. Jika mereka hanya sekedar mirip, tidak mungkin sepersis itu, Gania. Mereka hampir sama."
"Lalu maksud ayah, Paijo dan mas Desta kembar?."
"Entah lah.. tapi ada yang menjanggal.. ayah ragu jika dia memang Paijo, pasalnya Paijo memiliki.."
Sebelum tuan Maxim melanjutkan ucapannya tiba-tiba mbok Yem datang sambil membawakan minuman dan beberapa cemilan kepada tuan Maxim dan juga Gania.
Di gudang. Paijo kembali melakukan aktifitasnya untuk membersihkan gudang. Sedangkan pak Joko hanya berdiri sambil menatap ke arah putranya.
"Bapak itu bingung le.. tuan Maxim memanggilmu hanya untuk menanyakan nama panjang mu saja?."
"Ya karena Paijo ini pegawai baru di sini pak, mungkin tuan Maxim ingin melihat Paijo karena Paijo adalah tukang kebun baru di rumah ini." ucap Paijo tanpa menoleh ke arah Bapaknya. "Yang penting kan Paijo tidak melakukan kesalahan apa-apa." lanjut Paijo.
"Iyoo le.. tadi bapak takut, nek kamu kena marah. Yawes, bapak nyapu halaman belakang dulu, kamu lanjut saja." pak Joko yang menepuk pundak Paijo.
"Njih pak."
Paijo yang melihat bapaknya sudah pergi keluar dari gudang seketika menyenderkan tubuhnya pada tembok sambil menatap ke arah jendela gudang.
"Ternyata kamu tidak berubah, Gania. Bahkan kamu semakin cantik sekarang. Dua tahun aku merelakan mu menikah dengan Heksa adikku, aku mengikhlaskan mu untuk menikah dengan Heksa, karena Heksa bilang sangat mencintaimu dan akan menjagamu, tetapi justru Heksa malah menyakitimu dan menyia-nyiakan mu." ucap Paijo pelan.
"Seharusnya aku yang menikah dengan mu, seharusnya aku yang berada di samping mu, bukan Heksa. Maafkan aku jika selama ini telah membohongimu, Gania. Namun perasaan ku tetap sama, aku masih sama seperti Desta yang dulu, yang tetap mencintaimu."
Paijo terus merenung di dalam gudang, dan mengingat kejadian dua tahun yang lalu, saat ia melihat Heksa dan Gania menikah di sebuah gedung yang sangat mewah. Paijo bisa melihat senyum Gania yang begitu bahagia kala itu saat menikah dengan Heksa.
"Apakah senyum mu tetap sama, jika kamu mengetahui dua tahun yang lalu, jika laki-laki di samping mu saat menikah adalah Heksa bukan lah Aku, yaitu Desta." ucap Paijo lagi.
.
.
.
Ada yang bingung dengan cerita bab ini?
Tulis di kolom komentar kalau bingung 😂
Up lagi nanti malam, kalau ndak hujan. Hehehe..
banysk yg antri.