Risty Azalea, gadis cantik yang berasal dari keluarga sederhana bertekad merubah hidupnya menjadi wanita yang sukses dan dihormati semua orang, tapi siapa sangka kisah asmaranya tidak semulus karirnya saat ini. Dia malah jatuh cinta pada Bima Arya Dalwyn, seorang laki-laki menyebalkan dan bermulut tajam yang tidak menyukainya sama sekali. Penasaran kan bagaimana lika-liku perjalanan kisah cinta mereka? Yuk ikuti terus kisah mereka, jangan lupa beri like dan komen ya kesayangan!😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocha Zain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11.Masa Lalu
"Boss!" panggil Yona ragu-ragu.
Seketika Risty menoleh kearah ketiga laki-laki yang baru masuk kedalam ruangannya. Wajahnya yang cantik dan seksi terlihat begitu menarik saat diterpa angin dari luar Jendela.
"Deg, deg, deg, deg.."
Jantung Risty berdegup kencang saat kedua matanya bertemu dengan kedua mata orang yang selama ini dia rindukan.
Dia berjalan mendekati mereka.
"Kamu!" ucap Risty dan Erlangga bersamaan.
"Kalian saling kenal?" Bima mengerutkan keningnya dan memandang Risty dan kakaknya bergantian.
Keduanya sama-sama terdiam, ada perasaan aneh yang tak bisa diungkapkan. Hati mereka sama-sama bergemuruh dan terselip perasaan bahagia didalamnya. Kemudian Risty membuka suaranya.
"Kami tidak saling mengenal tapi kami pernah kebetulan bertemu," Risty mengalihkan pandangan dan mempersilahkan mereka untuk duduk, "Mari silahkan duduk!"
"Maaf ada urusan apa Tuan Bima sampai datang ke kantor saya?" Risty memasang mode tegasnya.
"Sebelumnya perkenalkan, dia adalah Erlangga Putra Aryarajasa Presdir di Perusahaanku dan sekaligus kakakku," ucap Bima memperkenalkan.
"Oh S**l! Pantas wajah Bima begitu familiar saat awal bertemu, ternyata mereka bersaudara!" ucap Risty dalam hati.
Risty mengulurkan tangannya didepan Erlangga untuk memperkenalkan diri.
"Saya Risty Azalea Adhytama, senang berjumpa dengan anda Pak Presdir!" Risty tersenyum manis dan Erlangga membalas senyuman manis Risty.
Kedua tangan yang bertautan itu sama-sama terasa dingin dan sedikit bergetar.
"Panggil Kak Angga saja Nona, selain Presdir saya juga kakak ipar anda," Erlangga tersenyum lagi dan Risty pun mengangguk.
"Jadi kalian sudah pernah bertemu tapi tidak tahu nama kalian masing-masing?" tanya Bima penasaran.
"Kami hanya kebetulan saja bertemu dan tidak sempat menanyakan nama," ujar Erlangga.
"Nona Risty, kedatangan saya kesini untuk meminta maaf atas kesalahan fatal CEO perusahaan kami, dia sangat ceroboh dan tidak bertanggungjawab. Saya mohon anda mempertimbangkan lagi perpanjangan kerjasama yang sudah dibangun bertahun-tahun lalu, tolong berikan perusahaan kami kesempatan nona," Erlangga memohon.
Risty juga berfikir, saat itu dia hanya ingin memberikan pelajaran pada suaminya agar tidak bertindak semaunya. Dia tidak ingin papa maupun ayah mertuanya mendengar konflik mereka berdua dan akhirnya curiga dengan hubungan mereka selama ini.
"Saya menghargai usaha dan tanggungjawab anda Pak Presdir, saya menerima permintaan anda untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan anda lagi karena hubungan kerjasama ini tidak hanya menyangkut dua perusahaan tetapi menyangkut hubungan kedua keluarga,"
"Baik, terimakasih sudah memberi kesempatan untuk perusahaan kami nona! Kami janji tidak akan melakukan kesalahan lagi," ucap Erlangga penuh keyakinan.
"Ohh iya, Pak Presdir tolong CEO anda diajarkan etika dan rasa tanggungjawab terlebih dahulu, agar dikemudian hari tidak bertindak sesukanya," ucap Risty dengan nada ketus sembari memandang sinis wajah Bima.
Bima hanya nyengir sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Anda jangan khawatir nona, saya akan memberikan pelajaran untuk bocah tengil ini," ejek Erlangga dan Bima hanya menjulurkan lidahnya di depan kakaknya.
Setelah berkas-berkas mereka telah selesai dibereskan, akhirnya mereka bisa bersantai tanpa ketegangan lagi.
"Bagaimana kabar mommy dan daddy kak?" Bima basa-basi.
"Alhamdulillah mereka sehat, mommy dan daddy menyuruhmu pulang akhir pekan untuk makan malam bersama, mommy sangat merindukanmu!" jawab Erlangga.
"Baiklah kak, lusa aku akan pulang ke rumah!"
"Jangan lupa ajak sekalian istrimu!"
"Ris, kamu mau kan ikut pulang ke rumah?" tanya Bima pada Risty.
"Iya aku mau," Risty tersenyum manis.
"Baiklah kalau begitu saya dan Bima permisi kembali ke kantor dulu Nona Risty, Terimakasih atas jamuan anda!" pamit Erlangga.
"Jangan sungkan Kak Angga, saya hanya melakukan yang semestinya saja,"
Setelah ketiga laki-laki itu meninggalkan kantor Risty, Yona begitu menunjukkan ekspresi wajahnya dengan heboh. Meluapkan sesuatu yang daritadi dia tahan.
"Boss, Boss! Ya ampun Boss, selama ini dia berada di dekatmu tapi kamu tidak menyadarinya, Boss apakah ini yang dinamakan jodoh! Kalian akhirnya bisa bertemu kembali, aku ikut seneng Boss," ucap Yona dengan heboh seperti seorang gadis SMA yang sedang menjodohkan teman sebayanya.
*Flashback On
Kejadian itu terjadi saat satu tahun lalu.
Seperti biasa Risty Jogging pagi-pagi di Taman kota tak jauh dari mansion papanya, saat dia duduk di kursi di depan sebuah minimarket. Dia melihat dari arah yang berlawanan seorang pengendara motor melajukan motornya dengan ugal-ugalan. Tak disangka seseorang laki-laki berparas blasteran keluar dari minimarket dan berjalan menyebrang jalan raya.
Dan tiba-tiba..
"Braaakkkk!!!!"
"Aaahhhhhhh!!" teriak Risty dan laki-laki itu bersamaan.
Si pengendara motor itu jatuh ke aspal bersamaan dengan Risty yang jatuh disamping jalan bersama laki-laki yang hampir tertabrak oleh si pengendara motor.
Risty menarik tangan laki-laki itu, karena ketidaksiapkan sang laki-laki ditarik paksa Risty, sontak laki-laki itu terjatuh dan menimpa Risty.
Seperkian detik mata mereka saling memandang, mengagumi didalam hati mereka masing-masing.
"Ayo, angkat laki-laki itu dan bawa ke rumah sakit!" suara teriakan orang-orang membuyarkan tatapan mereka.
"Aahhh maaf nona," Erlangga bergegas berdiri dan memegang tangan Risty untuk membantunya berdiri juga.
Dua orang warga menghampiri mereka dan menanyakan keadaan Erlangga dan Risty.
"Apa kalian tidak apa-apa?" tanya salah satu warga.
"Kami baik-baik saja Pak! Anda jangan khawatir!"
"Syukurlah kalau begitu," ucap kedua warga itu kemudian pamit dari hadapan mereka.
"Terimakasih sudah membantu saya nona," ucap Erlangga dengan tulus.
"Tidak apa-apa kak, hanya kebetulan saja!" Risty tersenyum.
"Apa yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikanmu nona? Kalau bukan karenamu aku sudah ditabrak laki-laki tadi,"
"Sudah jangan pikirkan lagi kak! Saya ikhlas membantumu,"
Dering ponsel Erlangga membuat percakapan mereka terhenti.
Erlangga sedikit menjauh dan menerima panggilan dari ponselnya.
Setelah dia menerima panggilan itu, dia terburu-buru pamit pergi.
"Nona, maaf saya harus bergegas pergi dulu, aduhh maaf saya juga lupa tidak membawa kartu nama," ucapnya dengan nada menyesal.
"Sudah saya katakan jangan dipikirkan lagi kak! Saya ikhlas memberi bantuan tadi, Kalau kita ada takdir bertemu pasti akan bertemu lagi!" Risty tersenyum manis dan membuat hati Erlangga tiba-tiba merasakan sebuah getaran aneh.
"Baiklah kalau begitu, saya tinggal dulu ya non," pamit Erlangga pada Risty disertai anggukannya.
Sesaat setelah Erlangga tak terlihat lagi, Risty melihat sesuatu berkilauan di atas tanah. Dia penasaran dan mengambil benda itu yang ternyata sebuah cincin polos berwarna silver.
Didalam cincin itu terukir nama "NAYA" dengan gambar love disamping nama itu.
Risty langsung tahu jika laki-laki yang baru ditemuinya itu sudah bertunangan.
Risty menyimpan cincin itu didalam dompet pribadinya dan berniat mengembalikan jika ditakdirkan bertemu kembali .
***
Satu Minggu telah berlalu setelah kejadian di area taman kota tempo hari.
Risty sendirian tanpa Yona, dia berada di cafe favoritnya seusai pulang kerja pada hari Sabtu. Sedangkan Yona menghabiskan waktunya bersama kekasihnya.
Tak disangka dia bertemu lagi dengan Erlangga yang sudah berada disana terlebih dahulu.
"Kakak ada disini?" sapa Risty.
Erlangga tersenyum bahagia bisa bertemu Risty lagi tanpa sengaja.
"Bagaimana kabarmu non?" tanya Erlangga.
"Alhamdulillah baik kak, kakak juga baik kan?"
Erlangga mengangguk tersenyum.
Mereka berbincang kesana kemari cukup lama di cafe, sampai mereka jenuh dengan suasana cafe yang semakin lama semakin ramai. Mereka berdua sama-sama menyukai tempat yang tenang saat mereka berbicara.
Erlangga mengajak Risty ke apartemennya dan Risty pun menyetujui.
Beberapa menit berlalu, kini Risty dan Erlangga berada di Balkon Apartemen Erlangga, mereka kembali ngobrol dan tertawa bersama. Risty yang konyol sudah tidak sungkan lagi untuk berceloteh dan bertingkah konyol dihadapan Erlangga.
Sedangkan Erlangga yang selama ini cuek dan jarang memperlihatkan ekspresinya terlihat terus tertawa dan sesekali menyelipkan anak rambut Risty yang tertiup angin. Mereka menemukan sebuah kenyamanan yang belum mereka dapatkan sebelumnya.
Sampai pandangan mata mereka bertemu dan..
"Cup!"
Erlangga mencium bibir Risty tiba-tiba.
Awalnya Risty hanya terdiam, tapi lama-lama dia membalas ciuman Erlangga. Dan ciuman mereka berubah menjadi ciuman p*n*s, saling membelit l*dah dan merasakan bibir manis mereka masing-masing.
Dan tanpa mereka sadari mereka sudah berada diatas sofa yang ada di apartemen Erlangga. Tanpa menghentikan aktivitas mereka, Erlangga mulai membuka kancing baju Risty.
Satu kancing, dua kancing, Risty masih terbuai. Saat kancing ketiga akan dibuka, Risty menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan, hubungan mereka salah. Logikanya memenangkan nafsunya yang sedang bergelora.
"Kak!"
Risty melepaskan c*uman mereka dan mencengkeram tangan Erlangga yang akan membuka kancingnya yang ketiga.
Erlangga menatap mata Risty dengan penuh cinta. Ya, Erlangga tidak bisa memungkiri dia telah jatuh cinta dengan bidadari cantik dihadapannya sampai dia melupakan statusnya sebagai tunangan dari seseorang.
"Kenapa non?" Erlangga menatapnya dengan serius.
"Ini tidak benar kak! Hubungan kita salah! Kakak sudah bertunangan dan lupakan saja aku!"
Erlangga mengernyitkan dahi, dia bertanya-tanya bagaimana Risty tahu dia sudah bertunangan.
Risty beranjak dari sofa itu dan mengambil tasnya kemudian mengeluarkan cincin milik Erlangga yang dia temukan tempo hari.
Dia menarik tangan Erlangga dan meletakan cincin itu di telapak tangan Erlangga.
"Lupakan kejadian ini! Aku takut kita terlalu jauh," Risty menahan tangisnya.
btw thanks thor udah up 2 uluh" sarangheo thor semngaaat trus thor up satu" ngak papa thor asal jngan lama" thor